Felix menjatuhkan diri ke tempat diri, karena tindakan brutal itu tubuhnya memantul ketika bersentuhan dengan matras. Ia membuka mata perlahan, permukaan putih adalah hal yang pertama ia lihat. Ia menarik nafas panjang sebelum mengeluarkannya perlahan.
Felix memutuskan bahwa mandi mungkin akan menjernihkan kepalanya.
Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam air hangat dan mulai menghitung mundur.
5,
4,
3,
"Felix, I still love you. How about you?"
2,
"How about you?"
1.
Felix menarik kepalanya keluar dari air dan menyandarkan kepalanya pada sisi bathub. Ia menghela nafas sebelum berbisik pada ruang kosong yang mengelilinginya, "Yes. So much."
*
*
*Ia menelepon Changbin dan sorenya yang lebih tua sudah muncul di depan pintu apartemennya. He looked worried, more than anything. Felix tiba-tiba merasa sangat beruntung karena memiliki Changbin di sisinya.
Mereka duduk di balkon dengan secangkir kopi di tangan masing-masing. Felix merindukan aroma terbakar biji kopi yang memenuhi hidungnya. Sekarang hanya kehangatan dan warna hitam pekat dari kopi yang bisa ia dapatkan. Tapi, mungkin itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.
"He said he still loves me," kata Felix.
"Sebenarnya, itu tidak mengejutkan," Changbin menanggapi, senyum kecil dari suaranya membuat Felix mau tidak mau ikut tersenyum.
"He wants to start over."
Changbin terdiam mendengar hal itu.
"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan," kata Felix sembari menyesap kopinya. Ia tidak bisa merasakan apapun, tapi kehangatan yang menjalari jarinya terasa menyenangkan.
Mereka terdiam dalam keheningan yang nyaman selama beberapa saat, masing-masing larut dengan dirinya sendiri.
"Bagaimana perasaanmu padanya, Lix?"
Felix menunduk untuk memandang cangkir berisi cairan hitam di tangannya.
"Ketika berbicara tentang Hyunjin, aku merasakan begitu banyak hal," Felix menggerakkan ibu jarinya pada bagian bawah cangkir porselen itu.
"Pertama kali aku dengan jelas menyatakan pada diriku sendiri bahwa aku mencintainya, itu setelah aku menamai semua perasaan yang kumiliki saat bersamanya. Saat bersamanya aku merasa sangat gugup tetapi juga sangat tenang. I felt longing but I also want to run away from the butterfly in my stomach. Aku ingin menggenggam tangannya tapi di satu sisi aku ingin memperhatikannya dari jauh, aku ingin menyembunyikan diriku darinya. Aku ingin mendengarnya bicara tapi di sisi lain suaranya membuatku overwhelming dan aku ingin menutup telingaku dari perasaan yang kudapat saat dia memanggil namaku. And all the while, between those contradicting feeling that would leave me awake until late at night, I want him to be beside me. Bahkan ketika aku tidak melakukan apapun, aku tetap ingin dia ada di sampingku. Aku ingin dia berada di dekatku sehingga aku bisa meraihnya dan melupakan semua kecacatan yang ada diantara kami. Atau mungkin...semua kecacatan yang kumiliki."
KAMU SEDANG MEMBACA
a place where the sun doesn't shine || hyunlix
FanfictionAfter 20 years, Felix finally knows what it feels like to belong to someone. And he let himself fall deep. He lose everything. Can Hyunjin save him? © acientrunes Start : 18/06/19 Finish : 02/09/20