Apakah ini halusinasiku?

1.7K 60 0
                                    

Yang di atas itu Renan ya 😉
Selamat menikmati ceritanya

.                                                                      

        Kini aku sedang berlibur bersama gio di pulau dewata tepatnya di pantai pandhawa. Ku tapaki pasir halus tepi pantai ini dengan kaki yang telanjang. Aku sendirian menikmati keindahan yang disuguhkan oleh alam ini, sebab gio ada urusan yang katanya harus ia sendiri yang turun tangan. Entahlah ku rasa aku tak peduli dengan apa yang dia lakukan, aku masih belum bisa menerima semua ini dengan hati lapang. Perlahan air mataku turun tanpa dikomando ku rasa dengan ini aku bisa memperlihatkan betapa frustasinya diriku.

Tiba-tiba ada yang mengulurkan saputangan. Ku telusuri pemilik sapu tangan itu dari tangan menuju pada muka sang pemilik. Kemudian...

'Degghh..

'Oh my... Jantungku kenapa serasa berhenti berdetak ya? '

Bukan, bukan karena parasnya yang rupawan namun karena dia adalah orang yang selama ini aku tunggu kehadirannya.

"Renan?! "Seruku kaget bercampur bahagia.

"Iya vavan, ini aku. Bagaimana keadaan kamu? "Tanyanya dengan seulas senyum tulus. Ternyata dia masih aan ku yang dulu, yang selalu bersikap lembut dan hangat kepadaku.

Tak ku jawab pertanyaannya karena selanjutnya langsung ku dekap erat-erat tubuh proposionalnya, ku desakkan kepalaku di dada bidangnya tempat favoritku dulu.

Ia terkekeh melihat tingkahku, betapa aku merindukan merdu tawanya.

"Kau sangat merindukanku ya "katanya dengan membelai lembut rambut panjangku.

Kemudian aku melepaskan pelukannya lalu memasang muka cemberut dengan tangan disedekapkan di dada.

"Kau jahat, kenapa kau baru kembali? "Akhirnya setelah sekian lama aku bisa mengungkapkan kata yang selama ini hanya terpendam di hati.

"I'm sorry i'm late. Aku dipaksa papa untuk memperbaiki kekacauan yang terjadi di perusahaan sini. Dan sedang apa kau kemari? "Tanyanya dengan mengkerutkan dahinya pertanda bahwa ia bingung aku disini

"Mmm.... Hanya liburan, membuang waktu senggang"ucapku berusaha senormal mungkin agar ia tak mencurigaiku.

Mendengar jawabanku ia menatapku dengan tatapan selidiknya, lalu ia memberikan smirk kepadaku. Gawat, dia mesti curiga.

"Lantas kenapa kau menangis? "Tanyanya yang membuatku gelagapan.

"Aku, tidak menangis"elakku

"Nana, aku mengertimu melebihi kau mengerti dirimu. Jadi kau tak bisa membohongiku"jawabnya tersenyum kemenangan.

Dan pada akhirnya aku menyerah untuk menyembunyikan masalahku dari Renan. Ku ceritakan semuanya dari awal dengan air mata yang mengucur deras. Selama aku bercerita Renan tak melepaskan pelukannya, pelukan yang selama ini selalu bisa menenangkanku bahkan hingga saat ini.

'Renan 'pov'

Gadisku ini memang masih sama seperti dulu, berusaha kuat di depan semua orang padahal sebenarnya dia amatlah rapuh melebihi apapun. Ketika ia menceritakan semua masalahnya, aku terkejut ketika ia menceritakan bahwa ia di paksa menikah oleh seseorang yang bukan manusia biasa. Oh ini sungguh tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia. Namun tak ada kebohongan yang terselip di dalam mata Indah itu.

Ku tak bisa membayangkan Hidup gadisku ini selama aku meninggalkannya. Ia trus menangis sesegukan ketika menceritakan kehidupannya selama ku tinggal pergi. Tetap ku peluk tubuh rapuh ini dengan erat namun tidak sampai menyakitinya. Setelah puas bercerita, tiba2 ia tak mengeluarkan kata2nya lagi. Terkejutnya ternyata gadisku ini terlelap, mungkin karena capek trus menangis saat cerita tadi. Karna ku tak tau dia tinggal dimana saat di sini, maka tanpa berpikir panjang lagi aku membawanya ke penthouseku.




'Kehidupan yang sebenarnya bukan hanya soal cinta atau derita namun soal perjuangan dan pertahanan'

Givana and Kerajaan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang