Semanis Kopi #2

764 147 31
                                    

Nana sama sekali ga ngerti apa yang ada didalam otaknya..

Apa yang dia lakukan sekarang ini..

Dan kenapa dia harus datang ke Bandung?

Apa yang dia khawatirkan?

Khawatir dengan ucapannya kepada Ojun kemarin?

Khawatir dengan keadaan Ojun?

Khawatir jika cowok itu benar benar mencari cewek random seperti yang dikatakannya beberapa hari yang lalu untuk dijadikan istri?

Khawatir sebagai seorang teman kah?

Khawatir sebagai seorang saudara kah??

Atau khawatir sebagai seorang cewek yang gamau kehilangan seseorang seperti Ojun untuk cewek random disana?

"Ok Na? Ayolah berpikir.. lo ngapain kesini hah?"

Nana berbicara dengan dirinya sendiri..

Dia berhenti disalah satu Pom bensin di kota kembang Bandung.

Di gps dalam mobilnya posisi Ibang dengan posisinya hanya berjarak 2 kilometer.. dan hanya butuh waktu tidak lebih dari 15 menit untuk bisa bersitatap dengan cowok itu.

"Gini deh.. gua kesini karena mau ngecek keadaan dia kan? Eh engga.. engga.. gua kesini mau ngebujuk dia biar dia mau pulang kerumah terus lanjut kuliah. Iya bener."

Tapi sesaat kemudian Nana lagi lagi merasa ragu.

"Engga.. gua gak khawatir soal Ojun mau sama cewek manapun. Engga!!"

Dan tiba tiba hpnya yang ada didashboard bergetar..

Nana meraihnya menilik siapa yang menelfonnya..

Tapi kemudian dia letakkan kembali hpnya ke dashboard..

Ojun menghubinginya.

"Kenapa sih dia nelponin gua melulu? Kenapa ga nelpon ibang? Atau Jenvi? Atau Chanda? Kenapa mesti gua hah?"

Berawal dari tadi malam tiba tiba Ojun menghubungi Nana.. padahal udah lewat dua hari sejak Nana mengantar Ojun sampai ke perempatan saat cowok itu berkata ada janji dengan salah satu temannya yang bernama Ayang.. tapi nyatanya saat kemarin siang Nana bertemu dengan Ayang.. Ayang justru menanyakan keberadaan Ojun yang sudah absen sejak 3 hari yang lalu kepada Nana

Ojun mengirimi lokasi keberadaanya pada Nana.. tanpa cewek itu minta.

Ojun meminta tolong ke Nana jangan mengatakan pada siapapun.. termasuk Ibang Jenvi dan Chanda.

Tapi kenapa Nana boleh tahu?

Ojun hanya menjawab. "Karena gua percaya sama lo."

Dan sekarang disini lah Nana..

Berdiri didepan pagar sebuah villa yang lumayan nggak asing diingatan Nana.

Ojun menyambutnya dengan senyum. Cowok itu berdiri didepan pagar yang sudah dibuka lebar.

"Lama banget bikin khawatir aja sih?"

Semanis KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang