20 comment or nothing!
Tapi kalau bisa 50 komentar part 2 langsung meluncur!---
Laki-laki bertubuh tegap berbalut jas hitam yang melekat sempurna di tubuhnya itu berjalan di belakang mengikuti wanita di depannya.
Wanita itu berjalan dengan kedua tangan yang penuh dengan paper bag berlogo brand ternama, belum lagi beberapa paper bag yang dibawa oleh laki-laki yang dari tadi mengikutinya.
Hampir setiap hari selalu dengan pola yang sama, belanja, pesta, bertemu teman-teman sosialitanya, apa saja yang penting berfoya-foya menghambur-hamburkan uang milik suaminya yang tidak akan pernah habis.
Dan setiap harinya juga laki-laki itu ikut bersama wanita yang tak lain adalah istri dari tuannya, ia ditugaskan untuk menjaga istri tuanya kemana saja ia pergi, simpelnya ia adalah seorang bodyguard.
Laki-laki itu terlihat canggung, ketika perempuan di depannya masuk ke toko pakaian dalam dari merek terkenal, perempuan itu berhenti tepat di depan sebuah manekin yang dipasangkan lingerie berwarna merah, sangat mencolok.
"Sean, apakah menurutmu ini bagus?"
Laki-laki yang dipanggil Sean itu menelan salivanya mendapatkan pertanyaan seperti itu.
"Sean, aku bertanya padamu!" Perempuan itu mengulangi "apakah ini cocok untukku?"
"I-iya, nyonya" jawab Sean, tidak mampu menutupi kegugupannya.
Bukannya apa-apa, bagaimanapun perempuan ini adalah nyonya nya, istri dari tuannya, Sean tidak ingin dianggap tidak sopan.
"Memang bagus, tapi tidak ada gunanya, Julian tetap akan lebih memilih tidur dengan jalangnya sekalipun aku memakai lingerie ini dan menggodanya"
Lagi-lagi Sean dibuat canggung karena ucapan nyonya nya, bersama dengan perempuan itu hampir sepanjang hari membuat Sean tau banyak tentangnya, termasuk tentang kondisi rumah tangga tuan dan nyonya nya.
Lalisa Emilia Contessa.
Dia seperti seorang dewi yang diturunkan ke bumi saking cantik dan seksinya ia, tubuh indah dan kulit yang putih bersih, laki-laki mana yang tidak menginginkan Lisa berada di bawah nya?
Mungkin pengecualian untuk Julian Draxler, suaminya, ia menyia-nyiakan mutiara seperti Lalisa dan lebih memilih mengumpulkan batu kali di luar sana untuk ia bawa ke ranjangnya.
"Sean, aku lapar, ayo kita makan!"
----
Mereka berdua kini berada di sebuah restoran terkenal, Lisa menikmati makanannya dengan tenang, sedangkan Sean berdiri di samping meja Lisa, bersiaga mendampingi sang nyonya.
"Sean" panggil Lisa.
"Iya, nyonya" jawab Sean
"Apa kau tidak lelah terus berdiri di sana?"
Sean tidak menjawab, lebih tepatnya bingung menjawab apa.
"Duduklah, Sean, bergabung di meja ini" tawar Lisa.
"Tapi, nyonya, saya...."
"Ini perintah!" Lisa menegaskan "aku ingin ditemani makan, bukan dijaga seperti itu, memangnya aku anak kecil harus dijaga" decih Lisa.
Mengikuti perintah sang nyonya, Sean bergabung, ikut duduk di meja yang sama, berhadapan dengan Lisa. Setelahnya Lisa tampak kembali memanggil pelayan di restoran itu, meminta Sean untuk memesan apa yang ia inginkan.
"Kedepannya kau harus selalu seperti ini jika aku mengajakmu makan, Sean, aku ingin terlihat normal" ucap Lisa pada Sean, di sela-sela menikmati makanannya "Julian sialan itu membuat hidupku aneh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain (Hunlis Short Story')
RomanceShort story Sehun dan Lisa Pokoknya book ini banyak hujannya, alias menye-menye, jadi kalau nggak suka menjauh ya!!