❍7.

54 18 1
                                    

Reihan menunduk lesu,dari tadi Luna dan Lina sibuk membicarakan,dirinya dan Viola.

Viola masih dengan senyum yang lebar,mampu membuat mamanya dan bunda Reina terkagum kagum.

Sedangkan Reina masih dipinggir Viola yang dari tadi terus tersenyum sinis kearahnya,ia sedari tadi bermain bottle flip 3D sedari tadi,sampai sampai saking lamanya bermain permainan itu,ia sudah mencapai level 205!

"Viola benar benar manis sekali.." puji Luna yang melihat Viola sedari tadi.

"Makasih tante..." jawab Viola melembut,tidak seperti biasanya.

"Lama lama kita jodohin juga si—"

"Bun,Ina minjem kunci mobil sebentar," ucap Reina menahan emosi yang sedari tadi mendidih.

"Mau kemana nak?" tanya Lina yang langsung melirik Reina.

"Jalan." tidak seperti biasanya Reina mengucapkan hal hal singkat seperti ini.

"Nih.." Luna memberikan Reina kunci mobil lalu ia sambar dengan tidak sabaran,langsung keluar tanpa pamit.

Bruk!

Suara pintu depan ditutup kasar.

Streess~

Reina menstater mobil Luna dan langsung menancap gas pergi dari rumah itu.

Reihan yang merasa kembali kedunia sadarnya langsung berdiri,mukanya panik.

"Kenapa mama kasihin?"

"Memang kenapa?" tanya Luna.

"REINA ENGAK BISA NGENDARAIN MOBIL!" teriak Reihan keras.







"Hiks...hiks...hiks.." tangis Reina pecah,ia berhenti dipinggiran Asia Afrika di Bandung dengan mobil yang cacat-cacat tergores.

"Gue pacarnya!!" pekik Reina didalam mobil,ia tidak tahu harus berbuat apa.. hatinya hancur sekarang..

Reina mengusap bercak bercak bening yang mengalir deras dari pelupuk matanya.

Sialnya itu..air matanya tidak bisa berhenti!

Sial!

Sedangkan dilain waktu,Reihan berusaha menembus hujan,ia menggunakan motor.

Ia terus memerhatikan plat nomor mobil dipinggir jalan,sial ia tidak menemukan nomor polisi milik mobil Luna!

Reihan menggigit bibir bawahnya,ia gentir ia sedang ketakutan lalu ia membuang nafas dan berusaha mengingat.

"Kenapa disini?pake nangis lagi!" bentak Reihan saat dia berstatus masih sahabat Reina.

"Gue lagi sedih hiks hiks.." Reina terus menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Kenapa coba dipinggir Asi Afrika?disini banyak jambret lho.." ucap Reihan.

"Engak peduli!ini tempat setiap gue lagi sedih Han.." ucap Reina yang menghapus bercak bening yang keluar terus dari pelupuk matanya.

"Ia gue tau..tapi ini lagi hujan Rei,ayo pulang..nanti gue beliin buku novel deh.." ucap Reihan membujuk.

"Bener yah?" tanya Reina memastikan.

Reihan mengganguk semangat,lalu ia membantu Reina berdiri dan menyerahkan jaketnya kepada Reina.

"Asia Afrika?" tanya Reihan yang memberhentikan motornya dibahu jalan, "ia Asia Afrika!!" ucap Reihan langsung menancap gas motornya.

Dengan nafas yang memburu,jantung yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya Reihan terus menancap gas tanpa mengerem.








Brug!

Pintu mobil ditutup kasar,hujan masih mengguyur kota Bandung dengan deras seperti tahu jika Reina sedang bersedih.

Reina mulai melangkah membiarkan tubuhnya diguyur hujan,dirinya tidak peduli!

Ia menuju lapangan alun alun Bandung,Reina mencopot sepatunya ia langsung melangkah tanpa alas kaki diatas rumput buatan ia masih dialiri air mata meskipun tidak terisak lagi tapi sesegukan!

Ia duduk ditengah tengah karpet rumput rumputan ia memeluk kakinya dan menenggelamkan wajahnya di lutut ia melanjutkan nangisnya menumpahkan semuanya kepada bumi,langit dan Tuhan.

Reihan memberhentikan motornya melihat mobil Luna terparkir dipinggir jalan dengan keadaan penuh gores goresan seperti bekas...

Tabrakan!

Reihan yang melihat itu langsung melempar motornya kesembarangan arah dan melepaskan helmnya dan segera mengintip jendela mobil.

"Rei!!Rei!!" suara Reihan hampir mengalahkan suara hujan yang keras ia mengetuk ngetuk keras jendela mobil.

Kemana Reina? batin Reihan.

"Dilapangkan kah?" gumam Reihan pada diri sendiri dan langsung berlari membiarkan tubuhnya tambah basah kuyup.








Grep!

Reihan memeluk Reina dari belakang,ia menangis dipelukan Reina.

Reina masih tidak mau membalikkan badannya,membiarkan Reihan memeluknya dari belakang,hatinya masih sakit.

"Rei.." ucap Reihan yang berniat mengalahkan suara rintikan hujan.

Reina tidak menjawab,ia masih nangis sesegukan dan masih memeluk lututnya.

Reihan melepaskan pelukannya dan maju lalu berusaha melepaskan pelukan Reina pada lututnya dan terlepas.

Sekarang terlihat lah betapa kacaunya Reina,kantung matanya hitam dan membengkak,bibirnya pucat,dan matanya memerah.

Reihan segera memeluk Reina,Reina masih sesegukan dan tidak membalas pelukan Reihan.

Reihan melepaskannya dan tanpa seizin Reina ia membopong tubuh Reina yang lemas.

Reina tidak berbicara membiarkan Reihan membawa tubuhnya yang sudah basah kuyup,hatinya masih sakit.







Romantis sekali anda berdua..

Lanjut?

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang