Because I'm Different - 06

548 104 12
                                    

Sinar matahari perlahan memaksa memasuki kamar melalui ventilasi. Pagi ini rasanya hangat mengingat ini menginjak pertengahan musim semi. Tapi, sedikitpun seseorang yang kini tengah meringkuk dibawah selimut tidak merasakan kehangatan yang sama pula. Badannya menggigil, tidurnya nampak tidak tenang dengan kelopak mata yang sedikit-sedikit bergetar bahkan bulir-bulir peluh mulai memenuhi area keningnya.

"Sehun, ayo bangun!"

Pintu kamar itu terbuka diiringi dengan suara Seoyoon. Keadaan kamar Sehun sekarang lebih mirip dengan markas dracula. Gelap.

"Yaa, Sehun! Ah, ayo bangun! Ini sudah pagi!" panggil Seoyoon sekali lagi yang kini sudah disibukkan menyibak tirai kecil yang terpasang pada jendela kaca kamar Sehun.

Setelah sinar matahari dapat leluasa masuk dan menerangi kamar itu, baru Seoyoon melihat ada yang tidak beres dengan anaknya itu. Ia bergegas mendekat pada Sehun yang masih terpejam itu.

"Sehuㅡ astaga, tubuhmu panas sekali!" seru Seoyoon setelah meletakkan tangannya pada kening Sehun.

Sedangkan Sehun masih tetap menggumam tidak jelas dalam tidurnya. Semakin menenggelamkan badannya yang besar itu kedalam selimut.

Tentu saja Seoyoon panik. Ia bergegas ke dapur untuk mengambil air yang akan Ia gunakan untuk mengompres Sehun. Ini pasti gara-gara anak itu yang kemarin hujan-hujanan bermain bola dilapangan.

"Ibu dingin," keluh Sehun tetap pada posisinya ketika Seoyoon telah tiba dengan seember kecil air hangat dengan handuk kecil.

Tanpa merespon ucapan Sehun, Seoyoon menaikkan selimut Sehun setelah meminta Sehun membenarkan posisi tidur yang tadinya meringkuk menjadi terlentang. Tangannya terulur menyeka titik-titik kecil keringat yang mulai muncul dipermukaan kening Sehun. Wajahnya sedikit sendu menatap kulit Sehun yang berubah jadi lebih pucat.

Sehun terus menggumam lirih. Merasakan tubuhnya yang merasakan linu-linu. Belum lagi kepalanya terasa berat. Matanya juga terasa panas.

"Lihat, ini akibat perbuatanmu kemarin!" omel Seoyoon yang cenderung seperti hanya berbisik. Sehun memang pandai membuatnya jengkel dengan kenakalannya tapi, selalu mampu membuatnya merasa tidak tega seperti ini.

"Ibu..."

"Sudah, istirahatlah kembali. Akan Ibu buatkan sesuatu!" ujar Seoyoon kemudian berlalu dari kamar Sehun setelah mengecup puncak kepala anak itu.

***

Junmyeon menghela nafasnya. Lawan bicaranya diujung sana terus meracau tak mau berhenti. Saat ini sudah memasuki jam makan siang, itu artinya Ia akan beristirahat sebentar mengingat klinik miliknya tidak begitu ramai hari ini, hanya ada sekitar 3 orang yang datang untuk sejak tadi baru buka hingga jam makan siang tiba.

"Ayolah, bantu aku!"

"Hmm, katakan apa maumu!"

"Yess! Kalau begitu datanglah ke restoran dekat perpustakaan kota! Nanti biar kutraktir makan siang!"

𝘽𝙚𝙘𝙖𝙪𝙨𝙚 𝙄'𝙢 𝘿𝙞𝙛𝙛𝙚𝙧𝙚𝙣𝙩Where stories live. Discover now