(Un) finished 05 (ending)

1.4K 211 40
                                    

Ending gini biasanya sepi sih, hahahahh

Mata Lisa mengerjap, sekali, dua kali, tiga kali, hingga akhirnya terbuka sempurna, seiring dengan kesadarannya kembali dengan sepenuhnya.

Sesaat, Lisa terdiam, ia sangat sadar dengan apa yang terjadi semalam, hingga saat ini untuk pertama kalinya setelah enam tahun ia kembali bangun dalam dekapan laki-laki yang bertelanjang dada ini.

Bukan hanya bertelanjang dada, dibalik selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya, mereka sama-sama tidak lagi memakai sehelai benang pun.

Lisa masih dengan diamnya, memejamkan matanya, merasakan rasa pusing yang tiba-tiba menyerang, mungkin karena ia baru tidur satu jam sebelumnya dan kini kembali terbangun.

Perasaan aneh, kosong dan hampa, ditambah rasa bersalah yang teramat besar kini Lisa rasakan. Rasanya Lisa yang menyedihkan tidak lebih buruk dibanding Lisa yang murahan seperti sekarang, bagaimana tidak, laki-laki yang semalam ia izinkan menyentuh dirinya bukanlah laki-laki yang sama lagi dengan yang enam tahun lalu berstatus sebagai suaminya, laki-laki yang mendekapnya kini adalah calon suami dari wanita lain.

Lisa sangat benci sebuah pengkhianatan, berpikir Sean mengkhianatinya enam tahun lalu mampu membuat Lisa serasa ingin mati saja,  jadi bagaimana mungkin ia menorehkan luka yang sama pada wanita lain?

Mendadak, Lisa merasa benci pada dirinya.

Melepaskan diri dari dekapan Sean, Lisa bangkit dari ranjangnm, sedikit meringis karena rasa sakit dan tulang yang terasa remuk, ia memunguti pakaiannya di lantai, dengan tertatih berjalan ke arah kamar mandi, berniat untuk membersihkan diri.

Membersihkan semua yang tersisa.

--

Menggeliat, meraba-raba ranjang di sebelahnya, mata Sean mengerjap setelah menyadari ranjang itu kosong, kesadarannya seakan ditarik secara paksa untuk kembali.

Detak jantung Sean berpacu hebat, tantu saja bukan karena terkejut setelah mengingat apa yang terjadi semalam, karena ia mengingat bahkan merekam dengan jelas kejadian semalam di memorinya.

Membuat Sean tiba-tiba panik adalah karena bingung tidak mendapati Lisa di sana.

Kemana Lisa?

Kenapa ia ditinggal begitu saja setelah percintaan hebat mereka semalam?

Apa Lisa menyesal?

Tapi tidak lama berselang, Sean akhirnya bisa bernafas lega mendengar suara dari kamar mandi, pasti Lisa yang di sana, pikirnya.

Sean mendudukkan dirinya, bersandar pada kepala ranjang, lalu meraih ponselnya di atas nakas, disebelah ranjang. Jantungnya kembali berpacu melihat nama Rebecca tertera di sana, Rebecca menghubunginya berulang kali.

Untuk beberapa saat Sean lupa bahwa dirinya bukanlah Sean suami dari Alisa Tanusudhira, melainkan Sean yang merupakan calon suami Rebecca Sudjono.

Rasa sesak menyerang dada Sean seketika, bagaimana ini, bagaimana mungkin ia tidur bersama mantan istrinya ketika pernikahannya beberapa hari lagi, bagaimana ia akan menatap Rebecca setelah ini, bagaimana mungkin ia menyakiti perempuan sebaik itu.

Rebecca pasti menyusul Sean ke apartemen.

Membayangkan bagaimana bingungnya Rebecca semalam karena Sean tidak kembali ke apartemennya dan juga tidak dapat di hubungi, Sean sungguh sudah sangat keterlaluan.

Pukul tiga pagi, Sean rasa bukan jam yang tepat untuk menghubungi Rebecca kembali, lagipula ia belum memikirkan apa alasan yang akan ia beri pada wanita itu.

Rain (Hunlis Short Story')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang