22. After

1K 231 102
                                    

Maaf ada scene yang sedikit melenceng. Jadi pada pembaca, aku harap kalian cermat menanggapinya :)

Happy Reading ^^

***

HANGYUL

"Bun, aku kesana yah?" kepala gue menoleh sebentar pada Nina yang sedang kegirangan menunjuk outlet make up di depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bun, aku kesana yah?" kepala gue menoleh sebentar pada Nina yang sedang kegirangan menunjuk outlet make up di depan. Sedangkan posisi gue, Bunda juga Dohyon saat ini berada di outlet yang menjual berbagai macam pakaian. Bersebrangan dengan outlet make up yang ditunjuk oleh Nina.

Bunda menganggukkan kepalanya. "Iya, jangan lama-lama, Kak." jawab Bunda tanpa menoleh melihat Nina, karna dia sedang asik memilihkan baju untuk Dohyon.

Setelah mendapat izin dari Bunda, Nina dengan girang berjalan ke tempat yang dia tuju. Gue? Cuma bengong sambil liatin Bunda yang terus menyodorkan berbagai macam model baju kepada Dohyon dan gue.

"Bang, kamu mau yang mana?"

"Lagi nggak mau yang mana-mana, Bun." balas gue. Ya gue jujur sih. Gue lagi nggak mood belanja.

Bunda menaruh baju di tangannya ke display dan menatap gue dengan tatapan meneliti. "Bunda itu ajak kalian jalan kesini untuk bikin kalian seneng. Kamu nggak seneng ya?"

"Bu-bukan gitu, Bun... aku cuma nggak mau apa-"

"Bunda beliin baju yang ada mukanya Kak Ayumi pasti dia seneng." Dohyon menyambar tiba-tiba. Padahal dia lagi berkonsultasi dengan SPG outlet terkait baju yang pas untuk dikenakannya.

Gue cuma diam. Mau marah juga nggak bisa karna ini tempat umum.

Bunda menarik gue ke sudut outlet. "Ul, kamu nggak denger omongan Baba pagi tadi ya?"

Gue yang tadi menunduk, mengangkat kepala menatap Bunda. "Bun... tapi Hangyul bener-bener nggak galauin dia lagi."

"Yang bener kamu?" Bunda bersikedap dada. Matanya ia nyalangkan, seolah mencoba membuat gue merasa terintimidasi.

Gue mengangguk. "Iya. Bener-bener Ul nggak mau baju baru, Bun...."

"Terus maunya apa? Bilang aja, pasti bakal Bunda beliin."

Gue mengusap perut yang sedari tadi protes minta diisi. "Laper Bun...." ucap gue dengan bibir mengerucut.

Bunda terkekeh dan refleks ia menepuk pundak gue pelan. "Bilang dong! Kalau gitu habis ini kita cari makan." Bunda menggandeng lengan gue. "Bunda kirain kamu masih galauin Ayumi."

Ga Ayumi sih. Tapi nyesel karna bisa-bisanya mutusin persahabatan cuma karna cewek.











Setelah lebih dari limas belas menit mengitari pusat perbelanjaan terbesar di kota ini. Gue dan yang lainnya berhasil menemukan sebuah restoran dimana masih tersedia meja kosong. Tanpa pikir panjang Bunda langsung mengajak gue, Dohyon dan Nina untuk masuk dan segera duduk.

Adu RayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang