The Secret 03

1.1K 178 151
                                    

Guys part ini panjang, kalau nggak rame sedih sih:)

----

Lisa yang berdiri di balkon, merasakan kini sebuah tangan melingkar hangat di pinggangnya, memeluknya dari belakang, bersamaan dengan deru nafas yang menyapa kulit lehernya.

"Jef sudah pulang?" tanyanya, karena tadi Sean dan Jefran memang ia tinggalkan ketika sedang asyik membicarakan sesuatu, pembicaraan laki-laki, tentu saja Lisa tidak ingin ikut serta.

"Sudah, baru saja" jawab Sean, sambil memberi kecupan-kecupan di leher Lisa.

"Sea sudah tidur?" sekarang Sean yang bertanya.

"Sudah" jawab Lisa "Sea tidur bersama Suzy"

"Sayang.." suara Sean terdengar berubah, seperti nada tidak suka.

Lisa yang masih Sean peluk dari belakang, sedikit memutar kepalanya, untuk melihat Sean di belakangnya.

"Sean, Suzy itu ibu Sea" jawab Lisa.

"Kau sungguh tidak masalah tentang itu sayang?" tanya Sean menunduk "aku hanya tidak ingin kau terluka"

"Kenapa aku harus terluka, aku tetap ibu Sea, Suzy hanya datang sementara, selamanya Sea tetap putri kita" jawabnya.

Sean memutar tubuh Lisa, berhadapan dengannya, ia tangkup wajah Lisa, lalu mengecup bibir Lisa sekilas "sayangku, kau memang malaikat" ujar Sean, menatap mata Lisa.

Kemudian Sean kembali mengecup bibir sang istri, bukan hanya kecupan, Sean mulai melumat, Lisa membalasnya, mereka saling berpagutan.

"Sayang, i want inside you" ungkap Sean, ketika melepaskan pagutannya.

Wajah Lisa memerah mendengar ucapan Sean, setelah bertahun-tahun menikah Lisa masih saja tersipu malu ketika mendengar ajakan bercinta dari suaminya, ia tidak menjawab dengan ucapan, Lisa hanya mengangguk.

Dengan semangat, Sean kembali memagut bibir Lisa, berciuman di balkon seakan membuat mereka lupa akan rasa dingin. Puas berciuman, tangan Sean mulai membantu Lisa melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh keduanya, dan ketika mereka sudah sama-sama tidak memakai apapun, Sean angkat tubuh Lisa, ia tuntun Lisa melingkarkan kakinya di punggung Lisa, lalu ia bawa Lisa ke dalam kamar dengan bibir yang kembali beradu.

Pintu balkon tertutup, lampu kamar mereka juga terlihat mati, yang tersisa hanyalah desahan dan erangan yang hanya dapat di dengar oleh mereka berdua.

----

Sean memandangi wajah Lisa baik-baik, senyum terukir di wajahnya menatap Lisa, Lisa adik kecil yang selalu ia jaga dulu sekarang adalah istrinya, rasanya itu adalah  hal terbaik dalam hidupnya.

Mendekat, Sean kembali mengecup sekilas bibir perempuan yang terlelap dalam dekapannya itu. Ia melirik jam, baru pukul setengah dua dini hari, mereka bercinta tidak terlalu lama, tapi sepertinya cukup untuk membuat tubuh Lisa remuk, buktinya ia telah tidur pulas karena kelelahan.

Dengan hati-hati, Sean melepaskan Lisa dari dekapannya, ia tidak ingin tentunya membuat Lisa terbangun.

Setelahnya, Sean bangkit dari ranjang mereka, lalu ia berjalan ke luar, ke arah balkon, memunguti pakaiannya dan Lisa yang tadi terlepas di sana. Masuk kembali, Sean kembali mengenakan pakaiannya.

Sean merasa kerongkongannya kering, sepertinya terus mendesah selama percintaan membuatnya kehausan. Sean melangkah keluar kamar, tujuannya adalah ke dapur untuk minum.

Sampai di dapur, Sean mengambil gelas, lalu membuka kulkas, menuangkan air dingin ke gelasnya.

Sean berbalik, sambil meminum air dari gelas itu, ia dibuat kaget dengan kehadiran seseorang di sana.

Rain (Hunlis Short Story')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang