Batas yang Tercipta

405 16 9
                                    

Kerajaan laut sedang diguncang keanehan selama menjelang hari melahirkannya Ratu mereka. Cuaca begitu ekstrim. Suasana mencekam. Dingin merasuk hingga membuat seluruh penghuni terasa tercekik. Seakan ada kekuatan besar yang membuat mereka bergidik untuk melangkahkan kaki lebih jauh lagi dari halaman rumah mereka.

Ya Givana dan Gio memutuskan untuk melahirkan anak mereka di kerajaan laut,untuk mengantisipasi kejadian yang membuat penghuni darat riuh. Mereka tidak ingin buah hati yang mereka lahirkan menimbulkan perpecahan di dunia darat yang selama ini selalu berdamai dengan keadaan yang tak mereka tau bahwa ada kerajaan yang berada disekitar mereka.

Namun keanehan itu juga dirasakan oleh Gio sendiri menjelang kelahiran putra mereka. Istrinya itu semakin hari semakin susah untuk didekati. Padahal ia sudah merasakan rindu untuk bermesraan bersama Sang Permaisurinya. Namun setiap mendekat dan ingin menyentuh seinci tubuh Givana tangannya serasa tersetrum. Bahkan setiap dekat dengan jangkauannya saja ia merasakan dingin yang menyengatnya hingga ke relung hati. Entah apa yang terjadi dengan Istrinya itu menjelang kelahirannya itu.

Suatu ketika,saat sang orangtua sedang berkunjung ia mencoba menanyakan keganjalan yang sedang terjadi saat mendekati hari kelahiran penerus tahtanya.

   #Aula Kerajaan#

Suasana yang awalnya terlihat damai kini berubah serius saat Sang Raja mengajukan pembicaraan yang lumayan aneh yang pernah terjadi di kerajaan mereka ini.

"Maksudmu apa anakku?apa yang salah dengan Givana?" Tanya sang ibu.

"Setiap aku menyentuhnya badanku terasa seperti tersetrum,bahkan saat ada didekatnya aku merasa suasana dingin yang munyuat keluar darinya"jelas Gio

Mereka berdua sangat kebingungan pasalnya dulu saat dirinya mengandung Gio ia tak pernah merasakan permasalahan apapun. Saat dua orang itu tampak termenung memikirkan hal tersebut,senyuman sang ayah muncul begitu saja tanpa mereka sadari.

"Sudahlah semua akan baik-baik saja,jangan khawatirkan itu"ucapnya yang mengandung arti tersembunyi.

Dan akhirnya mereka mengganti topik hingga suara tawa mereka terdengar diseluruh penjuru istana.

Disisi lain tepatnya disebuah kamar berhuni seorang wanita yang sedang duduk bersila diatas sebuah king bed. Matanya terpejam,aura kuat terpancar dari dalam tubuhnya. Meski begitu tetap saja kecantikannya tak pudar sedikitpun. Sedikit demi sedikit badannya berselimutkan es. Membentuk dinding kokoh mengurung raganya. Tak ada yang mengetahui kejadian itu. Hingga...

'prang'

'Bughh !!'

Sebuah keributan dikamar atas terdengar hingga di tempat sekeluarga berbincang dan berkumpul,mereka berlari ke asal suara.

Sesampainya di tempat kejadian semua mata tertuju pada satu objek yang sama. Mereka syok atas apa yang mereka lihat sekarang. Tapi tak ada yang bisa menandingi kegetiran dan kekhawatiran salah satu orang yang ikut menyaksikan dengan pandangan terluka diantara mereka. Tak ada yang bisa mereka lakukan,otak mereka seakan buntu sampai ada suara yang memutuskan keheningan itu dengan sebuah usul.

"Kita panggil Dia untuk mengatasi ini"perintahnya tanpa dapat dibantah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Givana and Kerajaan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang