💓Kehidupan baru💓

6K 387 27
                                    


Maaf kalau ada typo!
.
.
.

Hoeekkk

Hoeekkk

Entah sudah berapa kali Jaemin keluar masuk kamar mandi. Dia memuntahkan semua makanan yang masuk ke perutnya.

Sedangkan Jeno sedang berusaha untuk menenangkan Mama dan ibu mertuanya yang sangat panik. Pasalnya, tadi pagi waktu ikut memasak Jaemin tidak apa-apa.

"Sayang, kamu ga papa? Ayo ke rumah sakit."

"Aku.. Gapapa."

Jaemin tetaplah Jaemin yang keras kepala. Jeno ingin marah pada Jaemin karena tidak memperhatikan kondisinya tapi itu mustahil. Kalau Jeno marah, otomatis Jaemin akan ikut marah.

"Nana, turuti suamimu. Mama ga mau kamu kenapa-napa, Nak."

"Iya sayang, Eomma juga ga mau Nana sakit."

Jaemin memelas mendengar tuturan lembut kedua orang tersayangnya. Masalahnya, Jaemin tidak suka bau rumah sakit, terlalu banyak obat. Dan baunya sangatlah menyengat!

"Ya, Na?" Jaemin mengangguk sekilas.

Dengan sigap jeno langsung membantu Jaemin berdiri dari posisi duduk didepan toilet. Setelah itu dikecupnya kedua pipi istrinya dan menggendong Jaemin seperti koala.

Ya memang Jaemin minta di manja. Dan Jeno juga tidak masalah.

"Jen.."

"Hm?"

"Nana takut~"

"Sstt.. kalau disana dokternya nyakitin Nana, bakal aku abisin."

Jeno mendengar dengkuran halus milik Jaemin. Semudah itu membuat Jaemin tidur. Jeno yang menggendongnya harus ekstra hati-hati karena dia tak mau tubuh istrinya sakit.

Sesampainya di mobil, Jeno ingin menurunkan Jaemin, tapi Jaemin malah mengeratkan pelukannya pada leher Jeno. Jadilah Jeno menyetir sambil memangku Jaemin. Tenang, masih fokus kok.

"Nana udah sampe."

"Eung?"

Kalau bisa, ceburin Jeno ke kolam ikan hiu sekarang juga! Jeno tidak kuat melihat keimutan Nananya.

"Udah sampe, sayang."

Jaemin geleng, "Tetep gendong~"

Jeno menghela napas sambil tersenyum, dia suka Jaemin yang manja padanya. Tidak peduli banyak orang yang menatap mereka sekarang, Jeno memilih tidak peduli menanggapi tatapan orang lain.

Sampainya di ruangan khusus yang disediakan untuk Jeno, mau tak mau meskipun Jaemin sedikit merengek tadi Jeno menidurkan istrinya di atas ranjang yang sudah disediakan.

"Oh! Are you Jeno?"

"Bacot Inggris segala, nih periksa bini gw!"

"Wihh, udah punya bini ae lo."

"Iyalah, masa kayak lo."

Dokter yang ber-nametag Zhang Yixing itu mendekati Jaemin dan menyiapkan stetoskop di telinganya.

"Dih, gw bentar lagi dapet."

"Siapa?"

"Anaknya konglomerat!" bisik Yixing setelah sudah memeriksa keadaan Jaemin.

Jeno kembali khawatir ketika disuruh duduk dan memperhatikan apa yang dikatakan Yixing tentang keadaan istrinya.

"Gw ga nyangka bisa kayak gini, Jen."

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang