Wake Me

1.5K 348 22
                                    

- Felix -

Ini salah, pikir Felix. Dipojokkan di dinding oleh Hyunjin yang kini sibuk menggigit lehernya adalah salah. Ia dan Hyunjin akan saling menghancurkan lagi seperti saat itu.

Felix akan disambut oleh sorot penuh penyesalan lagi dan  ia akan terluka lagi seperti minggu lalu. Tapi Felix tidak bisa menghentikannya. Ia tidak ingin Hyunjin berhenti.

Orang-orang diluar tidak tahu, dan kalau pun mereka tahu mereka tidak akan peduli. Setiap orang melakukan seks ditempat seperti ini. Dan hal itu membuat Felix merasa aman.

Hyunjin bergerak naik dan mencium bibirnya dan Felix hampir terisak. He missed him so much.

Hyunjin melepaskan ciumannya tetapi wajahnya masih berjarak setengah senti dari wajah Felix.

"JF Industry, huh?" bisik Hyunjin.

Felix membeku.

"Jadi itu yang menjadi masalah diantara kita?"

Felix menatapnya dengan mata bergetar. Ia sudah lama sekali tidak mendengar nama itu.

"Mengapa kau mencoba merahasiakannya? Karena kau tidak ingin aku tahu bahwa keluargamu adalah salah satu keluarga paling kaya di negara ini?" Hyunjin menatap Felix selama beberapa detik dan menarik dirinya ketika dia tidak menerima respon apapun.

"Kau tahu Lixie, bahkan ketika kini aku tahu bagaimana latar belakangmu, responku masih sama seperti apa yang kujanjikan. I don't give a fuck who they are, Lixie. Nor who you really are. Tapi kutebak kau tetap tidak peduli pada apapun pendapatku."

Hyunjin meninggalkan Felix sendirian, lagi. It hurts as much as the last time, a week ago.

Felix melangkah keluar dari kamar mandi dan mencoba mencapai pintu keluar dengan menghindari kerumunan orang, tetapi sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya.

"Ya, where are you going? You're leaving this early?" Changbin bertanya, Felix merasa tidak enak pergi begitu saja dari pesta sahabatnya tapi ia harus segera keluar dari sini.

"I don't feel so good, I'm really sorry! Let's celebrate your new job another day with a lunch, alright?" Felix setengah berteriak karena suara musik yang menggelegar.

Changbin mengangkat bahu dan tersenyum kemudian membiarkan Felix pergi. Ia berjalan keluar dari klub yang disewa Changbin dan melangkah menuju mobilnya.

Felix mengendarai mobilnya hingga mencapai perlintasan kereta api yang tidak dijaga. Tidak ada palang pengaman, hanya sebuah lampu peringatan.

Jika seseorang melewati perlintasan kereta api ini tanpa memperhatikan lampu peringatan, mungkin saja kereta api akan menyambar mereka. They would die, just like that.

Felix tetap bertahan di tengah perlintasan kereta api itu walau lampu pengamannya mengisyaratkan bahwa sudah aman untuk lewat. He stayed quiet for at least five minutes before finally passing the railway.

a place where the sun doesn't shine || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang