Author PO.V On
"Wow...I don't know you've a good spelling about the food,"tanya seseorang di belakang Ratu sedikit bertepuk tangan dan Ratu pun menoleh.
"Si Bule nyebelin," kata Ratu keceplosan.
"Gue bukan Bule nyebelin,gue Naven,"gerutu Naven sambil mengulurkan tangannya lalu tersenyum bersahabat.
"Ratu,"jawab Ratu sambil menjabat tangannya.
"Naven...ini Raja.Teman kosan-ku,"kata Ratu sambil mengenalkan Raja.
"Apa kabar,"Raja menjabat tangan Naven dengan erat.Seolah Naven adalah musuh terberatnya.Sedangkan Naven tetap tersenyum tiga jari.
"Oh iya Ratu...ini Ryan,adikku,"kata Naven sambil mengenalkan Ryan,".
"Gue pulang duluan ya,"pamit Raja."Eh kuenya?,"tanya Ratu.
"Bawain pulang ya,"kata Raja sambil memberikan selembar 50rb pada Ratu.
"Kembaliannya buatku ya," kata Ratu mengerling jahil.
"Up to you,"jawab Raja tersenyum lemah.
"Dia kenapa?,"pertanyaan itu terlintas di pikiran Ratu.***.
Naven PO.V On
"So he is your boy friend?,"tanyaku sambil menyesap Mint Oreo Milkshake.
"No Naven,I told you,he is just my friend,"jawabnya pelan.
"So where's your boyfriend?," tanyaku sambil melirik Ryan yang sibuk bermain iphone-nya.Dia terkekeh pelan.
"This time...I won't have a boyfriend,".
"Masa sih nggak ada yang bilang suka sama kamu?,"tanyaku menggoda sambil duduk bertopang dagu.Semburat merah muncul di pipinya.
"Ya... banyak sih.Tapi nggak ada yang aku suka," jawabnya terlihat jujur sambil menyelipkan anak rambutnya.
"Kalau gue yang suka lo gimana?," tanya gue iseng.
"Ah...oh...eh iya...Ini buatmu,"katanya sambil mengulurkan tas kardus mengalihkan pembicaraan."Ah... dia nggak masuk perangkap gue," gumam gue kesal.
"What's this?," tanyaku bingung."Permohonan maaf aku yang kemarin.Baju buat kamu,Ada Tugu Jogjanya.Semoga ngingetin kamu sama Jogja," jawabnya sambil tersenyum lemah.
"Hah?,"gumamku.
"Gue...,".
"Sorry aku juga udah harus pulang, mau ada acara lagi sehabis ini," jawabnya memotong ucapanku.
"Di Prambanan?," tanyaku.
"Iya...,".
"Gue yang anter," tawarku.
"Nggak usah,ngerepotin," elaknya. "Pokoknya gue yg nganter lo," tegasku.***.
Ratu PO.V On.
Disinilah kami,mobil yg berharga 3 miliar gelinding di jalan kalau kata salah satu guru BK-ku dulu,Jaguar. "Dia bisa mengendarainya sendiri, hebat betul,"gumamku disebelah kursi sopir.Tadi masih terdengar suara desahan kecil terdengar dari belakang,Ryan sedang asyik bermain di mimpinya.Dia tertidur setengah jam yg lalu saat aku dan Naven bercakap.tapi sekarang hanya tinggal kita berdua,Ryan diantarkan dulu ke rumah sebelum kami tancap gas ke candi Prambanan.Aku melirik jam kecil di dashboard mobil.19.33.
"27 menit lg sebelum latihan dimulai,"gumamku.
"Jadi...Roro Jongrang eh?,"tanya Naven tiba2 memecah keheningan."Ah...I... iya,"jawabku singkat.
"Senang ya ikut pementasan seperti itu?," tanyanya sambil tersenyum. "Iyalah...memang sih latihannya cukup berat utk menjiwai peran seperti itu dan harus rela tidak tidur karena pertunjukan biasanya dimulai jam 10 malam,"jelasku panjang lebar.
"Oh begitu...,"jawabnya.
"Tapi," selaku.
"Rasa lelahku hilang dan berganti senyum kebahagiaan melihat tepuk tangan para penonton yang gembira,"tuturku sambil tersenyum.
"Kau benar-benar menyukai dunia peran ya?Aku suka perempuan yang serius dengan hobinya,"jawabnya sambil tersenyum."Dheg".
"Ada apa ini,kok pipiku memanas,"gumamku sambil memalingkan wajahku dari Naven.
-Prambanan I'm in Love-
"Sudah sampai...!,"seru Naven riang.Aku buru-buru turun dari mobil sambil menenteng tas kardus berisi baju ganti dan kertas dialog yg sudah sedikit kusut, Naven mengikutiku dari belakang.
"Eh...tungguin gue,"kata Naven. Aku pun berhenti lalu menyamakan langkahnya.
"Ah...aku hampir lupa, Makasih ya bajunya,"kata Naven sambil tersenyum.
"Sa...sama-sama,"jawabku tergagap. Kami pun sampai ke dekat panggung.Indri mendekatiku dengan histeris.
"Ratu...gawat Ratu... gawat!,"serunya setelah tepat di depanku.
"Ada apa?,"tanyaku bingung.
"Raja... Raja,"kata Indri terengah-engah karena berlari.
"Tenangkan dirimu.Ada apa dengannya?Raja kenapa?,"tanyaku tenang.
"Raja keseleo,dia nggak bisa ikut 'main' untuk sabtu depan,"jelas Indri susah payah.
"Hah,kok bisa?,"tanyaku.
"Dia naik motor nggak hati-hati tadi siang kan pergi sama kamu,eh terus pulangnya dia nyusruk ke got,"."Untung nggak nyusruk ke jurang ya,"timpal Naven.
Aku mencubit pelan pinggang Naven,lalu melepaskan setelah 5 detik.Ia hanya meringis dan memegangi bagian yang tadi kucubit.
"Udah-udah terus gimana nih? Pertunjukan sabtu depan siapa yg jadi Bandung Bondowoso-nya?," tanya Indri.
"Hmm...orang yg cocok ya?,"pikirku bingung."TING!".
"Naven aja,"usulku.
"Dia bisa?," tanya Indri bingung.
"Gue bisa?," tanya Naven juga bingung.
"Iya... dia pasti bisa,".
"Ta...tapi Ratu.Masa Bule sih yg jadi Bandung Bondowosonya?,"tanya Naven bingung.
"Nggak peduli Naven,mau kamu bule atau pribumi,hitam atau putih,kalau kamu bisa menjiwai peran kenapa enggak?," jawabku.
"Ok akan gue coba demi lo,"kata Naven kemudian yg seketika membuat rona merah di kedua pipiku.***.
#PojokVinna:Hoi...hoi...balik lagi bersama author yang unyunya nggak ternampakan #loh *abaikan hehehe.By the way ngomong-ngomong...ngomong-ngomong By the way.Maaf banget jadi jarang update.Jadi untuk hari ini bakalan update 2 part sekaligus.Wait for my stories yaww :* :3
Bonuspict:Indri Swastika :*
![](https://img.wattpad.com/cover/22906059-288-k498725.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jet'aime Prambanan
عاطفيةTakdir.Satu kata itu...apa kalian mempercayainya?.Aku percaya...termasuk takdir baik ataupun buruk.Aku juga percaya...tentang legenda 'benang merah' yang menghubungkan kita dengan jodoh kita kelak.Yang akan semakin mendekat seiring berjalannya waktu...