Bahagia?Terharu?Sedih?Marah?

896 39 0
                                    

Setiba gio di istana,ia langsung memanggil tabib istana. Dapat terlihat ketakutan serta kerapuhan di kedua matanya yang biasanya menyorot tajam. Semua penghuni istana terkejut melihat sang pangeran menunjukan kerapuhannya. Sungguh luar biasa putri givana,dengan kehadirannya dia dapat membuat hidup pangeran gio lebih berwarna bahkan dikedua bola matanya yang slama ini hanya memancarkan kesuraman menjadi pancaran kehidupan yang sedikit demi sedikit terlihat.

Gio membopong tubuh rapuh sang istri ke dalam ruang pribadi mereka atau mungkin biasa disebut dengan kamar.
Tak lama setelah membaringkan tubuh istri tersayangnya,terdengar suara pengawal yang berjaga di depan pintu bahwa sang tabib datang. Pintu raksasa itu terbelah membuka dengan menampakan sosok wanita paruh baya dengan pakaiannya yang serba putih.

"Bolehkah saya langsung memeriksa putri,pangeran?" tanya sang tabib dengan masih menundukkan kepala menunggu perintah selanjutnya.

"Ya" dengan sangat singkat gio menjawab dan menggeser tubuhnya walau terkesan tak rela beralih dari sisi givana.

Ia melihat tabib memeriksa tekanan denyut nadi dan pernafasan givana dengan dahi yang berlipat. Selesai memeriksa,tabib tersebut memundurkan posisinya hingga berhadapan dengan gio. Dan dapat dilihat bahwa gio menanti hasil pemeriksaan itu dengan harap-harap cemas.

"Apa yang terjadi dengan istriku?"tanyanya to the point

"Selamat tuan,sebentar lagi di istana ini akan kedatangan putra mahkota" jelas tabib mengukir senyum.

"Maksudmu istriku saat ini sedang mengandung?" tanya gio memastikan atas apa yang didengarnya ini tidak salah.

"Iya pangeran,putri sedang hamil muda" jelasnya dengan sabar.

"Aku akan jadi ayah?!" ungkapnya dengan muka cengo,dan tak menghiraukan sang tabib yang sudah keluar dari kamarnya.

Dengan perlahan ia mendekati ranjang dimana terdapat sang istri yang sedang terlelap dengan wajah pucatnya.

"Sayang,terimakasih kamu sudah mau menjadi tujuan hidupku,sudah mau menjadi ibu dari anakku" dengan penuh cinta dan kasih ia mengecup kening givana.

Beralih ke perut givana yang masih datar ia melakukan yang sama dengan yang ia lakukan terhadap istrinya.

"Sehat selalu ya jagoan,jangan buat mommy kualahan. Daddy menyayangimu nak" dengan perlahan gio membaringkan dirinya disamping sang istri dan ikut terlelap memeluk givana yang terlebih dahulu masuk ke alam mimpi.

Tanpa disadari gio,saat ia terlelap givana membuka kedua matanya. Air matanya jatuh begitu saja mendengar kenyataan yang terjadi padanya. Entah apa yang dirasakannya.  Bahagia?terharu?sedih?marah? Ia bingung harus berekspresi seperti apa. Dengan perlahan ia menyentuh perutnya yang masih datar,mengusapnya perlahan dengan perasaan campur aduk. Apakah ia bisa menjadi ibu yang baik untuk anaknya kelak?ataukah ia bisa membalas cinta dari ayah calon anaknya?namun sudahkah ia menghilangkan perasaannya pada cintanya?cinta pertamanya?

                                                                       

Hola everybody
Wattsup readers
Adakah yang masih nungguin kelanjutan cerita ini? Adakah yang merindukan gio dan givana?

Peraturan tetep sama yak😀komen dan vote

Nih part khusus readersku tercinta😍😘

Givana and Kerajaan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang