07

39 11 0
                                    

"Bagaimana dengan keinginan keempatmu? Kau sudah menulisnya?"

Aku, pembunuhmu di masa depan, lagi-lagi tak bosan menanyakan bucket list yang terbubuh di buku berseratus halaman yang saat ini kau genggam.

Kau tersenyum simpul, lantas memperlihatkannya padaku secara gamblang.

04. Kalau bisa aku ingin mencium bibir Suzy sekali saja

Wajahnya memerah padam. Mungkin dia tak ingin mengatakannya karena malu. Tapi juga tak ingin menangguhkan pertanyaanku.

"Kenapa kau ingin menciumku?"

Dia menurunkan bukunya. Menatapku sejenak. Dalam keheningan itu, dia seperti menyeleksi keseluruhan wajahku. Mata. Hidung. Bibir. Semuanya.

"Karena kau cantik."

Aku mendecak.

"Jadi kau akan mencium semua wanita cantik?"

"Tidak."

"Huh?"

"Saat kau muncul sembilan tahun silam di hadapanku yang sedang menonton acara Musik di TV, aku ingin menciummu sejak saat itu."

"Kau begitu cantik."

"Seperti dewi yang turun dari langit ke tujuh, yang memberikanku roti saat aku sedang kelaparan dan kedinginan."

Sepertinya kerutan di keningku akan bertambah lagi.

***

Kami sudah menelusuri beberapa tempat-tempat ramai. Sia-sia, dia tak berada di sana. Yah, aku baru sadar, Myungsoo si introvert gila, dia tak akan suka berada di keramaian. Lantas di mana aku bisa menemukannya? Di tempat sepi?

"Bagaimana kalau di kuil? Makam?"

Aku ingin tertawa dengan usulan Taehyung.

"Makam? Pfft..."

"Yak!" Taehyung tampak tak terima aku menertawainya. Yah, jelas dia terlalu mengada-ngada untuk seorang pria logis.

"Aku sebenarnya tak bisa menebak isi kepala Myungsoo. Terkadang aura yang dipancarkannya sangat ceria, lalu dalam hitungan detik bisa berubah sangat aneh. Jadi aku benar-benar tak tahu tempat macam apa yang akan pria itu datangi. Tapi makam adalah tempat yang sepi... mungkin dia menyukai tempat itu?" jabar Taehyung.

His Bucket ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang