Because I'm Different - 09

481 95 19
                                    

Bel istirahat berbunyi cukup nyaring. Semua anak-anak berhamburan keluar kelas setelah guru yang mengajar meninggalkan kelas. Saat ini didalam hanya menyisakan Sehun dan keempat temannya.

Taesang, bocah berambut hitam keriting mirip seperti karakter Gu Junpyo di serial drama Boys Before Flower.

Haesung, bocah bergigi kelinci.

Jino, bocah yang memiliki hidung sama seperti Sehun, yang tertampan kedua setelah Sehun.

Dan Gongchan, bocah berlesung pipit bermata sipit.

"Ayo ke kantin!" ajak Haesung berjalan kearah bangku Sehun dibelakang.

"Kau kenapa? Daritadi kuperhatikan diam saja!" kata Jino pada Sehun. Bangkunya berseberangan dengan bangku Sehun.

"Hah?" sahut Gongchan kemudian melihat kearah Sehun.

"Sehun-ah, kau sakit?" tanya Taesang.

Melihat teman-teman disekitarnya tengah khawatir, lantas Sehun menggelengkan kepalanya cepat-cepat. Sepertinya Ia sudah membuat teman-temannya itu salah paham.
"Tidak, aku tidak sakit!"

"Lalu?" sahut Jino.

Sesaat kemudian Sehun kembali berpikir, "Ibu..."

"Hah? Ibumu kenapa?" tanya Gongchan mendekat pada Sehun.

"Ibuku sebentar lagi akan berulang tahun tapi, aku tidak tahu akan memberinya kado apa! Apa kalian punya saran?" tanya Sehun mengutarakan segala kesulitannya mengenai hari ulang tahun Ibunya.

"Ah ya ampun, jadi begitu!" sahut Taesang.

"Berikan Ibumu bunga, pasti dia akan menyukainya!" saran Haesung.

"Bunga?" respon Sehun mengerjapkan matanya lugu.

"Ah kue!"

"Ehm berikan dia pakaian!"

"Atau perhiasan? Kulihat Ayahku selalu memberikan itu ketika Ibuku ulang tahun!" ujar Jino.

Sehun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bunga? Kue? Pakaian? Perhiasan? Untuk membeli itu semua tentu saja cukup menguras dompet. Sehun tidak yakin uang yang ada di celengan ayamnya sebanyak itu.

"Beli salah satunya saja! Kita anak kecil mana mungkin memiliki uang sebanyak itu!" saran Jino seolah mengerti isi hati Sehun.

Sehun mengangguk. Ia sudah memutuskan untuk membelikan sesuatu untuk kado ulang tahun Ibunya beberapa hari lagi.

Tidak seperti biasanya, mereka berlima langsung bergegas pulang tanpa merencanakan permainan seperti biasanya. Sehun mengayunkan kakinya seorang diri lantaran tadi dirinya tidak langsung keluar dari sekolah terlebih dahulu melainkan berlari ke toilet karena ingin pipis.

Saat melewati halte, nampak bus yang tengah terhenti untuk mengangkut juga menurunkan penumpang. Cukup dapat membuat orang-orang desak-desakan. Tak sengaja Sehun melihat seorang nenek menjatuhkan amplop berwarna cokelat dari tas yang resletingnya terbuka. Nenek itu tidak sadar bahwa dirinya menjatuhkan sesuatu dan melanjutkan perjalanan setelah turun dari bus. Sehun mendatangi amplop yang tergeletak di pinggir jalan itu. Isinya tebal sekali, sepertinya ada banyak lembar kertas didalamnya.

"Nenek!!" teriak Sehun.

Nenek itu yang pendengarannya kurang, terus melanjutkan langkahnya.

Kaki Sehun mengayun lebar mengejar nenek itu. "Nenek!"

Tangan Sehun membuat sang nenek tersentak, buru-buru Ia menoleh, menatap Sehun penuh tanya.

"Maafkan aku, Nek tapi, kau menjatuhkan ini!" tutur Sehun jujur menyodorkan amplop itu pada nenek itu.

𝘽𝙚𝙘𝙖𝙪𝙨𝙚 𝙄'𝙢 𝘿𝙞𝙛𝙛𝙚𝙧𝙚𝙣𝙩Where stories live. Discover now