II

5.5K 584 4
                                    

Suara irama musik, gelak tawa dan asap rokok seakan berputar mengelilingi dan mendekap Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara irama musik, gelak tawa dan asap rokok seakan berputar mengelilingi dan mendekap Lisa.

Ia memandang sayu ke arah gelasnya yang telah terisi penuh lagi dengan whiskey. Wajahnya merah pertanda gadis itu sudah cukup mabuk.

"Lisa, sebaiknya kau pulang. Ini sudah larut dan kau mabuk"

Seorang pria disampingnya memandang Lisa khawatir.

Dia adalah Suho, pria yang selama ini cukup intens mendekati Lisa. Dibanding pria lain, Suho cukup baik dan bukan dari kelompok paman hidung belang.

Lisa menggeleng. Ia lebih baik berada disini, mendengar hingar bingar yang memekakkan telinga. Dari pada harus diam dikamar dan mengingat perselisihan dengan Ibunya.

Perjodohan ? Kau menjual ku ! Lisa menjerit dalam hati tatkala mengingat sebuah pesan yang ia terima sehari setelah pertemuan mereka di restoran.

From: xxxxx
Message: Bayar hutang Ibu mu segera atau kuhabisi dia !!

Lisa hanya membaca pesan itu, entah berapa banyak hutang Ibunya ia sudah tidak ingin tahu.

"Kau ada masalah ?" Tanya Suho.

Lisa menggeleng, ia tidak ingin bicara dengan siapapun. Dalam hatinya ia bahkan sempat berdoa agar ia bisa mati karena mabuk ditempat ini.

"Tidak biasanya kau minum sampai teler begini"

"Kau tahu apa tentang aku ?"

Suho diam, Lisa benar mereka memang tidak cukup dekat.

Suho sudah lama mengagumi Lisa sejak gadis itu menjadi ambasador salah satu produk perusahaannya. Mungkin itu 3 tahun yang lalu, namun ia ingat betul bahwa saat itu Lisa adalah gadis yang cukup riang.

Suho menyukai cara Lisa memperlakukan lawan bicaranya. Gadis itu akan menatap matanya dan mendengarkan seksama, ia akan tertawa lepas dan berkomentar spontan seperti kawan lama sekalipun ia baru mengenal orang tersebut.

Suho meneguk habis whiskey di gelasnya.  "Aku memang tidak tahu apapun tentang mu, tapi aku selalu berharap setidaknya kita bisa menjadi teman yang baik,,"

Lisa mendengar ucahan Suho membuatnya sadar betapa buruk sikapnya selama ini.

Lisa yakin kalau ia cukup sering mengabaikan pria itu. Baik telfon ataupun chat, Lisa cendrung mengabaikannya. Lisa beralasan karena Suho menghubunginya untuk hal-hal yang kurang penting seperti menanyakan kabar Lisa.

"Maaf ya,," Ucap Lisa pelan.

Suho tersenyum tipis mendengar ucapan Lisa.

"Jadi mulai sekarang kita bisa menjadi teman dekat?"

☁️☁️


"Hei Lis, bangun !!"

Clouds MerriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang