Satu minggu sudah latihan Paskibra dilakukan. Ada dua kategori lomba yaitu peraturan baris-berbaris (PBB) Murni dan Kreasi. PBB murni hanya baris-berbaris biasa seperti hadap kanan-kiri. Sedangkan PBB kreasi, berbaris sambil membuat berbagai formasi. Jadi selain hanya melakukan baris-berbaris biasa, mereka juga dituntut menciptakan berbagai macam formasi.
Suho adalah salah satu dari beberapa anak yang menciptakan formasi tersebut. Suho juga dipilih pak Sooman untuk menjadi komandan peleton. Dia bersama Sehun membantu pak Sooman dan pak Minho dalam mengatur dan membentuk barisan.
Dalam sebuah latihan, pasti ada anak yang kurang mampu mengikuti arahan yang diberikan oleh instruktur. Seperti Irene dan beberapa anak yang lainnya. Mereka sering mendapat omelan, caci maki, bahkan bentakan dari para pengajar.
Namun, latihan tetap latihan. Mereka dilatih terus supaya bisa melakukan gerakan yang rapi dan benar. Teguran demi teguran mereka terima sebagai sebuah pelajaran dan demi terwujudnya hasil yang maksimal.
"Yang benar dong! Masa gitu aja nggak bisa!" Teriak pak Sooman.
Mental mereka bukan mental anak kecil. Mental mereka adalah mental Paskibra yang berarti mental sekeras baja. Mereka tidak pernah mengeluh dengan berbagai bentuk tempaan yang diberikan oleh para pengajar.
Dan fisik mereka sudah sangat terlatih. berbagai latihan rutin seperti push up, lari keliling lapangan ditengah panas terik maupun ketika hujan lebat mereka lakukan agar fisik mereka tetap terlatih dan terjaga kondisi kesehatannya, serta agar setiap gerakan yang mereka tampilkan dalam setiap perlombaan tetap tegap berisi tanpa mengurangi keindahan, keselarasan dan kekompakan mereka.
"Irene! Lo yang bener dong! masa dari tadi salah terus!" Teriak Suho dari ujung barisan. Membuat semua anak termasuk pak Sooman dan pak Minho melihat ke tempat Irene.
"Lakukan seperti yang dicontohkan! Jangan ngawur! Yang belum paham gerakannya silahkan maju kedepan!" Ucap pak Minho.
Irene merasa dipermalukan oleh Suho. Masih banyak anak yang belum bisa, tapi kenapa hanya namanya yang disebut-sebut.
Sehun melirik Suho disebelahnya dengan tatapan tidak suka, lalu menengok ke Irene. Tangan Sehun mengepal ke atas dan membisikkan kata semangat! dari ujung barisan. Membuat Irene tidak down lagi.
Irene dan anak Paskibra yang belum bisa segera maju kedepan untuk mendapat arahan secara lebih mendalam. Cara melakukan gerakan yang lebih detail ditunjukkan.
Setelah itu ada waktu 10 menit untuk mereka beristirahat. Ada yang duduk-duduk di lapangan, ada yang ke toilet, ada juga yang pergi ke warung depan sekolah untuk membeli air minum.
Irene dan temannya Jisoo pergi ke toilet untuk buang air kecil sekaligus membasuh muka yang penuh dengan keringat.
"Jisoo, lo ngerasain gak kalau Suho selalu nyalahin gue terus? Padahal bukan cuma gue doang yang belum bisa. Masih ada yang lebih parah dari gue," Ucap Irene yang menghadap ke cermin wastafel sambil mencuci mukanya.
"Gue juga ngerasa gitu sih Rene. Kalau gue jadi lo, udah malu banget gue dipermaluin di depan banyak orang."
"Gue gak terima. Pokoknya kalau gue ketemu Suho, bakal gue labrak tuh bocah," Geram Irene.
"Eh jangan gitu juga dong Rene, kita-kita semua pada pusing kalau lihat lo ribut terus sama Suho," Larang Jisoo.
"Gue juga pusing tau ribut terus sama dia. Gue harus ngebales. Kalau gue diem aja, entar dia malah seenaknya ngejatuhin gue," Kesal Irene.
"Ya udah sih lo damai aja sama dia."
"Gue gak bakal bisa damai sama dia," Kata Irene. "Udahlah ayo balik, udah 5 menit kita disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Flag and Mrs. Melody
Fanfiction"Lo pikir masalah bendera dan melodi itu masalah sepele? Masalah ini itu berhubungan dengan Negara kita!" "Ternyata emang bener lo pengibar abal-abal, lo narik ulur cewek seperti lo narik ulur bendera yang selalu salah dengan melodinya!" "Apa lo gak...