Knop pintu kamar itu berputar, tak lama pintu kayu itu terdorong sedikit. Seoyoon menyembulkan kepalanya kedalam kamar sang putera untuk memastikan. Redup, itulah keadaan kamar Sehun saat ini.
Lampu kamar sengaja dimatikan tapi, tidak dengan lampu meja belajar yang masih menyala. Seoyoon memutuskan untuk masuk dan mendapati puteranya itu tengah duduk sambil menyembunyikan wajah dibalik lipatan tangannya. Kakinya lantas melangkah menjangkau meja belajar. Sedikit memiringkan kepalanya hingga akhirnya Ia dapat memastikan bahwa puteranya sudah terlelapㅡdengan beberapa buku pelajaran yang masih terbuka. Hal ini sudah sering sekali Seoyoon dapati. Puteranya itu belajar hingga merasa ngantuk dan ketiduran kemudian. Senyum dari wajah cantiknya terlihat meski samar. Tangan kurusnya itu tergerak untuk mengelus rambut tebal Sehun penuh sayang.
"Sehun, bangun! Ayo pindah, jangan tidur disini nanti badannya sakit semua..." bisiknya sambil menepuk-nepuk punggung Sehun perlahan.
Terlihat Sehun menggerakkan hidung dan bibirnya lucu ketika baru saja dibangunkan. Namun, bocah itu tetap menikmati tidurnya.
"Sayang, ayo bangun!" panggil Seoyoon sekali lagi. Masih terus menepuk punggung puteranya itu.
Tak lama Sehun bereaksi. Pertama, anak itu mengangkat kepalanya dan mengerjapkan matanya. Kedua, disusul mengucek matanya yang terasa berat untuk dibuka itu. Dan terakhir, menguap dan mulai anjak dari tempat duduknya.
Perlahan Seoyoon menuntun Sehun berjalan menuju tempat tidurnya yang bersprei salah satu karakter tokoh superhero animasi itu. Dengan mata setengah tertutup akhirnya Sehun bisa melanjutkan tidurnya lagi setelah berbaring dengan Seoyoon memasangkan selimut hingga menutupi sebagian tubuhnya. Matanya kembali terpejam sehingga wajah damai nan polos itu terlihat lagi.
Sebelum beranjak, Seoyoon menyempatkan diri untuk mengelus rambut Sehun, memberikan kecupan sayang tepat di puncak kepala anak itu. Tangan yang tadinya masih menyentuh rambut Sehun itu kini perlahan turun hingga sampai di wajah anak itu. Seoyoon tersenyum dengan tangan terus membelai pipi itu.
"Selamat tidur dan mimpi indah..."
Kalimat pengantar tidur itu menjadi akhirnya. Seoyoon bangkit menuju meja belajar Sehun untuk mengemasi buku-buku yang masih terbuka. Menatanya lalu meletakkannya disamping tas anak itu. Tak lama, wanita itu menarik knop pintu lantas keluar dari kamar.
***
Sekarang sudah tepat pukul 12. Tengah malam ini Seoyoon rasanya belum juga mendapatkan rasa kantuknya. Ia memutuskan untuk membuat teh hangat lalu membawanya ke ruang tengah. Sunyi sekali, hanya suara detak jam yang menemaninya. Kedua matanya tak sengaja menyorot kearah tatanan beberapa buku yang terletak di rak tepat didepannya agak jauh. Ia bangkit dari sofa lalu berjalan untuk mengambil benda itu. Tangannya terangkat untuk mengelus benda tersebut sejenak setelah berhasil mengeluarkannya dari rak buku. Sebuah album foto.
Perlahan Ia mulai membuka bagian sampulnya. Senyumnya terbit manakala sebuah foto memperlihatkan gambar bayi yang baru bisa tengkurap. Sehun kecil begitu lucu dengan pipi tembamnya. Tangan kanannya terus membuka lembar demi lembar album foto itu. Ingatannya seolah terlempar mana kala ketika itu Ia terpaksa harus meninggalkan Sehun untuk pergi bekerja, sementara bayi itu berada dalam asuhan Ibunya.
***
Tangisan bayi itu seolah enggan untuk berhenti. Dalam gendongan sang nenek, bayi berumur 9 bulan itu masih terus rewel. Sudah berkali-kali sang nenek menunjukkan sesuatu yang menarik tapi, sepertinya bayi itu tetap ingin mengeluarkan tangisannya.
YOU ARE READING
𝘽𝙚𝙘𝙖𝙪𝙨𝙚 𝙄'𝙢 𝘿𝙞𝙛𝙛𝙚𝙧𝙚𝙣𝙩
FanfictionNamanya Oh Sehun. Dia berbeda. Dia istimewa. Dia hanya bocah kecil yang terjebak didalam tubuh orang dewasa. Official Soundtrack -- Touch You • Dana (The Grace) 🍬ainiierv