Gadis itu sibuk menyisir rambutnya.Menyemprotkan Hairspray sesuai keinginannya.Membuat rambutnya kaku sesaat bukan masalah untuknya,lalu menatanya serapi mungkin.Lalu ia mulai berfokus pada wajahnya.
Mengoleskan foundation,memupuri wajahnya,mengibaskan alat untuk blush-on,sampai memoleskan eye shadow.Tapi anehnya,Semuanya itu jauh dari kata 'menor' atau apapun itu.Karena ia tidak melakukan semuanya secara berlebihan.Ya...semuanya yang berlebihan memang tidak baik bukan?
Ia mulai berganti baju.Busana kedaerahan yang sudah sangat jarang dipakai kebanyakan remaja seperti dia.Kebaya beserta kain panjang dari batik.Lalu mulai menempelkan aksesoris seperti giwang berwarna emas,kalung berwarna senada.Dan hampir disaat terakhir,pintu kamarnya diketuk oleh seseorang,
"Masuk,"ucap gadis itu.
"Ratu...kau sudah siap?,"tanya Indri,sahabatnya sejak SMA.
"Sudah...hanya tinggal memakai ini,"jawab gadis itu sambil memakai anting-anting berwarna emas.Aksesoris terakhirnya untuk kostumnya itu.
"Aku datang!,"seru gadis itu sambil berlari kecil menju sahabatnya yang sudah berada di mobilnya.
"Ayo cepat waktu kita tinggal 30 menit lagi,"jawab Indri sambil meletakkan tangannya pada stir mobil.
"Tancap gas boss!,"seru gadis itu riang sambil menutup pintu mobil lalu sibuk memakai seatbelt.
"Let's go!,"jawab Indri sambil melajukan mobilnya menuju Candi Prambanan.***
Remaja laki-laki bermata biru safir itu menatap langit-langit koridor di rumahnya.Melangkah gontai lebih tepatnya.Ia heran..."Kenapa saat liburan seperti sekarang ia tidak ditinggal saja di Jerman.
Dan kenapa keluarganya lebih memilih untuk menetap sementara disini sampai libur musim panasnya selesai.Dan yang lebih membuatnya otaknya terus bertanya-tanya,kenapa keluarganya harus punya rumah disini,Di Indonesia,tepatnya di Yogyakarta?Bukannya masih banyak negara lain yang lebih baik daripada di sini?,"pikirnya.Dia hanya menghela nafas berat.
"Naven...you've bring the camera?,"tanya Mamanya dari ujung koridor rumah.Wanita cantik itu benar-benar asli keturunan Turki.Bisa dilihat langsung dari wajahnya,terutama hidungnya yang mancung.
"Yes I've,"jawab remaja laki-laki itu sambil mengangkat kalung kamera di tangan kanannya dengan malas.
"Let's go...the show start at 10 p.m.What are you waiting for?,"tanya Mama Naven sambil berkacak pinggang.
"Mom...Can i just...I don't know,Stay in here?,"tanyanya dengan tatapan memohon.
"Big no Naven,you will get bored in here.And we have holiday in here.Not just stay in home,"jawab Mamanya garang.
"Yeah...Ok,"jawabnya sambil mengambil langkah terbesarku menuju mobil.
"You've in trouble right?,"tanya Ryan yang sudah duduk daritadi di mobil.Memastikan aku dapat masalah.
"No Ryan and never,"jawab Naven galak pada satu-satunya saudara kandungnya.Lebih tepatnya adik kandungnya.
"Let's go!,"seru Mama riang di bangku depan sebelah Papa.***.
Ratu PO.V On
Ruangan itu berisi banyak sekali kostum.Lebih tepatnya kostum berbau baju kedaerahan.Ruangan itu untuk tempat berganti baju dan make-up layaknya ruang ganti untuk artis.Tapi 'Artis' disini bukan seperti yang sering kau lihat di layar kaca.Tidak...bukan seperti itu.Ini berbeda.
"Sebentar lagi giliranmu Ratu,"bisik suara dari belakang punggungku mengagetkanku.Hampir saja aku terlojak dari kursiku.
"Raja!Kaget tau,"balasku sambil mencubit lengannya.
"Auw...maaf.Aku kan hanya mengingatkanmu,"jawabnya pelan.
"Iya aku tahu,"balasku pelan.
"Kamu cocok deh jadi Roro Jongrang,"commentnya sambil terkekeh pelan.
"Aura kecantikannya banyak ya?,"jawabku pede.
"Kebanyakan Aura jahatnya,"ledeknya sambil langsung mengambil langkah seribu.
"Sial!Raja Nyebelin!,"seruku sambil mengejarnya yang sedang memakai baju Bandung Bondowoso.
Ya...untuk drama kali ini dia yang akan jadi lawan mainku.***.
Naven PO.V On.
"BRAK!"
Gue menutup pintu mobil dengan cukup kencang yang dibalas tatapan sadis dari Mama.
"Sstt...Ven,"kata Ryan pelan.
"Huh...,"desis gue pelan.
Kami lalu berjalan menuju panggung dengan background candi Prambanan.Aku memandang Mama yang sedang memegang 4 tiket untuk duduk di paling depan.Semacam tiket VIP.
"Ckckck...Segitunya.Memangnya sebagus itu ya pertunjukannya?,"pikir gue sebal.
"Ayo duduk disini Naven,"jawab Mama sambil menepuk-nepuk salah satu bangku sebelahnya.
Gue melangkah gontai ke arahnya.
"Where's the camera?,"tanya Mama.
"Here's the camera mom,"jawab gue malas.
"No...you pick the photo.I want to watching this,"kata Mama riang.
Gue menghela nafas berat sambil menatap panggung yang berhiaskan banyak spotlight.***.
Ratu PO.V On
"Hah...hah...hah,"nafasku terengah-engah setelah mengejar Raja yang sekarang sudah berlari entah kemana.
"Dia kan larinya cepat banget kenapa tadi aku kejar ya?Dodol banget,"sesalku.
"Yaampun Ratu kamu darimana aja?,"tanya suara familier itu.Indri.
"Tuh...ngerjar devil satu itu,"jawabku bersungut-sungut sambil menunjuk Raja yang tiba-tiba saja nyembul dari blik kepala Indri.
Dia hanya mem geletkan lidahnya dan melindungi diri dari balik Indri.
"Cie...kejar-kejaran kayak di film India,"comment Indri yang 'katanya' ayahnya orang India asli yang kepincut sama cantiknya mama Indri yang wajahnya khas Yogya asli.
"Sial,"jawabku lalu menghampiri salah satu kaca di dekat backstage.
"Nggak kok,make-upmu nggak luntur,"ucap Indri setelah melihat tingkah Ratu.
"Yaudah...habis ini giliran aku kan?,"tanyaku sambil merapikan rambut.
"Iya...,"jawab Indri.***.
Naven PO.V On.
"Udah mulai tuh Ven,"kata Mama excited sambil menyenggol gue yang setengah tertidur.
Gue melonjak pelan dan buru-buru mengambil posisi memotret.Saat perkenalan tokohnya satu persatu gue melihatnya...pemain Roro Jongrang.Pemain lokal yang sangat cantik menurut gue.Mata lensa gue nggak pernah lepas dari gerak-geriknya.
"She's beautiful,"gumam gue pelan.
Aku memotretnya dengan background malam di Prambanan.***
#ToBeContinued
10/19/2014 12.13 A.M.
#PojokVinna:Hai...hai.Back to the new story.Beribu-ribu maaf.Aku lagi stuck di dua cerita sebelumnya jadi maafkanlah diriku ini *bow*.Jangan takut ini bakalan stuck.Insyaallah aku bakalan rajin update buat cerita ini.Iyakk..kalau ada waktu dan kesempatan hehehe...
![](https://img.wattpad.com/cover/22906059-288-k498725.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jet'aime Prambanan
RomantikTakdir.Satu kata itu...apa kalian mempercayainya?.Aku percaya...termasuk takdir baik ataupun buruk.Aku juga percaya...tentang legenda 'benang merah' yang menghubungkan kita dengan jodoh kita kelak.Yang akan semakin mendekat seiring berjalannya waktu...