Karunia Tuhan

617 21 6
                                    

Secercah sinar menembus disela-sela tirai yang berkibar. Seorang wanita berbadan dua mengerjabkan matanya untuk menyesuaikan pencahayaan yang ada.

"Eeennggghh.."lenguhnya seraya berusaha menggerakkan badannya yang terasa lebih berat seperti ada sebuah beban di atas dadanya.

Pandangannya tertuju pada beban yang mengganggunya itu,ia terkejut bukan main saat melihat ada tangan kekar yang memeluknya erat. Dengan perlahan pandangannya terus menelusuri siapakah pemilik tangan yang saat ini mendekapnya dengan nyaman.

Seketika jantungnya bergemuruh,matanya berkaca-kaca.
Kemudian terisak lirih.

Mungkin karena hormon kehamilannya yang membuatnya seperti ini, melankolis. Tapi tanpa ia sadar,disudut hati terdalam ia merasa lega bahwa sang pujaan hati baik-baik saja dan masih bernafas hingga saat ini.

Isakan lirih itu telah membuat seorang pria tampan tersadar dari pingsannya. Dan dalam keadaan lemahnya ia berjingkrak memposisikan duduk untuk memastikan bahwa wanitanya baik-baik saja.

"Sayang,hey! Kau kenapa? Apa yang sakit? Dimana? Katakan sayang,jangan membuatku khawatir. Apa buah hati kita menyusahkan mu?"rentetan kalimat panik mengalun lembut dari bibir merah muda yang dikaguminya itu.

"A..a..ku..hiks..merin..hiks..dukanmu"ucap sang wanita di sela-sela isakannya. Terdengar helaan nafas lega lalu tersenyum lembut. Di tariknya sang wanita masuk ke dalam pelukannya meski tak bisa seerat dulu karena sekarang terhalang perut sang wanita yang saat ini sedang mengandung anaknya,darah dagingnya,buah cintanya,penerusnya. Mengetahui itu ia merasakan jantungnya berdebar bahagia,karena sebentar lagi ia akan memiliki buah hati dari orang yang sangat dicintainya. Karunia dari Tuhan yang tak akan pernah ia sia-siakan.

Menghirup dalam-dalam aroma wanitanya yang dirindukan.

"Maafkan aku sayang,semua salahku. Seharusnya aku mempercayaimu,cinta kita"busuknya lirih.

Givana,ya wanita itu ialah Givana. Sosok istimewa yang tak akan tergantikan di dalam hati sang pangeran arogan.

Givana memejamkan mata erat,menikmati kerinduan yang sedang ia salurkan oh bukan tapi mereka salurkan lewat pelukan. Hingga ada yang mengacaukannya,membuat pangeran Gio melerai pelukan mereka dengan terkejut. Bola matanya bergulir ke arah gerakan itu berasal.

Tau kemana pandangan suami tersayangnya,Givana tersenyum lembut. Diarahkannya tangan sang suami ke perutnya yang besar.

"Itu tendangan mereka,mungkin mereka senang bisa berkumpul lagi dengan daddy-nya"jelas Givana dengan tangan masih bertelungkup di atas tangan sang suami yang sekarang mengelus perutnya dengan lembut. Matanya memancarkan aura kebahagiaan. Beda tempat beda juga kondisinya.

'Aku memang pernah menyakitimu dengan membuatmu menungguku tanpa kepastian,namun tak ada yang bisa mencintaimu sedalam cintaku padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Aku memang pernah menyakitimu dengan membuatmu menungguku tanpa kepastian,namun tak ada yang bisa mencintaimu sedalam cintaku padamu. Yang begitu lapang dada melihatmu bahagia diperlukan pria lain. Aku melepasnya. Asal kau bahagia itu sudah cukup untukku. Tak ada lagi air mata yang diam-diam kau sembunyikan di belakangku karena kau telah menemuinya. Aku tenang bila meninggalkanmu bersamanya. Bersama bahagiamu' senyum tipis tersungging di bibirnya. Air mata menetes dibalik kacamata hitamnya. Lalu bangkit dari duduknya meninggalkan cinta yang diikhlaskannya.

                                                                       

Hohoho...author rese comeback
Adakah yang merindukanku atau jangan2 bkn kemunculanku yang kalian harapkan namun si Givana dan Gio si pangeran arogan itu😤ish author kan jadi zebeelll.

Yah gk nampik sih gue juga baper sendiri nyeritain tuh kisah dua sejoli itu.

Eh ada yg bertanya2 itu kenapa jadinya mlh si renan yang disana bukan Surya?

Yang pasti nih yeee gue bilangin ya si Surya udh ikhlas kok ngelepas Givana setelah perang itu. Jadi si Gio gk bkl ngapa2in tuh manusia kucluk karena kepergok bawa bininya.

Givana and Kerajaan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang