06

37 13 0
                                    

"Baiklah, bagaimana kalau keinginan ketigaku adalah pergi ke Seoul bersamamu dan berdoa di sebuah kuil terbesar di sana?"

"Kupikir kau ateis." semprotku penuh judgmental.

"Aku Katolik."

"Itu lebih aneh lagi, Kim Myungsoo-ssi. Mana ada katolik yang berdoa di kuil. Kau ingin membuat Tuhanmu marah, eoh?" Aku tak segan-segan menjitak kepalanya kali ini. Dia malah cekikikan tidak jelas.

"Aku ingin berdoa pada Tuhan yang bersinggah di kuil."

"Kupikir Tuhan itu hanya satu, jadi bukankah sama saja di manapun tempatnya?"

"Tapi kenapa harus di Seoul?" tanyaku kemudian.

"Aku pernah tinggal di sana."

"Ada sebuah jembatan indah dekat Han River yang memiliki kenangan sangat membekas untukku."

"Aku suka berangkat ke Seoul hanya untuk melihatnya saat aku sedang terpuruk."

"Entah mengapa... seperti ada yang memelukku saat aku menatap jembatan itu di tengah malam gulita."

Kali ini aku terdiam.


***

Pemandangan kota Seoul indah sekali. Aku, Myungsoo dan Mark melangkah masuk menuju hotel yang sudah kami reservasi via online untuk tiga hari.

“Aku sudah mengontak Taehyung. Katanya, Jungkook ke Seoul untuk menjenguk adiknya Juni, adik bungsunya yang sedang sakit keras. Dan Juni menerima perawatan intensif di sini. Yah, seperti yang kita tahu medis Seoul termasuk salah satu yang terbaik di dunia.” Jabar Mark seraya membaca pesan dari Taehyung.

“Dan tentu saja dia sedang berada di rumah sakit terbesar di area pusat Seoul. Kita tidak perlu susah-susah mencarinya. A lot of thanks to Taehyung.” Mark mengerlingkan satu matanya dengan centil.

Oh come on. Dia harus menghentikan flirting mautnya itu atau aku bakal mencolok matanya pakai garpu.

“Ah ngomong-ngomong, aku akan mengundang kalian semua di groupchat kakaotalk.” tambah Mark.

"Jadikan aku leadernya." Myungsoo langsung memaksa. Kulihat Mark hanya mencibir meski dia tetap menjadikan Myungsoo sebagai leader chat grup yang dibuatnya.

“Kita beres-beres dulu. Lalu kita berangkat ke sana.” kata Myungsoo.

Aku dan Mark mengangguk berbarengan.

His Bucket ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang