Felix berdiri di depan pintu rumah mungil nyonya Han dengan gelisah, ia membunyikan bel dengan tidak sabar. Tak butuh waktu lama bagi Felix untuk menemukan sorot kepedulian yang sudah lama tidak ia jumpai.
"Lixie," kata nyonya Han dengan senyuman. Wanita itu memeluk Felix dan menyalami Hyunjin yang sedari tadi berdiri disamping Felix.
"Masuklah," wanita paruh baya itu mengundang mereka berdua.
Felix memperhatikan sekeliling rumah nyonya Han, masih sedikit terkejut dengan keputusan mantan pengasuhnya itu untuk berhenti bekerja dan memilih tinggal sendirian di sebuah rumah sederhana.
Nyonya Han kembali dari dapur dengan nampan berisi teh dan cookies kemudian bergabung dengan Felix dan Hyunjin di kursi ruang makan.
"Jadi apa yang bisa kulakukan untukmu, Lixie? Aku mungkin sudah beberapa bulan berhenti tetapi mungkin ada sesuatu yang kuketahui..." kata wanita itu.
"Aku tidak tahu nyonya Han, satu-satunya informasi yang kudapat adalah Junho sudah seminggu pergi dari rumah dan tidak ada yang tahu dimana dia berada, aku ingin menemukannya tapi aku sadar, aku...," Felix menunduk dan memperhatikan cangkir tehnya.
"Aku tidak tahu apapun tentang adikku sediri," lanjutnya dengan suara pelan.
Nyonya Han meraih tangan Felix dan menggenggamnya.
"Tidak apa-apa, Lixie. Hubungan Junho dengan ibunya memburuk setelah ayahnya tiada...setelah kau pergi hari itu mereka bertengkar hebat."
Felix masih bisa mengingat hari itu dengan amat sangat jelas.
"Sejak saat itu dia semakin jarang menghabiskan waktu di rumah. Ketika aku berhenti aku memberikan alamatku pada Junho, dia terkadang datang untuk mengobrol dan bermalam disini. Aku tidak pernah bertanya mengapa dia memilih tidur disini dibanding rumahnya yang nyaman, tapi kurasa itu semua karena ibunya. Junho juga memberitahuku tentangmu, Lixie..."
Felix mendongak untuk mendapati nyonya Han menatapnya dengan ekspersi tidak terbaca.
"Junho memberitahuku tentang kecelakaanmu dan tentang apa yang kau katakan padanya."
Sebuah beban berat dijatuhkan begitu saja di dada Felix.
"Junho bilang dia mengerti. Dia mencoba untuk mengerti. Hal terakhir yang kutahu adalah dia sedang mendaftar universitas. Dia bilang dia masih bingung dan sedang mencari tahu opsi apa yang bisa dia ambil."
Felix mencoba berpikir kemana Junho pergi karena sebelumnya tempat amannya adalah nyonya Han. Jadi mengapa dia pergi ke tempat lain?
"Kau bukan adikku."
Kata-kata Felix menghantui dirinya sendiri. Ia menghancurkan harapan Junho dengan kata-kata yang bahkan tidak ia pikirkan dengan baik.
"Apakah Junho pernah bercerita tentang temannya? Atau pacar, mungkin? Atau orang lain yang mungkin tahu kemana dia pergi?"
Nyonya Han mengerutkan kening, mencoba mengingat siapapun atau apapun. Hyunjin yang duduk di samping Felix benar-benar tidak mengerti situasi yang sedang dihadapi yang Felix. Ada terlalu banyak hal yang tidak ia ketahui dan untuk saat ini ia harus memproses semuanya sendiri.
Beberapa potongan puzzle acak menemukan tempat di antara pertanyaan Hyunjin yang belum terjawab tetapi semuanya belum cukup jelas. Felix terlihat sangat gelisah dan Hyunjin tahu kali ini ia tidak akan meninggalkan Felix sendirian. Tidak lagi.
"Sebenarnya satu-satunya nama yang pernah kudengar dari Junho adalah temanmu, Changbin. Seo Changbin, kurasa?"
Mata Felix melebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
a place where the sun doesn't shine || hyunlix
FanfictionAfter 20 years, Felix finally knows what it feels like to belong to someone. And he let himself fall deep. He lose everything. Can Hyunjin save him? © acientrunes Start : 18/06/19 Finish : 02/09/20