Fantastic cover by : Erika Dewi Pringgo
" Seragam ini tidak ada artinya jika aku tidak mampu melindungimu."
-Benjamin Mediawan-
" Menikalah dengannya kak...gadis gila sepertiku tidak pantas menjadi istrimu."
-Linay...
Lagi demen sama lagu melayu di atas☝☝ Bodo amat nyeett kalau ada yang bilang selera musik gue payah wkwkwk | | |
Kenang-kenang lah aku sayang Rinduilah aku dalam ingatanmu Yang telah tinggalkan ku selama ini Jauh mengerjar mimpi yang tiada pasti Biar hujan datang berturun Takkan tawar rasa lautan cinta Ku hayalkan kasihmu mengekallkan rasa Kiranya gerimismu menawarkan lautan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis berponi itu tengah berdiri di taman belakang rumah. Sudah terhitung seminggu setelah ia kembali terlempar ke masa lalu yang kelam. Tak ada senyuman manis terukir di wajah polosnya, hanya tatapan ke hampaan yang ada di sorot manik kelabu itu.
Tubuh kecil itu semakim kurus. Sudah beberapa hari ini Linaya kehilangan selera makannya. Benji bahkan sudah menyempatkan diri untuk menemani Linaya makan baik itu sarapan maupum makan siang. Tetap saja gadis itu enggan menyentuh makanannya, ia hanya memainkan makanan itu lalu memberikan kepada Ben untuk di habiskan.
Hari ini Benji sudah berniat untuk mengajak Linaya jalan-jalan ke luar. Sudah lama rasanya ia dan gadisnya tidak menghabiskan waktu di luar, walau hanya memandang langit biru atau memandangi sunset di tepi pantai.
Benji mendekati Linaya yang masih setia memandang bunga-bunga indah yang menghiasi taman kecil di belakang rumah. Ben sengaja tidak menanam bunga mawar, ia tidak ingin Linaya kembali teringat akan ibu nya yang sangat menyukai bunga mawar. Taman itu hanya di isi oleh bunga angrek, melati, dan beberapa jenis bunga lainnya. Tentu tidak akan lengkap tanpa mawar, apa boleh buat. Ben akan sangat hati-hati agar tidak memicu trauma Linaya.
Di daratkan pantatnya di sebelah Linaya yang sedang duduk lesehan di depan kolam ikan. Ia bahkan menjulurkan kaki di dalam kolam sekedar memecahkan keheningan.
"Nay, apa kamu mau jalan-jalan ke luar denganku? Kita bisa menghabiskan waktu dengan berkeliling taman hiburan, apa kamu mau ikut." Pancing Ben untuk menyulut semangat Linaya.
Gadis itu menoleh dan berpiikir sejenak, ia tidak langsung menjawab. Ada sedikit keraguan . Tapi setelah itu ia mengangguk tanda menyetujui ajakan sang kakak. Linaya tidak biasa dengan kehidupan luar, ia selalu menghabiskan waktu di rumah.
" Tapi aku tidak ingin berjalan, apa kakak mau mengendongku selama di sana?
" Tentu. Apa pun itu sayang." Ben mengelus rambut Linaya dengan sayang.
Ben senang Linaya tidak menolak ajakannya,mengingat gadis itu sulit sekali di ajak ke luar. Bahkan untuk menemani membeli cemilan kesukaannya saja ke super market Linaya tidak mau ikut. Ia lebih memilih menunggu di rumah.
" Baiklah, sekarang kamu siap-siap. Sebentar lagi kita berangkat."
Ben bediri dan mengulurkan tangannya, Linaya langsung menyambut uluran itu.