18. Sebuah Harapan

1K 247 123
                                    

Selamat pagi, siang, sore, malam pembaca Adu Rayu!!

Sebelum lanjut baca aku mau tau dong pendapat kalian soal Ayumi tu gimana? Mungkin kayak, 'karakter Ayumi kurang konsisten deh' atau apapun. Please?

Yaudah, yuk lanjut baca?

Selamat membaca^^

***

HANGYUL

Dulu waktu masih SMP kelas 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu waktu masih SMP kelas 1. Gue sangat gemar mengoleksi figura superhero. Mulai dari transformer, kura-kura ninja dan masih banyak lagi. Pernah suatu hari, perusahaan figura kesukaan gue mengiklankan kalau mereka akan mengeluarkan figura baru. Kalau gue nggak salah ingat, figura dari Captain America. Mengetahui hal itu gue mulai menabung uang jajan yang diberikan Baba. Gue bahkan rela bawa bekal ke sekolah demi si figura. Sekalipun Bunda nggak masak, gue akan bangun pagi dan masak telur sendiri untuk gue jadikan bekal.

Perlu lo semua ketahui. Semua figura yang terpampang di lemari kamar, adalah hasil dari tabungan gue selama ini. Ada beberapa figura yang dibelikan Baba, dia memberikan gue itu sebagai kado ulang tahun.

Butuh waktu 2 bulan bagi gue untuk menabung demi si Captain America itu. Setelah uang gue cukup, gue meminta Baba mengantarkan gue ke tempat dimana figura itu dipasarkan, di mall. Gue tentu senang, karna akhirnya gue bisa membeli apa yang gue inginkan sejak dua bulan lalu.

Kebayang nggak sih lo, lo udah berjuang demi sesuatu yang lo dambakan sejak lama dan di hari H lo akan mendapatkannya pasti hati lo akan berdebar. Nggak sabar untuk segera bercengkrama dengan apa yang akan lo miliki itu.

Tiba di tempat figura, harapan gue pupus. Koleksi figura itu sudah habis terjual sejak sehari lalu. Baba waktu itu berusaha membuat harapan gue tetap tumbuh. Ia mengajak gue ke tempat lain untuk mencari si figura. Tapi sayang seribu sayang, tempat selanjutnya yang gue datangi juga kehabisan figura yang gue inginkan.

Gue sedih, kecewa, geram juga. Andai  aja gue bisa lebih cepat lagi mengumpulkan uangnya. Pasti figura itu sudah gue dapatkan.

Disaat gue masih terbawa oleh kesedihan itu. Baba ngomong 'Ul, lain kali jangan terlalu berharap tinggi ya, Nak? Baba nggak melarang Ul untuk mengharapkan sesuatu. Baba juga tau segala sesuatu muncul karna adanya sebuah harapan. Tapi jangan berlebihan. Nanti Ul sedih, kecewa. Sesuatu yang berlebihan juga tidak baikkan?' kira-kira begitu katanya. Karna omongan Baba, gue nggak pernah lagi mengharapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan. Nggak pernah. Sampai saat Ayumi datang dan membuat gue mengabaikan ucapan Baba.

Gue pernah baca kalau sebuah hubungan percintaan ada, itu dimulai dari sebuah hubungan pertemanan. Makanya, gue mencoba untuk berteman dengan Ayumi. Menjadi cowok asik dan nggak membosankan buat dia. Gue juga selalu nolongin dia kapan pun dia butuh bantuan gue saat kami sedang bertemu. Bahkan dia pernah bilang gue itu keren, rame, sampai membuat gue susah tidur karna pujiannya. Karna semua itu gue berharap, kalau suatu saat dia akan menyukai gue. Tapi sepertinya gue kena karma, karna udah melupakan kata-kata Baba.

Adu RayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang