Part 18

28.8K 4.6K 781
                                    

TAEYEON membawa Taeyong ke dalam pelukan; ia sangat merindukan putra semata wayangnya itu. Rasanya sangat sepi karena beberapa hari ini Taeyong menghabiskan waktu berkemah bersama teman-teman sekolah. Taeyeon senang karena Taeyong sudah pulang, keadaan Putra nya itu cukup baik. Kecuali kantung mata hitam yang menghiasi bagian bawah mata si lelaki cantik.

"Kurang tidur ya? Yongie sudah makan?" tanya Taeyeon lembut; ia membawa Taeyong ke sofa panjang. Berpelukan di sana; si lelaki cantik sudah menempelkan pipi pada dada Taeyeon, lelah karena menghabiskan waktu di alam terbuka.

"Mhm, Yongie sudah makan.. Ngantuk Mommy~" bibir Taeyong mencebik, ia memeluk Taeyeon dengan erat. Merindukan sang Ibu, hanya di hadapan Ibunya, Taeyong bisa bertingkah seperti sekarang.

Jemari lembut Taeyeon bergerak; mengusap surai Taeyong secara perlahan. Ia senang karena Taeyong mengikuti acara sekolah seperti ini, itu tandanya sang Anak mulai belajar untuk bersosialisasi, tidak seperti dulu. Bahkan Taeyong membawa dua temannya ke rumah, Lucas dan Jaehyun. Taeyeon ingin Taeyong berkembang, menemukan teman serta suasana baru agar tidak menjadi penyendiri.

"Tidur sayang, nanti Mommy bangunkan jika makan malam sudah siap." ujar Taeyeon lembut. Ia hanya memiliki Taeyong sebagai anak, oleh karena itu Taeyeon menyayangi Taeyong melebihi apapun.

Taeyong menghela nafas sebelum menutup mata. "Mom.."

"Iya sayang?"

"Yongie ingin menceritakan sesuatu," ujar Taeyong pelan, ia mengulum bibir untuk mengingat semua hal yang akan ia ceritakan kepada sang Ibu. Karena rasanya Taeyong tidak ingin memikirkan hal ini sendirian, ia butuh Taeyeon untuk membimbingnya.

Taeyeon tersenyum. "Tentu, Mommy akan mendengarkan."

"Ada satu orang yang sangat Yongie benci di sekolah, dia selalu menganggu Yongie, tapi juga terus menerus memperhatikan Yongie. Itu menganggu! Yongie tidak suka karena saat berada di dekatnya, jantung Yongie berdetak sangat cepat, seperti akan meledak. Yongie membencinya." pipi Taeyong bersemu merah; mengingat malam dimana ia dan Jaehyun berciuman di dalam hutan bersama kunang-kunang.

Rasanya Taeyong ingin menenggelamkan diri kala itu, Jaehyun selalu bisa membuatnya tidak berdaya, Taeyong sama sekali tidak mengerti. Bukankah ia membenci Jaehyun selama ini? Tapi rasanyaㅡTaeyong ingin selalu berada di dekat Jaehyun, menatap wajah tampan lelaki itu, dan merasakan tekstur tebal bibir Jaehyun.

Mendengar itu Taeyeon mengerjapkan mata beberapa kali sebelum tertawa pelan, ia menangkup pipi Taeyong. Menatap wajah sang Putra yang memerah. Taeyeon tahu bahwa kini Taeyong sedang jatuh cinta pada seseorang. Selama ini Taeyong tidak pernah bertingkah seperti sekarang, terlalu jelas di mata Taeyeon.

"Siapa orang itu, hm?"

"Dia pernah main kesini, namanya Jaehyun. Ah! Pokoknya Yongie sangat membencinya!"

Taeyeon cukup terkejut selama beberapa saat ketika Taeyong mengatakan hal itu. Jadi Putranya menyukai seorang lelaki? Sesama jenis? Taeyeon mengulum bibir dan mengusap surai Taeyong. Tidak masalah, ia tidak akan melarang selama Taeyong bisa bahagia. Tidak perlu bersama wanita. Taeyeon tidak akan memaksa.

"Yongie tahu tidak jika benci dan cinta itu memiliki perbedaan yang sangat tipis?"

Otomatis Taeyong menggeleng, ia kembali menempelkan pipi di dada Taeyeon. Merasa nyaman dengan pelukan sang Ibu, ia mencoba melupakan bayang-bayang Jaehyun yang selalu berkeliaran di dalam otaknya.

"Jantung Yongie berdetak cepat, itu artinya Yongie mencintai Jaehyun."

Iris hitam Taeyong membelak lebar; ia menegakkan tubuh dan melempatkan tatapan horror pada sang Ibu. "Tidak mungkin! Yongie membencinya!"

[2] Rewrite The Stars《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang