"Ngapain lo ke rumah gue? bukannya lo masih ada latihan upacara?"
Seusai berseteru dengan Suho tadi, Irene memutuskan untuk pergi ke rumah Joy. Dia ingin menyelesaikan tugas fisikanya yang dobel dengan bantuan Joy. Mengingat bahwa dia tidak terlalu pintar dalam pelajaran itu.
Irene mengembuskan napas. "Nggak jadi."
"Kenapa nggak jadi?"
"Kak Sehun nggak masuk lagi. Jadi gue males cuma latihan berdua sama Suho. Mending gue ke rumah lo." Jelas Irene.
Joy menggelengkan kepala. "Haduh Irene.. lo kan anak paskib, lo harusnya berpikir jernih kalau latihan upacara itu penting untuk upacara besok senin. untuk menghormati pahlawan kita. Bukan untuk acara pedekatean sama kak Sehun. Kalau gini jadinya lo lebih milih mengabdi pada kak Sehun ketimbang negara kita sendiri. Gimana sih lo.." Nasehat Joy.
Irene berpikir-pikir. "Iya ya... kenapa gue nggak kepikiran sampe situ. Biasanya gue yang bilang kayak gitu ke anak-anak. Kenapa sekarang malah gue yang dibilangin gini." Sesal Irene.
Joy mengangkat bahu. "Mungkin bukan karena gak ada kak Sehun, tapi karena ada Suho. Lo jadi gak bisa mikir."
"Gue emang sebel banget sama Suho. Tadi aja dia maksa minta nomer hp gue, tapi gue malah gak boleh minta nomer hpnya."
"Suho minta nomer hp lo?"
"Iya. Maksudnya apa coba?"
"Ciyeee lo ada yang dimintai nomer. Berarti Suho pengen dia duluan yang nelpon atau sms lo. Kan dia laki."
"Apaan sih. Lo kan tau kalau nomer hp gue itu cuma untuk orang-orang terdekat. Kalau Suho nyebarin nomer gue ke anak-anak lain terus entar hp gue jadi rame gimana? Pusing gue."
"Seru kali kalau hp rame. Kan jadi ada yang diajak ngobrol."
"Seru sih seru. Tapi mengganggu."
"Suatu saat lo pasti butuh mereka untuk ngehibur lo."
Irene terdiam.
"Oh iya. Sebenarnya gue kesini mau minta bantuan lo buat ngerjain tugasnya bu Friska yang dobel itu. Lo masih ingatkan?"
"Masih lah. Lo dapet tugas dobel karena ngelamunin kak Sehun terus kan?"
"Hehehe" Irene cengengesan.
"Dasar. Ya udah keluarin buku lo."
Irene mengeluarkan buku paket fisikanya. "Ini nih Joy, gue nggak bisa yang ini. Ini gimana caranya?" Irene menunjuk soal yang tidak bisa ia kerjakan.
"Oh.. ini tuh caranya gini...." Mereka berdua larut dalam diskusi.
***
(Hari Minggu)
"Hai kak Sehun!" Sapa Irene ramah.
Sehun baru saja tiba di lapangan sekolah. Karena hari ini hari minggu, jadi suasana sekolahan sangat sepi. Semalam Irene mengsms Sehun untuk datang besoknya. Karena waktu latihan tinggal satu hari lagi, tidak mungkin pengibaran bendera akan terlaksana dengan apik jika petugas-petugasnya tidak pernah lengkap dalam latihan.
"Hai juga dek!" Balasnya.
"Akhirnya kak Sehun latihan juga."
Sehun tersenyum. Dia duduk menjejeri Irene pada bangku yang terletak di pinggir lapangan. Suho yang ada disebelah kiri Irene hanya memandang kedatangan Sehun dengan biasa saja. Tidak berekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Flag and Mrs. Melody
Fanfiction"Lo pikir masalah bendera dan melodi itu masalah sepele? Masalah ini itu berhubungan dengan Negara kita!" "Ternyata emang bener lo pengibar abal-abal, lo narik ulur cewek seperti lo narik ulur bendera yang selalu salah dengan melodinya!" "Apa lo gak...