Part 21

30.1K 4.5K 419
                                    

TAEYONG melangkah masuk ke dalam kamar Jaehyun; aroma maskulin yang masuk ke dalam indra penciuman berhasil membuatnya menghirup nafas dalam. Kamar Jaehyun masih sama seperti terakhir kali, tidak ada yang berubah. Taeyong mengulum bibir sebelum memutuskan duduk di tepi kasur.

Sebenarnya ia ingin pulang, namun Jaehyun tidak mengizinkan. Dan kabar buruknya, tidak ada siapapun di rumah Jaehyun. Kedua orang tua lelaki tampan itu pergi entah kemana, Taeyong tidak tahu karena Jaehyun belum memberi tahu. Bukankah itu mengerikan? Bagaimana jika nanti Jaehyun mengambil kesempatan di dalam kesempitan?

Meskipun nyatanya, Taeyong menikmati hal itu. Ciuman atau sentuhan Jaehyun sama sekali tidak bisa ia tolak karena rasanya begitu memabukkan. Seperti candu. Taeyong bisa gila jika terus berada di sekitar Jaehyun, itu membuat sebagian syaraf di dalam otaknya kehilangan fungsi.

Jaehyun masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, ia membawa dua kaleng cola, memberikan salah satu minuman tersebut pada Taeyong yang langsung di terima oleh si lelaki cantik. Jaehyun menaruh kaleng cola yang sudah ia minum di atas nakas sebelum membuka satu persatu kancing seragamnya.

"Aku ingin pulang." gumam Taeyong pelan, ia membuka kaleng yang di berikan oleh Jaehyun dan meneguk minuman soda itu.

"Tidak ada siapapun di sini, jadi bisakah kau menemaniku saja?" Jaehyun melepas seragam sekolah yang di pakai; menyisakan kaus ketat berwarna putih yang mencetak jelas otot pada tubuh.

"Tidak."

"Ayolah, ini hari jadi kita."

Kening Taeyong mengkerut, rona merah kembali menjalari pipi, ia mengalihkan pandangan ke sembarang arah. Hari jadi? Ia bahkan tidak ingat kalau ia menerima pernyataan cinta Jaehyun walaupun sebenarnya Taeyong juga tidak bisa menolak. Hati dan pikirannya selalu tidak sinkron jika menyangkut Jaehyun.

"Aku akan menghubungi Ibumu untuk meminta izin." ujar Jaehyun akhirnya, ia membuka kaus ketat yang di pakai. Memperlihatkan dada bidang serta delapan kotak yang tersusun di perut.

Tidak, Jaehyun tidak berniat untuk menyentuh Taeyong. Ia hanya ingin mandi karena hari sudah semakin sore. Tubuhnya berkeringat dan lengket, itu tidak nyaman.

"Ibuku pasti menyuruhku pulang. Jadi tidak perlu keras kepala, cukup antarkan aku pulang saja." Taeyong bergumam, ia masih menatap ke arah lain, tidak ingin memandang wajah atau tubuh Jaehyun.

Itu sangat buruk untuk kesehatan hati serta jantungnya!

Jaehyun menghela nafas panjang dan berlutut di depan Taeyong; ia mengenggam erat kedua tangan lelaki cantik itu. Berhasil membuat Taeyong tersentak dan menoleh ke arah Jaehyun; ia terkesiap saat melihat tubuh atas Jaehyun yang terekspos.

Fuck.

"Bisakah kau menuruti permintaanku kali ini saja? Akan aku pastikan jika Ibumu mengizinkan. Ya? Jangan menolakku." ujar Jaehyun lembut, ia mengecupi punggung tangan Taeyong.

"Terserah,"

"Nah seperti itu. Kau manis jika menurut."

Taeyong memutarkan bola mata bosan dan menepis tangan Jaehyun. "Pakai bajumu, kenapa kau membuka baju?!"

"Aku harus mandi. Kau ingin mandi bersamaku?" Jaehyun menaik turunkan alis; menggoda Taeyong yang kini sudah melemparkan tatapan horror ke arahnya dengan kedua pipi yang memerah.

Itu sangat menggemaskan, Jaehyun ingin mencium Taeyong lagi. Ia ingin terus mencium Taeyong hingga lelaki cantik itu kehabisan nafas.

"Di dalam mimpimu!" seru Taeyong sebelum mendorong bahu Jaehyun hingga si lelaki tinggi jatuh terduduk di atas lantai.

[2] Rewrite The Stars《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang