-Fifth-

11.2K 1.1K 66
                                    


Jaemin duduk termenung sambil memperhatikan nomor telepon yang tercatat jelas di hp Jaemin.

"Gimana?" tanya Chenle sedikit mengagetkan Jaemin.

"Apanya?" tanya Jaemin balik yang membuat Chenle menghembuskan nafas panjang.

"Chat lo sama Jeno." ucap Chenle lalu menaruh tas dibangku tepat sebelah Jaemin.

"Oh. Ga berani." Jaemin meletakkan dagunya di atas tangannya yang kini berada di atas meja.

"Kok ga berani?" tanya Chenle sambil sedikit memiringkan kepalanya agar bisa melihat wajah kusut Jaemin yang menurutnya sangat menggemaskan.

Jaemin menggelengkan kepalanya lalu duduk tegap kembali untuk merenggangkan ototnya.

"Na Jaemin." panggil seseorang di ambang pintu yang membuat Jaemin otomatis menolehkan kepalanya.

"Disuruh ke UKS." ucap namja itu dan berlalu begitu saja. Jaemin yang tak tau apa-apa, langsung berdiri dan menuju ke UKS entah apa yang akan dia lakukan.

"Na Jaemin?" tanya namja yang asing di mata Jaemin waktu dia sudah berada di ambang pintu UKS.

"N-ne." jawab Jaemin sambil menjilat bibir bawahnya yang kering dan sesekali meneguk salivanya kasar.

"Masih inget sama gw?" tanya orang asing itu lalu membalikkan badan.

Jaemin mendelikkan matanya dan memegangi dadanya yang berdetak kencang.

Flashback on.

Jaemin's POV.

Hari itu, Nana seneng-seneng sama Chenle. Nana pergi melihat pertandingan basket di stadion yang lumayan besar di sekolahnya.

"Eh Le! Liatt!" seru Nana pada Chenle yang asyik melihat gebetannya, iya Jisung.

"Apaan sih." kemudian Chenle menoleh ke arah Nana tapi dengan tatapan yang terkejut lalu menunjuk-nunjuk muka Nana.

"Ada apa le?" tanya Nana ke Chenle tapi hanya dijawab dengan ekspresi chenle yang sulit diartikan.

"AWAS NA!" teriak seseorang dari tempat duduk paling atas.

Nana langsung menoleh ke arah bola basket yang hendak menampar wajah mulus Nana.

Nana mejamin mata pakai kedua tangan nana sambil meringkuk takut ke badan Chenle.

Set!

"Kenapa ga sakit ya?" lalu Nana membuka mata dan melihat di depan Nana sudah ada namja yang tidak pernah Nana lihat, Ia sedang menepis bola agar tidak menampar wajah Nana yang manis ini.

Kemudian, namja itu menoleh ke Nana dan saat itu ekspresi Nana seperti orang yang tidak tau apa-apa. Hanya sesekali mengedipkan mata, lalu mulut yang sedikit terbuka.

"G-gomawo.."

Namja itu membuka penutup kepala hoodie yang dipakainya lalu berkata,

"Ga usah bilang makasih. Gw ga butuh ucapan makasih dari orang yang lemah! liat aja, kalo suatu saat nanti gw butuh bantuan dari lo, lo harus lakukan itu dan itu mutlak!" namja itu lalu melempar bolanya menuju lapangan basket. Dan dengan santainya, ia pergi sambil menutup kepalanya kembali dengan hoodie yang dipakainya.

"Le.."

Badan Nana gemetar dan entah sejak kapan darah dari hidung Nana keluar. Nana lihat, Chenle sangat panik lalu memanggil Mark (gebetan Haechan), kak Taeil (kakak kelas Nana), dan kak Jaehyun (pacar kak Taeyong).

Chenle meminta mereka agar bisa membopong tubuh Nana menuju UKS karena saat itu tubuh Nana sangat lemas dan hampir saja jatuh kalau Chenle tidak segera menangkap tubuh Nana.

Flashback off.

"Lo kan.." kata-kata Jaemin terpotong dengan ucapan namja di depannya itu.

"Haha, lo udah tau kan siapa gw? Dan lo masih inget apa yang dulu gw minta sama lo?" tanya namja itu bertubi-tubi yang membuat Jaemin kebingungan.

"Sebelumnya, nama gw Guanlin. Berandalan alim yang ada di sekolah ini." ucap dia semakin mendekati Jaemin, sesekali Jaemin mundur perlahan-lahan.

"Lo butuh bantuan apa?!" bentak Jaemin namun yang dibentak malah terkekeh.

"Bantu gw ngerebut Renjun dari anak baru itu!" Jaemin menelan ludahnya kasar. Seumur hidup, Jaemin tidak pernah berbuat jahat kepada orang lain. Akankah ini akan menjadi pengalaman jahat untuk Jaemin?

"B-baiklah."


♚♚♚


Setiap hari Jaemin mendapatkan pesan dari Guanlin untuk merancang rencana yang akan mereka lakukan.

"Aishh Nana gabisa!" Jaemin mengusak rambutnya kasar lalu merebahkan diri di kasurnya.

"Nana kenapa hm? Cerita sama Eomma." dengan tiba-tiba, Jungwoo datang dan langsung memeluk putra semata wayangnya.

Semudah itu jaemin menangis.

"Nana g-ga bisa Maa hiks, ga bisa~" Jungwoo menenangkan Jaemin dengan mengusap lembut punggung Jaemin.

"Coba cerita sama, Eomma." kemudian Jaemin mengusap ingusnya kasar dan mulai bercerita kepada Jungwoo.

"Ssstt.. Sudah ya, Nana harus kuat dong! Masa patah semangat gitu aja. Lagian nana juga butuh cara itu agar bikin Eno kembali sama Nana. Jangan sedih ya?" Jungwoo kembali mendekap malaikat kecilnya.

Ya, Jaemin sudah menceritakan semua masalah yang saat ini ia alami. Dan Jungwoo ikut serta untuk membantu walaupun hanya sedikit.


♚♚♚

"Jeno!" panggil Jaemin di sebrang yang melihat Jeno sedang membawa barang belanjaan yang terlihat berat.

"Iya, Jaemin?"

"Boleh Na-eh maksudnya, boleh gw bantu?" Jeno mengkerutkan alisnya.

"Oh iya, boleh."

Akhirnya mereka pun berjalan bersama sembari bercerita hal konyol yang pernah di lakukan oleh Jeno.

Catat: tidak dengan masa lalu.

Sesampainya di rumah Jeno, Jaemin langsung menaruh barang belanjaannya di teras milik Jeno.

"Makasih, Jaemin."

"Iya, Jeno."




To be continue!

halooooo..


Hope you like it!

Sorry for typo!

Papayy~!

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang