Cie update cepet~Mereka—Jeno dan Jaemin sudah sampai di cafetaria. Dengan ceria, Jaemin langsung masuk ke dalam dan menemukan dua orang yang sedang bercanda.
"Udah dateng, Na?" tanya Chenle.
"Lo buta ya?"
"Nanya aja."
"Eh bang Jeno juga ikut?" kata Jisung sambil meminum minumannya. Jeno menjawab dengan tersenyum.
"Jangan-jangan.."
"Apasih, Le!" mereka tertawa bersama.
Kring! (Bel pintu masuk)
"Eh itu bukannya Renjun? sama siapa?" Chenle yang orangnya memang selalu penasaran langsung memanggil Renjun.
"Renjun!" Renjun menoleh begitupun orang yang ada di sebelahnya.
"GUANLIN?!" teriak mereka berempat. Renjun mendelikkan matanya lalu cepat-cepat keluar dari situ tapi pintu sudah terlebih dahulu di hadang oleh Jeno.
Untung saja cafetarianya sepi.
"Renjun?" Jaemin berjalan pelan menuju Renjun. Renjun salah tingkah karena teman-temannya mengetahui bahwa Ia sedang pergi dengan Guanlin.
"Tolong jelasin." Jaemin bersedekap sambil menatap Renjun tajam.
"Anu—aku sama Guanlin cuma temenan kok."
"Bohong." jawab Chenle cepat.
"Ah elah ngapain tegang amat sih? mendingan kita triple date." perkataan guanlin sukses membuat semua mata menuju padanya. Termasuk Renjun.
"DIH APAAN SIH." teriak Renjun sambil memukuli Guanlin.
"Kan kenyataan, sayang."
"SIAPA JUGA YANG MAU PACARAN SAMA KAMU ALIN!!"
"Aduh sakit tuh." sambung Jeno sambil berekspresi sok dramatis.
"Ga pacaran kok aku-kamu an?" tanya Jisung polos.
"Itu udah jadi kebiasaan renjun." jawab Jaemin sambil perlahan menghampiri Renjun.
"Renjun beneran ga pacaran sama Guanlin? ga mau sama dia? kayanya dia baik." Renjun di buat pusing karena pertanyaan Jaemin. Akhirnya ia menjawab pernyataan yang sebenarnya.
"Aku sama Guanlin ga pacaran. Cuma.."
"Cuma?"
"Kita udah tunangan." ucap Renjun dan Guanlin bersamaan.
"APA?!" teriak mereka kompak.
♚♚♚
"Hyungie!"
"Iya, Chan?"
"Aku bosen~"
"Ayo jalan-jalan." ajak Mark kepada kekasihnya—Haechan.
Mereka segera menghubungi Doyoung dan Taeil agar ikut bersama mereka.
"Siap-siap gih." suruh Mark kepada Haechan yang masih nyaman dengan posisinya, yaitu menenggelamkan kepalanya ke dada bidang milik Mark.
"Aku mager."
Mark langsung menggendong Haechan menuju ke kamar Haechan. Yap, sekarang mereka berada di rumah Haechan.