Gue merasakan senggolan pada siku gue, sontak gue menolehkan kepala kearah belakang. Gue mengernyit heran ketika mendapati Jaehwan dengan cengiran lebar nya. Sejak kapan dia disini?
"Apa?" Tanya gue sembari menghela napas.
"Yaelah judes amat." Gue mendengus sebal. Gue ini memang tipe-tipe orang yang judes dan kadang hemat bicara.
"Apasi, cepetan! Kalau gak penting gue masuk kelas aja," Ujar gue. Selanjutnya Jaehwan menarik tangan gue. Netra gue memandangi tangan dia yang masih bertengger di pergelangan tangan gue, bukan nya gue baper ya—tapi kalau udah kaya gini pasti Jaehwan ada sesuatu.
"Bolos yuk!"
Langsung aja gue hempasin tangan dia, lihat kan? Wajah serius Jaehwan itu tidak berarti ia akan membicarakan hal yang serius juga.
"Sana lo aja, gerbang jam segini udah dikunci!" Jawab gue melangkah perlahan meninggal kan Jaehwan. Ternyata dia gak tinggal diam, Jaehwan membuntuti gue—berusaha membujuk gue agar mau menuruti kemauan nya.
"Ayolah. Sekali ini aja," Pinta nya dengan wajah memelas. Gue berhenti sejenak, menghela napas. Koridor yang menghubungkan kantin dengan kelas terbilang sepi karena dua puluh menit yang lalu bel masuk sudah berbunyi dengan keras.
"Gak!"
"Lagian ra, kita udah telat."
Dahi gue berkerut ketika kalimat itu mengganggu indra dengar gue yang masih suci ini.
"Mak-maksud gue tuh, kita udah telat dua puluh menit, dan gak mungkin kan pak Minhyun ngizinin kita masuk," Lanjut Jaehwan masih dengan tatapan memelas nya.
"Iya juga sih, ya."
"Nah iya makanya. Ayok lu mending ikut gue ke UKS," Ajak Jaehwan. Dan dengan bodoh nya gue berjalan di samping dia.
Oke, perlu di ingat. Namanya Jaehwan, temen gue pas smp sampai kelas 10 sekarang. Dulu sering masuk BK karena bolos mata pelajaran bahasa Indonesia, sering dimarahin ibu nya karena dia gak bisa jagain gue dengan benar dan sekarang dia ngajakin gue bolos. Membuat pikiran gue menerka sesuatu yang ga bagus buat gue.
"Lah Daniel, ngapain lu sini?" Tanya gue dipenuhi nada kaget setelah melihat presensi Daniel yang tertidur di atas kasur empuk UKS.
"Daniel sakit, ra. Udah lu sana tiduran juga, pilih mau kasur yang pake seprei warna apa, anggep aja rumah sendiri." Jaehwan sudah membaringkan dirinya di atas kasur yang bersebelahan dengan Daniel.
Gue langsung aja melemparkan tatapan tajam, enak banget dia bisa bilang gitu. Sementara gue aja masih kepikiran tentang konsekuensi kalau bolos pelajaran pak Minhyun.
Pelajaran pak Minhyun
Gue bolos pelajaran pak Minhyun
Hebat, gue bolos pelajaran pak Minhyun
Jangan sampai ayah gue tau kalau gue
BOLOS PELAJARAN PAK MINHYUN
"Ga usah dipikirin, tidur aja. Lu semalem kan begadang," Ujar Daniel tiba-tiba. Awalnya gue pikir dia udah tidur, makanya pas gue kesini dia gak membuka kelopak mata nya.
"Iya deh," Tutur gue ikut membaringkan diri di kasur yang bersebelahan dengan Daniel.
Oke, ini salah.