Kenyataan yang Terungkap

1.8K 72 0
                                    

Givana masih saja melamunkan apa yang dikatakan gio tentang kak Surya. Dan givana tak menyadari jika gio memperhatikannya yang terus melamun hingga tidak tahu jika mereka sudah sampai di istana.

"Sayang apa yang sedang menari di otak cantikmu itu, hingga kau bisa mengabaikanku"tanya gio namun givana tetap tidak menyadari keberadaan dirinya.

"Oh ayolah, sayang aku tak bisa kau acuhkan seperti patung"tak mendapat reaksi apa-apa emosi gio tersulut

"GIVANA... "geram gio namun emosinya langsung sirna ketika ia menemukan ide untuk membalas perlakuan givana kepadanya.

Gio memajukan wajahnya ke wajah givana dan kemudian mengecup bibir givana, dan hal itu sukses membuat givana berjengkit kaget. Namun saat givana ingin memberi jarak diantara mereka gio merangkulkan kedua lengan kekarnya pada pinggul givana hingga membuat tubuh mereka menempel satu sama lain dan membuat givana semakin gugup, jantungnya berdetak tak beraturan karena kedekatan mereka.

"Emmmhh... Ka... aapan kita sampai gio"

"Sejak sesuatu meracuni otak cantikmu itu hingga membuatmu mengacuhkan aku"rajuk gio

"Maafkan aku gio, tapi bisakah kau melepaskan tanganmu itu dari pinggulku karena keadaan ini membuatku... "

"Salah tingkah? Oh ayolah sayang kau kan istriku dan aku berhak melakukan apapun padamu"goda gio setelah berhasil memotong ucapan givana.

Givana enundukkan kepalanya agar berkurang rasa malunya terhadap sosok suami yang saat ini sedang merangkul dirinya dengan sangat erat. Gio yang tak tahan melihat tingkah malu-malu sang istri pun mendongakkan wajah cantik yang sedang bersemu saat ini agar menatap dirinya.

"Jadi apa yang sedang kau fikirkan tadi istriku? "Ucap gio memberikan tatapan tajamnya walau masih ada kesan lembut didalamnya namun tetap saja membuat bulu kuduk givana berdiri.

"Hmmm... Aku hanya memikirkan kak Surya"

"Aku tidak menyangka bahwa dia bukan manusia normal pada umumnya"sambung givana ketika melihat gio mengetatkan rahangnya pertanda bahwa ia sedang emosi mendengar dirinya memikirkan cowok lain, namun ketika givana menyelesaikan kalimatnya gio menarik ujung bibirnya dan tersenyum sinis.

"Oh sayang kau sungguh polos, mungkin jika kau berkeliaran di luar sana sendirian kau akan slalu terkena tipuan"ucap gio mulai memanas-manasi keadaan karena ia yakin bahwa sang pangeran kutub itu akan menggunakan kepolosan istrinya untuk bisa merebut givana dari sisinya.

Givana memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh suaminya tentang kenyataan yabg tidak pernah ia ketahui, entah mengapa hidupnya sangat rumit dengan dipertemukannya dirinya diantara orang-orang yang mempunyai kemampuan diatas manusia normal yang bahkan tak pernah sedikitpun terlintas dalam khayalannya. Yah, givana hanya perlu memasrahkan diri terhadap takdir yang menyeretnya sejauh ini.

"Baiklah sayang, cepatlah kau bersiap karena kita akan makan malam bersama keluarga besarku. Aku akan menunggumu di bawah"ucap gio diakhiri dengan kecupan di kening givana yang menyebabkan givana refleks menutup kedua matanya. Kecupan itu terasa begitu lembut di dahi givana tapi dapat membuat jantungnya berpacu sangat cepat namun terasa menyenangkan dan nyaman.

Ketika gio menghentikan kecupannya saat itulah givana merasakan kehilangan.

"Ya sudah aku ke bawah dulu"ucap gio meninggalkan givana.

"Kak Surya aku tak menyangka kenyataan tentang dirimu terungkap oleh suamiku dan aku sangat terkejut mengetahui jati dirimu, mengapa kau menyembunyikan semuanya dariku? Sungguh aku sangat kecewa denganmu kak? "Ucap givana hingga kemudian memasuki kamar mandi untuk melakukan rutinitasnya.

Tanpa givana sadari semua yang diucapkan givana terdengar oleh orang yang sedang berada di pintu, lalu orang itu pergi meninggalkan kamar givana.

                           ☆☆☆☆

Gimana-gimana? Udah oke belum part ini?

Givana and Kerajaan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang