Chapter 8 : Don't start me

26 6 0
                                    

Aku terbangun pagi ini dengan perasaan yang berbeda dari biasanya. Aku merasa sentuhan Felix masih sangat melekat di sekujur tubuh ku hingga saat ini. Aku membeku ketika mengingat kejadiaan semalam.

Felix menyatakan perasaannya padaku.

Tanpa ragu, aku juga mengutarakan perasaanku kepadanya. Felix telah mencuri hatiku disebabkan keberadaannya yang selalu ada untukku.

Kejadian Felix yang diam diam menyaksikan ku menari telah berlalu sekitar 3 bulan yang lalu. Mulai dari hari itu, tak ada satu hari pun dimana Felix hilang dari sisi ku. Ia selalu berada disana dan menghabiskan banyak waktu bersamaku.

Ini memang terdengar aneh. Selama tiga bulan mengenal satu sama lain, aku bahkan tidak mengetahui dengan jelas sosok Felix.

Aku telah memberitahumu tentang hal ini sebelumnya. Felix sangat tertutup. Sangat sangat tertutup. Jika ia dilontarkan pertanyaan yang mengarah pribadi, ia tidak menjawab. Ia menjawab dengan hal lain untuk menghalihkan pembicaraan. Aku tidak terlalu ambil pusing. Kupikir Felix memang lah orang yang seperti itu. Ia hanya butuh waktu perlahan untuk menceritakan semuanya.

Back to the topic.

Felix told me he loves me.

And so did I.

I love Felix so much.

Ditambah mengetahui hal semalam, aku semakin tidak bisa jauh dari Felix. Melihat apa yang ia jalani, itu sangat berat. Ia membutuhkan sosok yang selalu menemani dan memberikannya dukungan. Aku tidak ingin melihat Felix menangis seperti itu sekali lagi.

Aku dan Felix resmi berpacaran sekarang.
Wah ini akan sangat jauh berbeda dari hari hari kami biasanya. Kenapa? Karena menjalani hari hari sebagai sebuah pasangan dan teman akan sangat jauh berbeda.

Aku masih terbaring dikasurku mengingat semua kejadian yang dapat kuingat semalam. Aku tersenyum sendiri bak orang gila. Pipi ku merona dan dapatku rasakan pipiku sakit akibat tertarik oleh senyum kecil yang tak sengaja terukir di wajahku.

Ponselku berbunyi.

Felix menelponku.

“Good morning. Apa kau sudah bangun?”
Aku tersenyum mendengar suaranya. Ini masih sangat pagi tapi mendengar suaranya saja telah membuatku sebahagia ini.

“Ava? Babe?”

Waahh babe??!

Pipiku semakin merona. Aku masih tertegun dan tak menjawab Felix.

“Babe? Kau disana?”

“Ohh hi! Yes yes I’m here yes.” Jawabku spontan

Felix tertawa kecil.

“Bagaimana tidurmu?” Tanya Felix

“Mmm sangat nyenyak. Kau bagaimana?”

“Tidak pernah senyenyak ini.”

“Syukurlah.” Jawabku

“Rasanya aku tidak ingin mengantarmu pulang semalam..”

“Haha dasar gila.”

“Terima kasih atas waktumu semalam. Kau sangat membuatku tenang dan nyaman. Terima kasih karena ada saat aku benar benar membutuhkanmu.”

“Tidak perlu mengatakan hal itu. Aku akan selalu bersamamu. Janganlah terlalu sering bersedih. Kau pantas untuk bahagia selalu.
Felix terdiam.

Aku tidak mendengar satu kata pun yang terlontar dari bibirnya.

“Ava.. Aku mencintaimu..” ucap Felix lirih.

yours truly-  Lee Felix •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang