Prolog

19.1K 1.2K 72
                                    

Tak ada alasan untuk tidak merasa bangga ketika kau berjalan melewati sebuah gerbang yang diatasnya bertuliskan 'SELAMAT DATANG DI KEJUARAAN LARI 10KM'. Selain kau merasa jika kau adalah seorang pelari yang 'benar-benar pelari', kau juga pasti akan dilirik. Well, asal kau tahu, siapapun yang ikut dalam kejuaraan ini, pastilah pelari terkenal. Tak terkecuali aku.

Katakan aku sombong, tapi memang begitu adanya. Aku bukanlah tipe orang yang sering mengeluh dan merendahkan diri sendiri. Aku cantik, pintar dan berbakat dalam hal lari. Aku sempurna dan aku sadar itu.

"Deborah Hyland!"

Pekikkan beberapa orang memekakkan telingaku. Aku tahu, itu pasti para penggemarku. Oh ayolah, aku sedang letih untuk menghadapi mereka para manusia paranoid.

"Deborah Hyland, bagaimana perasaanmu setelah masuk ke dalam final kejuaraan lari 10km yang mana pesaingmu adalah 49 pelari profesional?"

Oh kali ini beberapa wartawan mendatangiku. Secepat kilat aku mendongak dan menampakkan senyum termanisku di hadapan kamera. "Aku merasa senang dan tertantang untuk beradu kecepatan dengan 49 pelari lainnya. Yeah, walaupun aku tahu jika ini termasuk hal yang biasa."

Para wartawan tampak tersenyum simpul dan mengangguk-angguk, merasa tertantang dengan jawabanku. Sekali lagi, aku tidak sombong, aku hanya sadar kemampuanku yang diatas rata-rata. Memangnya masalah?

"Lalu bagaimana perasaanmu ketika tahu jika diantara 49 pesaingmu, salah satunya adalah Liam Payne—pelari tercepat di babak pertama kejuaraan lari kemarin?" kali ini salah seorang wartawan dengan perawakan memuakkan mengajukan pertanyaannya.

"Liam Payne? Oh, apa dia pelari yang terkenal? Bahkan aku tak kenal dia."

Semua wartawan terbelalak kaget mendengar jawabanku. Raut wajah mereka seperti mengatakan sederet kata yang tak jauh dari 'sungguh dia tak tahu?' atau 'benarkah dia tak kenal Liam Payne?' atau lainnya yang tak terlalu penting untukku permasalahkan.

Well, serius, siapa Liam Payne itu?

"Oh my god, it's Liam!" mendadak seperti menjawab pertanyaanku, segerombol gadis-gadis tampak memekik hebat ketika sebuah mobil berhenti dan pintunya terbuka menampilkan seorang laki-laki ber-otot. Tak cuma para gadis, namun wartawan pun juga segera berlari mengejar seseorang yang diduga Liam itu.

"Liam apa yang kau rasakan..."

Aku mengibaskan tanganku tak peduli. Masa bodoh dengan Liam Payne, yang penting di final lari kali ini aku harus menciptakan kemenangan sempurna seperti yang lalu-lalu. Tak peduli siapa lawanku, entah itu pelari profesional atau Liam Payne yang mereka katakan, yang penting aku harus bekerja seperti biasa. Mencetak sebuah judul headline di surat kabar dengan kalimat yang bertuliskan, 'Deborah Hyland: Pelari Cantik yang Kembali Memenangi Kejuaraan Lari 10km'.

Aku harus menciptakan kemenangan mutlak itu lagi, titik.

"Deborah Hyland? Mari ku tunjukkan ruangan persiapanmu."

***

Oke idenya kali ini adalah tentang persaingan kejuaraan lari.

What do you think about Deborah? Sounds annoying? Hm.

Payne GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang