V

4K 505 11
                                    

Lisa menarik jaketnya, menutup rapat tubuhnya yang setengah menggigil.

Di pinggir sungai Han, ditengah musim dingin. Ditemani secangkir kopi Lisa memeluk lututnya mencari ketenangan yang sudah lama sekali hilang daripadanya.

"Ternyata benar kau disini."

Lisa menengok kebelakang dan disana Suho telah berdiri dan tersenyum padanya.

"Carly memberi tahu mu ?"

Suho tidak menjawabnya namun ia bergegas duduk disamping Lisa merapat pada gadis itu.

"Ternyata kau tidak sesempurna seperti apa yang ku pikirkan."

Lisa melirik ke arah Suho, mencari tahu maksud perkataan pria itu.

"Cukup bodoh untuk duduk di sini pada musim dingin."

Lisa tersenyum. Akhir-akhir ini hubungannya dengan Suho jadi lebih dekat. Mereka lebih sering mengobrol dan bertukar kabar.

"Kau mulai berani mengataiku bodoh ?"

Suho terkekeh mendengarnya. Ia mencubit gemas pipi Lisa membuat gadis itu mengaduh.

"Tapi kalau boleh aku tahu, kenapa seorang model cantik berada di tepi sungai Han dihari sedingin ini ?"

Suho menatap Lisa serius, ia ingin gadis itu bisa menceritakan masalahnya agar lebih lega dan barangkali Suho dapat membantu nya.

Lisa menggeleng. "Masalah ku diluar batas mu. Hanya aku yang dapat menyelesaikannya"

"Kau tau Lis, semua orang memang harus menyelesaikan masalahnya sendiri namun biasanya ia butuh saran dari teman."

Suho mengedipkan matanya pada Lisa.

"Aku tidak tahu harus memulainya dari mana, karena banyak sekali hal yang berputar di kepala ku"

"Kalau begitu kau bisa mulai dengan yang paling sederhana"

Lisa terkekeh melihat betapa antusiasnya Suho saat ini. Benar-benar seorang teman yang baik.

Terkadang Lisa merasa bersalah karena tidak dapat menyukai Suho seperti Suho menyukainya. Namun kalau dipikir lagi, untuk apa jika pada akhirnya ia menikah dengan pria pilihan Ibunya.

Lisa duduk merapat pada Suho dan memeluk lengannya. Ia menyenderkan kepalanya di bahu Suho.

"Maaf karena aku belum dapat berbagi cerita padamu sekarang. Tapi terima kasih telah menemani ku hari ini"

"Kau bisa mengandalkan ku Lalisa, i promise"

Suho meletakan tangannya di atas jari-jari Lisa, mengantarkan hangat pada gadis itu.


☁️☁️



Tok tok tok

Tok tok tok

Tok tok tok

"Carly ?"

Tok tok tok.

"Jangan bercanda Carl !"

"Carly baru saja pulang, ini aku"

Suara bariton terdengar dari balik pintu. Itu bukan suara Suho namun terasa familiar.

"Suho ?"

"Jadi kau mengharapkan Suho yang datang ?"

Lisa tidak menjawab namun sepertinya dia sudah bisa menebak pria dibalik pintu.

"Hei Cepat buka ! Nanti akan kubantu menghubungi Suho agar segera menemui mu."

Lisa membuka pintu kamarnya. Benar saja, Sehun berdiri disana berkacak pinggang.

"Dari mana kau tahu rumah ku ?"

"Ibu mu."

"Lalu tujuan mu kesini apa ?"

"Melihat mu"

Lisa memutar bola matanya. Pasti ada sesuatu yang salah pada otak Sehun.

"Kata kan saja kau perlu apa. By the way terima kasih untuk ucapan mu kemarin. Walaupun membuat Ibu ku murka, tapi aku senang dia putus asa."

"Putus asa ?"

Lisa mengangguk sambil menuntun Sehun ke ruang tamu.

"Well, karena kau juga menolak perjodohan ini"

"Apa Ibu mu melakukan sesuatu setelah itu ?"

"Hanya mengomel seperti biasa"

"Lalu dari mana kau dapat goresan di rahang mu ?"

"Dari kuku Ibu ku mungkin. Kau tahu terkadang seseorang tidak cukup puas hanya mengoceh, terkadang tangan atau mungkin kaki juga ikut."

Lisa bicara seperti itu adalah hal yang biasa.

"Jangan menatap ku begitu, kau membuat ku merasa menyedihkan."

"Kau memang menyedihkan."

Lisa mendengus mendengarnya. Ternyata pria ini sadis juga saat bicara.

"Lalu jika aku menggagalkan pernikahan ini, apa yang akan kau lakukan"

Lisa berfikir sejenak.

"Mungkin aku akan mengajak teman mu lari dari rumah"

"Teman ? Suho ?"

Lisa mengangguk.

"Kenapa ?"

"Karena selain Carly aku hanya punya Suho. Walaupun kami baru saja dekat, dia cukup baik dan dia suka pada ku"

Lisa terkekeh dengan garauannya sendiri. Tentu saja itu hanya omong kosong. Kalaupun ia lari, untuk apa repot-repot membeberkan rencananya.

"Kalau begitu mari lakukan bersama ku."

"Apa ?"

"Lari dari rumah."

Lisa mengernyit menatap Sehun.

"Kau bercanda ? Aku tidak mau."

"Kenapa ?"

"Kenapa ? Karena kau tidak cukup baik menurut ku dan bagaimana kita bisa hidup bersama, jika kita tidak saling tertarik. Paling tidak peduli satu sama lain"

Lisa bicara apa adanya. Kenyataannya mereka tidak cukup dekat untuk melakukan hal gila itu. Lagipula, untuk apa harus lari jika itu bersama Sehun. Dasar pria bodoh, batin Lisa.

"By the way, something happen with your head Mr. Sehun ? "

"Hemm ?. Aku memang tipe pria yang peduli pada dasarnya, tapi terlalu peduli memang merepotkan. Dan kau harus mulai belajar sifat calon suami mu."

Lisa mengernyit, sepertinya ada yang salah dengan telinganya.

"Apa ? Kau benar-benar mengatakan calon suami ? Bukan kah kau sekarang ada dipihak ku"

"Aku di pihak mu kok, ku pastikan aku akan selalu mendukung mu"

Lisa bernafas lega mendengar perkataan Sehun.

"Bukan kah memang sudah sewajarnya pasangan mendukung satu sama lain"

Sehun tersenyum meledek, sebelum Lisa melemparnya dengan bantal.

"Cepat ganti baju, calon suami mu  lapar."

Baru saja Lisa mau protes namun Sehun sudah menarik tangannya untuk bangkit dari duduk.




~~tbc



Voted if you like it, comment if you like it more 😁🖤

Clouds MerriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang