Ini spin-off dari See-saw yang diperuntukkan Felix-Salsha💕
Semoga ini tidak mengecewakan kalian❤
Happy reading💕
**
Felix memegang nadi di lehernya. Dia sangat gugup dan tidak fokus dengan materi Hak Asasi Manusia yang diterangkan oleh Pak Guntur.Felix sibuk memikirkan cara untuk memberikan kado ulang tahun Salsha.
Haruskah dia berikan secara langsung? Berhadapan?
Namun, apa yang harus dia katakan? Selain itu, apa Salsha tidak curiga kalau dia tiba-tiba memberikan kado begitu saja?
Mohon maap, Lix. Orang ultah dikasih kado mah normal. Mau curiga gimana sih? Kecuali lu kasih pake cara ngelempar trus kabur ╥﹏╥
Manda dan Yeji tidak mau memberikan kadonya pada Salsha. Manda menolak karena dia telah menyarankan kado itu dan Felix sendiri yang harus memberikannya. Sedangkan Yeji? Ah, lupakan.
Felix menghela nafas berat bertepatan dengan Pak Guntur yang selesai menjelaskan.
Bomin Dirgantara tiba-tiba mengangkat tangan kanannya.
"Ya, Tara?"
"Izin ke toilet pak. Hehehe." Jawabnya dengan wajah tanpa dosa.
"Saya kira ada apa. Hhh. Silahkan." Pak Guntur memberikan izinnya.
Ah! Felix jadi punya ide. Felix memasukkan kadonya ke dalam kantung celananya.
"Untung muat." Felix bergumam.
Felix menunggu Tara kembali dari toilet karena Pak Guntur tak pernah mengizinkan dua orang atau lebih keluar dari kelas secara bersamaan.
Setelah beberapa menit, Tara kembali dari toilet dan Felix buru-buru mengangkat tangannya.
"Izin ke toilet, Pak!"
"Buset. Kebelet, Lix?" Tara yang belum duduk di kursinya mengerjapkan matanya.
"Hhh. Ya sudah. Silahkan." Pak Guntur menggelengkan kepalanya perlahan.
Yeji dan Manda terkekeh pelan setelah sadar dengan sesuatu yang berada kantung celana Felix saat Felix berjalan cepat keluar kelas.
Untung saja loker kelas XI satu jalur dengan toilet. Jadi, Felix tak perlu memutar jauh.
Felix membuka loker Salsha yang tidak di kunci. Yah, memang loker hanya di kunci sehari sebelum libur saja.
Loker Salsha nyaris tidak berisi. Hanya ada beberapa buku dan foto-foto Rumbah yang menghiasi dinding loker.
Setelah menaruh kadonya, Felix berjalan seperti biasa menuju toilet. Meskipun sesampainya di toilet dia hanya membasuh tangannya.
Kalo kata Liana, perfect crime bro
Setelah kembali dari toilet, Felix bisa bernafas lega dan fokus pada pelajaran.
--
Sekarang Rumbah+Upin Ipin duduk anteng di kantin. Adem ayem gitu rasanya. Sampe U̶p̶i̶n̶ Raihan teriak frustasi sambil mengibaskan HP nya.
"What's wrong with you?" Felix hampir terkena kibasan tangan Raihan.
"Goyang Syope?" Tanya Liana.
"Belom jam nya woy." Jawab Manda.
"Gagal PDKT?" Tanya Yeji.
"Ck, bukan. Gue gak bisa mikir satu kata pun buat lirik hhh." Raihan menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette [00L]
FanfictionSpin-off See-saw [1/??] Please read see-saw first biar ngerti Pembukaan cerita ini benar-benar sampah. Tapi Ninis berusaha mengakhiri dengan harta^^ -non baku -harsh words -bxg