Because I'm Different - 10

494 88 10
                                    

Seoyoon memasukkan sesendok kue kedalam mulut Sehun. Setelah acara tiup lilin mereka saling menyuapi kuenya. Sehun tampak antusias, Ia tidak pernah menyangka bahwa kue yang Ia beli bisa seenak ini. Seoyoon sampai terkekeh sendiri melihat bibir Sehun yang penuh dengan cream.

"Oh ya, apa kue ini kau beli dengan uang yang ada di celenganmu, sayang?" tanya Seoyoon mulai membuka konversasi.

Dengan tegas Sehun menggeleng. Bocah itu sama sekali tidak menyentuh celengan ayamnya sama sekali.

"Lalu?"

Dan kemudian Sehun mulai menceritakan kronologi ketika dirinya bertemu dengan seorang nenek-nenek yang menjatuhkan amplop di halte. Sehun berniat tulus menolong tapi, nenek itu memaksa Sehun agar menerima sejumlah uang sebagai imbalannya.
"Akuㅡ aku sudah menolak, Bu tapi, nenek itu terus memaksaku," jelasnya dengan bibir mengerucut lancip. Siapapun yang melihatnya pasti tidak akan tahan, begitu juga dengan Seoyoon. Apalagi di sudut bibirnya masih ada sisa cream berwarna putih.

Tangan Seoyoon terulur membersihkan sudut bibir Sehun menggunakan jari tangannya. "Oh ya?"

"Benar, Bu. Jangan marah padaku..."

Tawa kecil Seoyoon lolos begitu saja. "Mengapa Ibu harus marah? Anak Ibu adalah anak baik, jadi Ibu tidak akan marah..."

"Benar?"

"Kemarilah!"

Sehun mengikis jarak antara dirinya dengan sang Ibu. Kini pelukan hangat Ibunya telah menahannya.
"Ibu?"

"Ya?"

"Mengapa pelukan Ibu hangat sekali?"

Kembali Seoyoon tertawa kecil. "Semua Ibu memiliki pelukan hangat untuk anak-anaknya..."

"Ah aku tidak akan membutuhkan selimut tebal sepanjang musim dingin, aku 'kan punya Ibu..."

Mendengar sederet kalimat yang Sehun lontarkan membuat Seoyoon merenggangkan pelukannya untuk melihat langsung pada wajah Sehun, "Yaa apa kau sedang menggoda Ibu?"

"Hehehe..."

"Dasar ya!" sahut Seoyoon kembali mengeratkan pelukannya.

Dan Sehun sangat menikmati pelukan itu. Pelukan hangat yang tidak akan pernah Ia dapatkan dimanapun kecuali pada Ibunya.

***

Sekumpulan bunga-bunga disana menyedot perhatian Junmyeon yang kala itu tengah memberhentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah. Sebuah florist kecil yang letaknya persis di persimpangan jalan menarik atensinya. Entah mendapat dorongan dari mana, Ia menjalankan mobilnya ketika lampu sudah berwarna menjadi hijau, memberhentikan mobilnya dipinggir jalan masih didekat toko itu.

Bunga-bunga dihadapannya nampak begitu cantik dengan warnanya masing-masing. Sudut bibirnya tertarik memandangi bunga-bunga itu.

Joohyun suka bunga mawar, batinnya.

Pria itu mendesis pelan sambil terpejam. Sampai kapanpun Ia tidak akan pernah melakukan itu. Hembusan nafas kasarnya menjadi akhir kegiatannya memandangi bunga-bunga disana.

"Dokter Kim..."

Panggilan seseorang seperti membawa efek yang begitu besar terhadap dirinya. Junmyeon berjingkat menoleh kearah seseorang yang berada disisi kirinya.

"Ah maaf, apa saya mengejutkanmu Dokter?"

Junmyeon menyunggingkan senyumannya manakala mengetahui bahwa yang tengah mengajaknya bicara kini adalah Ibu dari Sehun. Wanita itu tampak membawa beberapa kantong plastik.
"Tidak apa-apa, hanya sedikit terkejut hehe..."

𝘽𝙚𝙘𝙖𝙪𝙨𝙚 𝙄'𝙢 𝘿𝙞𝙛𝙛𝙚𝙧𝙚𝙣𝙩Where stories live. Discover now