Kenyataan Apalagi Ini?!

841 37 9
                                    

Pagi ini semua nampak berbeda ketika givana membuka mata. Dia langsung berhadapan dengan manik mata suaminya gio yang sudah menyambutnya dengan tersenyum,walau dia tak sekalipun membalas senyuman gio. Karena sungguh baginya ini semua terlalu tiba-tiba.

"Morning my sunsine" sapanya mengecup lembut kening vana.

"Aku akan turun terlebih dahulu untuk membuatkanmu sesuatu" ucapnya tersenyum masam melihat sang istri yang tak memberikan tanggapan apapun atas apa yang ia lakukan atau katakan.

Ya istrinya itu seperti patung hidup sejak kemarin dia tersadar dan mengetahui bahwa ia sedang mengandung. Tapi ia berusaha bersabar dan mencoba memakluminya.

***

         'Givana'pov'

Sepeninggalan gio aku menghela nafas dengan keras.

Aku tau apa yang aku lakukan kepadanya itu membuatnya tersiksa,dan aku menyadari ada sebersit kekecewaan pada senyumnya. Aku tidak boleh seperti ini,dia orang baik tidak seharusnya dia menerima sikapku yang seperti ini

Aku bangkit dari tempat tidur memasuki kamar mandi untuk bersiap menemui suamiku yang sudah menungguku di bawah.

15 menit ku habiskan untuk bersiap.

Saat akan turun,ku dengar suamiku sedang bicara dengan seseorang.

Dengan senyuman ku langkahkan kakiku,namun saat dia menyebut salah satu nama seseorang seketika senyum yang semula tersungging luntur secara perlahan.

"Kau harus menjaga renan agar vana tidak bertemu dengannya walau hanya sekejap angin,jika ku tau kau lalai hingga membuat renan berada di sekitar vana lagi maka tak segan segan aku menghukummu. Paham!!!" perintahnya dengan nada yang dingin.

"Baik Yang Mulia"

Sepeninggalan orang kepercayaan gio,aku menghapus air mata yang sempat turun karena kecewa jika suamiku sendiri tidak mempercayai aku. Aku menuruni anak tangga dan memasang senyum seakan tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Pagi!" sapaku bisa ku lihat punggungnya menegang sebentar mendengar sapaku.

"Pagi sayang,kau ingin makan apa? Biar aku ambilkan"ucapnya mempersilahkanku duduk.

"Aku ingin ayam kecap itu"ucapku manja,yah aku akan bersikap seperti tidak terjadi apapun hingga nanti aku akan pergi meninggalkan semua kekacauan ini.

"Baiklah biar hari ini aku akan melayani sendiri ibu dari anak-anakku" jelasnya sembari bangkit mengambilkan makanan yang aku pinta.

"Jadi hanya hari ini saja nih?" ucapku memasang raut cemberut.

"Oh astaga permaisuriku rupanya ngambek" katanya terkekeh geli lalu mencium keningku lembut.

"Tentu aku akan siap menjadi pelayan untuk ibu dari anak-anakku dengan sukarela"

'Andai kau mempercayaiku sayang pasti saat ini aku akan menjadi wanita paling bahagia melihat perlakuanmu kepadaku'batinku sedih.

Selesai makan,kami memutuskan menonton tv di ruang keluarga dengan kepala bersandar di dada suamiku. Yah sebisa mungkin aku akan memanfaatkan kesempatan yang ada,karena setelah ini aku akan meninggalkan semua ini dan hidup di belahan dunia lain yang tidak akan ditemukannya bersama dengan buah hati kami. Katakanlah aku egois,namun perempuan mana yang tidak kecewa melihat suaminya sendiri tidak mempercayainya,mempercayai cintanya yang tulus.

Saat ini kita sedang menonton kartun yang ku minta dengan tangannya yang membelai kepalaku dengan lembut,sedangkan tangan satunya menggenggam tanganku dengan hangat. Bisa kalian pastikan bagaimana nyamannya posisiku ini.

                                                                                                    

Hai hai ada yang masih menunggu kelanjutan cerita ini,sebenernya kecewa sih karena kalian tidak memberi tanggapan komentar pada critaku ini,, tapi i'ts okey aku akan terus berusaha bikin ceritaku yang bisa bikin jari kalian diluar kendali untuk mengomen secara refleks hihihi😂

Givana and Kerajaan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang