2. Seperti dulu?

2.6K 503 78
                                    

Selamat membaca^^

***

AYUMI

Saat kecil gue sedikit berbeda dari anak di usia gue pada masa itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat kecil gue sedikit berbeda dari anak di usia gue pada masa itu. Jika anak-anak lain akan bermain masak-masakan yang nantinta batu bata jadi sambel dan rumput jadi sayurnya atau saat mereka bermain bongkar pasang. Gue malah sibuk, memikirkan gimana caranya seorang astronot bisa keluar dari bumi, atau gimana bisa artis dan orang terkenal itu masuk TV. Karna, asal lo semua tau, gue pernah punya pikiran kalau semua orang yang ada di TV itu masuk lewat belakang TV.

Bahkan saat sekarang pun, gue berbeda dari cewek diusia gue. Jika mereka suka mengoleksi skin care dan make up high end, gue sibuk mengoleksi unicorn stuff dan Upin Ipin stuff. Aneh, tapi gue suka. Saat mendapat stuff dari dua karakter yang gue suka itu. Ada kepuasaan tersendiri yang gue rasakan.

Kalau ingat soal Upin-Ipin. Ada cerita lucu yang gue alami sama Seungwoo. Waktu itu, kita lagi nyari sesuatu di sebuah pasar tradisional. Kalau gue nggak salah, kita cari tiker? Ntahlah... gue lupa. Intinya untuk keperluan acara yang BEM adakan saat itu.

Saat mengitari pasar, langkah gue berhenti begitu melihat sebuah pajangan bergambar Upin Ipin. Ohya, hari itu sebulan kita pacaran. Gue menarik tangan Seungwoo dan minta dia untuk nemenin gue nanya ke abang yang jualan soal pajangan itu. Seungwoo nggak kaget, dia ketawa. Semua orang tau kok gue suka ngoleksi hal nggak penting gitu.

"Yum, kalau misalnya disuruh milih Upin Ipin sama aku, kamu milih siapa?" dia nyeletuk saat gue siap bertransaksi dengan si penjual.

Tanpa pikir panjang gue menjawab. "Ya Upin Ipin lah. Aku kenal mereka dari lama, sama kamu baru juga enam bulan." ungkap gue jujur.

Ntah apa yang terjadi dia menghela napas panjang dan noleh ke gue. Tatapannya berubah sinis. Gue, bukanlah tipe orang yang peka. Jadi gue anggap di awal dia nggak kenapa-kenapa.

Sampai gue tau saat kita udah dapat apa yang kita cari, lalu masuk mobil. Mukanya masih masam, gue tanya;

"Kenapa?"

Dia menggeleng waktu itu sambil menghidupkan mesin mobil. "Nggak ngomong aku turun nih."

"Ya jangan dong."

"Lha, abis lo nggak ngomong." disaat genting, gue nggak bisa bersikap sweet seperti di awal.

Dia berdecak, pipinya merah. "Ya masa milih si botak daripada aku." kemudian manyun.

Nggak pake mikir, gue langsung ketawa. Imagenya sebagai ketua BEM saat itu luntur cuma karna dia ngambek gue lebih milih si botak daripada dia. Cringe, maybe? Tapi gue ngakak nggak berhenti.

Bentar.

Kenapa jadi ngobrolin Seungwoo?

"Ah, lo disini rupanya, Yum."

Adu RayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang