❍PROLOG

530 33 10
                                    

Enjoy is reading!♡

•────────•✦•─────────•

Gubrak!

"Anjir!sakit badan gue dasar ranjang sialan!" umpat Reina.

  Kebiasaan dari kecil,Reina kalau tidur pasti suka aja gak diem atau disebut motah dalam bahasa Sunda.Reina Caroline Gumelar nama lengkapnya bersekolah di SMA 109 Angkasa,nama Gumelar berasal dari ayahnya yang sudah turun temurun keluarga Gumelar.Bahasanya lumayan kasar,karena katanya kalau tidak kasar berarti cupu,

"Nak,bentar lagi sekolah," teriak Lina diruangan dapur.

"Ya bun," jawab Reina agak teriak supaya terdengar.

Koplak!gue belum siap siap lagi si dodol si dodol! batinnya.

  Reina bulak balik mencari buku pelajaran fisika,yang ternyata dipinjam pacarnya.Reina sudah naik kemobil ayahnya dan membawa dua lapis roti untuk ia makan dimobil,katanya engak bakal keburu kalau sarapan dirumah selalu saja begitu ucapan Reina.Felix Gumelar adiknya yang bedanya hanya satu tahun darinya yang sekarang yang akan menjalani tradisi yang selalu dilakukan untuk penerimaan siswa baru saat SMA,untungnya saja Reina tidak OSIS jika ikutan mungkin adiknya itu akan mati ditangannya karena disiksa olehnya.Reina sibuk mengunyah sarapannya sedangkan Felix sibuk untuk memeriksa kembali bawaanya untuk MOS bayangkan saja betapa lelahnya Felix mengitung beras 2019!! ia disuruh oleh kaka tingkatnya membawa beras 2019 biji,kejam?memang.

"Ina bantuin gue dong itung beras," mohon Felix.

"Engak!gue lagi sarapan,itung aja ampe mata lo copot!" jawab acuh Reina yang melanjutkan lagi sarapannya.

"Kaka jangan gitu dong,bantuin adiknya kalau lagi kesusahan." sela ayah.

Ya,selalu begitu selalu begitu,susahnya menjadi kaka pertama didalam keluarga kenapa?karena selalu disalahkan,tidak dimanja,dan selalu yang paling menderita.Felix memasang wajah kasihan untuk lebih dikasihani dan untuk dibela oleh ayah.

"Kaka,cepetan.." sela sekali lagi ayah yang melihat sekilas kearah Reina "satu.."

"Ia ia.." jawab Reina pasrah,kalau sudah dihitung wah udah paling males kek ditangkap SATPOL PP.

Reina hanya mendekat pura pura mengitung,mulutnya berkomat kamit seperti berhitung padahal..

"Yaela,ini mah udah pas Lix," ucap Reina mendelik dan ingin meraih kotak sarapannya.

"Tau dari?" tanya Felix.

"Kan tadi kaka itung Felix.." ucap Reina melembut,diluar keluarganya bahasanya sopan dan lembut tetapi jika tidak ada keluarganya wah udah,dunia ini hancur.

"Okeh,makasih kak..mwahh," Felix hampir mencium pipi Reina tapi sudah di halangin oleh tutup bekalnya Reina "ih kenapa dihalangin si?" gemas Felix.

"Zinah mulut," jawab santai Reina yang masih mengunyah.

"Kan kita adik kaka," lanjut Felix.

"Tetep aja," jawab Reina,pipi gue hanya buat Reihan seorang batin Reina.

"Udah udah," suara tegas dan keras itu hampir menyerupai bentakkan.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang