Love and Lose 1

2.9K 182 1
                                    

"selamat siang pak Sean, ada yang bisa yang bantu?"

Laki-laki itu terlihat memperhatikan perempuan yang berdiri di depannya, memperhatikan dari atas sampai bawah.

"Kemarilah!" Perintah laki-laki bernama Sean itu, sambil mengulurkan tangannya.

Perempuan itu mengikuti perintah Sean, ia berdiri tepat di depan Sean yang kini mendongak menatapnya karena posisi Sean yang sedang duduk. Tangan Sean beralih, menahan pinggang perempuan cantik itu.

"Pukul berapa meeting dimulai?"

"Pukul sepuluh, pak"

"Jadi kita masih punya waktu?" Sean mengangkat sebelah alisnya, ia tersenyum nakal.

"Sekitar satu jam lagi"

"Bagus" ujar Sean, ia langsung berdiri.

Wajahnya dan perempuan itu kini saling berhadapan,   tubuh tingginya melingkup tubuh kecil itu. Perempuan cantik itu melingkarkan tangannya di leher Sean, ia kini mendongak menatap Sean, karena dengan posisi berdiri ini Sean jauh lebih tinggi.

"Aku merindukanmu" bisik Sean "merindukan desahan mu, merindukan tubuh telanjang mu yang tidak berdaya di bawahku.

Dirty talk itu terdengar sangat lancar keluar dari mulut Sean.

"Kau kan punya istri, telanjangi saja dia!"

"Tubuhmu jauh lebih indah dibanding dia"

"Itu terdengar jahat, pak Sean!"

Sean mengecup bibir perempuan itu "Mulut ini harus aku hukum" tuturnya "sudah berapa kali ku katakan, jangan panggil 'pak' ketika kita berdua saja"

"Aku sekretaris mu, pak Sean!"

"Sekretaris yang membuka pahanya lebar-lebar untukku?"

"Sialan"

Sean langsung menyambar bibir perempuan itu setelah umpatan itu keluar. Ia melumat, meloloskan lidahnya masuk. Mereka sudah berperang lidah sekarang.

Menyudahi ciuman mereka, Sean kini beralih mengabsen leher perempuan dengan name tag Alisa Renata itu. Sean menghisap, meninggalkan tanda kepemilikan disana, dengan satu tangannya yang juga tidak tinggal diam, meremas dada Lisa.

Sean memang hilang akal kalau sudah begini, bagaimana bisa ia meninggalkan tanda padahal satu jam lagi mereka ada meeting, kalau sudah begini Lisa hanya bisa pasrah, dan sebisa mungkin menutupinya nanti.

Selesai bermain-main dengan leher dan payudara Lisa, Sean kini menghentikannya, ia menatap Lisa sebentar, sebelum akhirnya berjongkok di depan perempuan itu. Sean menyingkap rok Lisa, mencoba bermain di bawah sana.

"Aaahhhh"

Lisa mendesah, kakinya terasa melemas, ia tidak kuat menahannya karena jelas ini terlalu nikmat. Tangan Lisa menekan kepala Sean agar lidah pria itu masuk lebih dalam miliknya. Tak lama setelahnya, keduanya pahanya menegang dan bergetar, ia berhasil mendapatkan orgasmenya.

Bersaman dengan itu, Lisa tidak bisa menahan desahannya meski telah berusaha, dan suara desahannya terdengar sangat merdu di telinga Sean.

Setelah selesai membersihkan sisa orgasme Lisa dengan tisu, Sean membawa Lisa duduk di pangkuannya.

Seakan suka sekali posisi ini, karena dengan posisi ini maka miliknya akan berhadapan langsung dengan milik Lisa, meski masih berlapis kain.

"Kau sangat cantik, rasanya aku ingin meniduri mu sepanjang waktu" puji Sean menatap keindahan wanitanya.

Lisa mengecup bibir Sean "kau memang meniduri ku hampir setiap hari jika kau lupa"

"Bahkan kau melupakan istrimu dan selalu datang padaku" sambung Lisa.

Rain (Hunlis Short Story')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang