Not For You 1

8.4K 249 9
                                    

‘‘kenapa kamu tidak mencintaiku sebesar aku mencintaimu?’’

‘‘apakah sekarang itu penting, Lis?’’

‘‘tentu!’’

‘‘tapi kita sudah menikah, aku milikmu dan kau milikku, untuk apa lagi bicara tentang cinta?’’

Lisa terdiam. Hari ini ia menyadari satu hal, laki-laki yang menikahinya ini tak pernah mencintainya. Meski ia sendiri sangat mencintai Daniel.

Lisa terpaku ditempatnya, menatap punggung kokoh Daniel. Tanpa menoleh kearahnya, Daniel beranjak, meninggalkan Lisa dengan luka.

--

Lisa menatap dedaunan kering yang berguguran, berada di taman kota membuat perasaannya menjadi lebih baik, sedikit bisa melupakan dukanya.

Lisa mulai goyah, ia tak lagi percaya dengan cinta. Daniel telah mengubah cara pandangnya terhadap kata itu.

Bagi Lisa, cinta itu perlu di ungkapkan dengan ucapan maupun perbuatan, tapi satu pun tak ia dapatkan dari Daniel. Jangankan perbuatan, ucapan saja tidak pernah.

‘‘Maaf, bisakah anda tidak buang sampah sembarangan’’ Pandangan Lisa beralih pada lelaki yang lewat didepannya. Lisa menegurnya karena Lelaki itu menjatuhkan bungkus permennya di jalanan taman

Laki-laki itu tersenyum tipis, dan tanpa Lisa prediksi sebelumnya, lelaki itu mendekat dan duduk di sampingnya.

‘‘Lucas’’

Laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Lisa, namun hanya Lisa balas dengan tatapan bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Lisa, namun hanya Lisa balas dengan tatapan bingung.

‘‘Saya Lucas, dan anda?’’ Lucas kembali mengulang ucapannya.

Lisa bertambah bingung tentunya, laki-laki ini baru saja menggunakan bahasa Indonesia padanya. Lucas orang Indonesia, tapi bagaimana ia bisa tau Lisa orang Indonesia tanpa bertanya sebelumnya

‘‘Sa-saya Lisa.’’ Ucap Lisa sambil balas menjabat tangan Lucas.

‘‘bagaimana kau tau kalau saya orang Indonesia?’’ tanya Lisa

Lucas kembali tersenyum ‘‘aku hanya menebak saja, kau cantik, seperti perempuan di negaraku’’ ucap Lucas menatap Lisa, membuat Lisa menjadi salah tingkah karena tatapan itu

‘‘Tapi aku melihat kesedihan di wajahmu, matamu menyiratkan luka. Ada apa nona? Kau bisa cerita padaku, berbagilah padaku jika itu bisa mengurangi kesedihanmu’’ tutur Lucas

Lisa terdiam sejenak, lalu menatap Lucas. Dia tidak terlihat seperti orang jahat, tidak sedikitpun. Sepertinya tidak salah jika Lisa sedikit berbagi cerita dengannya.

‘‘kau percaya cinta? Atau kau memiliki kekasih? Apa kau mencintai seseorang?’’ tanya Lisa.

‘‘oh jadi ini soal cinta, sudah kuduga.’’ ujar Lucas ‘‘Dulu aku punya kekasih, kami bersama cukup lama, tapi kami berpisah, karena kami sadar bahwa kami tidak saling mencintai. Untuk apa bersama jika tidak ada cinta? Nyaman saja tidak cukup, bukan? Meski banyak orang bilang bahwa cinta berawal dari rasa nyaman. Selama bersamanya aku merasa nyaman, tapi tidak dengan cinta. ’’

Rain (Hunlis Short Story')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang