23. Mencuri

884 251 145
                                    

Apa kabar?? Aku harap baik ya.

Alhamdulillah, aku bisa balik nulis lagi lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Aku kangen Adu Rayu, aku kangen ketemu kalian. Jadi, saat urusan dan pikiranku lumayan tenang, aku berangsur nulis kembali.

Semoga, chapter ini bisa mengobati kerinduan kita ya <3

Selamat membaca^^

***

AYUMI

Mau nanya deh gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau nanya deh gue. Apa yang lebih sakit dari melihat orang yang lo cinta mengkhawatirkan orang lain?

Gue tau diri kok kalau gue punya pacar yang super duper baik. Bahkan orang-orang suka bilang kalau Seungwoo tuh adalah sosok malaikat yang sedang menjelma jadi manusia. Ya. Dia sebaik itu. Bahkan nggak jarang, kalau Seungwoo mengorbankan kesenangannya demi orang yang dia bantu.

Bukan nggak suka. Ya, siapa juga yang nggak mau punya cowok bak malaikat kayak Seungwoo. Suka. Banget. Bangga, apalagi. Tapi gue heran deh. Seungwoo apa nggak pernah ngeluh ya ngorbanin diri sendiri buat orang lain? It's ok kalau itu keluarganya. Tapi bahkan dia nggak kenal lho sama orang namun dia bantu.

Balik ke pertanyaan tadi. Kenapa gue bertanya kayak gitu. Ya, siapa sih yang nggak nyesek liat pacarnya sendiri jalan cepat sampai ninggalin lo jauh di belakangnya cuma buat nyari ruangan seorang cewek yang bahkan berniat buruk sama lo. Gue bukan mengada-ngada soal 'niat buruk' yang gue katakan. Jika kalian tau, kalian pasti ngerti kenapa gue berkata seperti itu.

Dinar. Gue nggak tau harus gimana soal dia. Gue bingung. Satu sisi gue sebel karna dia nggak sepolos yang diperlihatkannya selama ini. Sisi lain, gue juga iba mendengar ceritanya dari Seungwoo.

Walau nggak pernah ada diposisi dimana gue kehilangan seorang ibu. Gue bisa ngerasain, gimana kehilangan dan sedihnya Dinar saat ibunya meninggal. Bukan cuma itu, bahkan jauh sebelum ibunya meninggal, Dinar sudah kehilangan ayahnya lebih dulu.

Lorong rumah sakit dipagi menjelang siang ini lumayan sepi. Banyak suster lalu lalang dengan gerobak dorong berisi obat-obatan. Ada juga petugas rumah sakit yang membawa napan berisi makanan untuk pasien. Karna ramainya lorong, gue kesusahan ngikutin langkahnya Seungwoo.

Kalau kalian nggak tau. Gue akhirnya dibawa Seungwoo. Walau dengan ancaman nekat seperti tadi. Sejujurnya, omongan tadi keluar begitu saja dari mulut ini tanpa gue rencakan. Untungnya, Seungwoo menyerah dan membawa gue bersamanya. Walau di perjalanan tadi dia terus mengingatkan gue untuk tak menceritakan apapun yang gue lihat nanti di rumah sakit kepada orang-orang. Karna katanya, Dinar sengaja merahasiakan semua kisahnya.

Adu RayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang