Setelah lulus kuliah, aku benar - benar melanjutkan sekolah ke USA.
Tidak begitu buruk--
Aku masih bisa beradaptasi disana, lagipula banyak wanita - wanita cantik juga yang membawa gairah untukku.
Tapi, disinilah keadaan dimana aku semakin brutal, hidup liar tanpa arah dan tersesat.
Aku semakin banyak menghabiskan waktu di club daripada dikampus, mabuk - mabukkan, berjudi, menghamburkan uang untuk para wanitaku dan membuat keributan
Hidupku kacau dan berantakan.
Hingga ada satu orang.
Dia berani mendekatiku bahkan merangkulku saat aku sedang mabuk dan mengantarkanku ke kamar apartemen.
Becca, dia perempuan baik. Tinggal di kamar atas di apartemenku. Yang aku tahu tentangnya bahwa dia juga satu kampus denganku. Namun aku sama sekali belum pernah melihatnya disana.
Dia seperti mengenalku sejak lama, karena perlakuannya yang tak segan - segan padaku.
Becca selalu menjadi orang pertama yang melihatku sudah ambruk di depan pintu lift lantai kamarku dan membopongku untuk masuk ke kamar.
Ini baru pertama kalinya--
Demi Tuhan!! Jantungku berdegup lebih cepat ketika ada Becca disampingku.
Entah perasaan apa yang merasuki tubuhku, yang pasti aku akan sangat salah tingkah didepan Becca.
Selang waktu beberapa bulan, kini aku mengetahui, namanya Rebecca Hudson.
Tidak banyak percakapan antara kami, karena memang belum saling kenal. Aku yang notabene nya penggila wanita dan berani bersikap brutal pada wanita - wanita lain menjadi pendiam didepan Rebecca.
Melihat Becca, seperti ada perasaan ingin menjaganya dari lelaki yang tidak pantas untuknya. Aku tidak mau melihat Becca terluka karena lelaki bejat.
***
Setelahnya kupaksakan diriku untuk masuk kuliah hanya karena ingin melihat Becca.
Tapi, ketika kuliah berakhir aku tidak menemukannya. Hingga aku punya satu kesempatan lagi untuk mencarinya--
di Perpustakaan.
Benar saja! Becca disana sedang membaca sebuah buku dan kacamata bertengger di hidungnya.
Oh. melihatnya saja sudah membuat detak jantungku tak karuan.
Melihat dari kejauhan, Becca sepertinya sedang serius. Entah buku apa yang sedang ia baca tapi memang seperti sedang mengerjakan sesuatu.
Lalu, kuberanikan diriku mendekatinya. Sambil berpura - pura membawa buku dari perpustakaan itu dan duduk disebelahnya.
Tidak kusangka, Becca melihat kearahku dan tersenyum, membuatku secara otomatis membalas senyumannya.
"Bara Andreaz?" Ucap Becca seraya matanya tak luput dari pandangan kearah buku yang sedang dibacanya.
Aku hanya kaget, karena Becca secara jelas menyebutkan namaku, yang mana aku belum memperkenalkan diri dengan benar dihadapannya--
"I-Iya?" Aduhh aku tidak tahu harus jawab apa. Itu terdengar jawaban yang kikuk, bukan?
"Aku baru melihatmu di Perpustakaan. Apa yang kau cari, huh?" balasnya seperti itu.
Aku memutar pikiran untuk mencari alasan yang tepat.
Karena alasan sebenarnya hanya berniat duduk disamping Becca saja bukan untuk membaca buku apalagi belajar.
"O-Oh ini aku sedang membaca buku 'Cara Membantu Proses Persalinan Binatang'."
Tunggu! Apa??!! Bodoh!
Kenapa buku ini ada ditanganku.Bodoh! Bodoh! Sialan. Buku yang kuambil di rak tadi adalah buku - buku tentang persalinan hewan.
Ahh-- Becca hanya cekikikan, aku tahu dia menahan tawa lebarnya. Aku malu, Sungguh! Ingin menghilang saja.
"Buku yang bagus" Jawab Becca singkat dengan kekehannya.
Begitulah kedekatanku dengan Becca yang terus berlanjut. Ia wanita yang membuatku semangat kuliah.
Teman - teman di clubku sampai mengabariku dan menanyakan kenapa aku sudah jarang pergi kesana lagi.
Ya alasanku hanya ingin terus berdekatan dengan Becca.
Suka? Oh tentu tidak.
Ini mungkin hanya perasaan seseorang yang akhirnya memiliki teman wanita selama masa hidupnya.
Becca sangat pengertian dari hari ke hari, dari yang ia mengirimiku pesan.
Ini pertama kalinya aku menyimpan kontak wanita diponselku, selain Ibu.Hingga Becca yang mengajariku mata kuliah yang sempat tertinggal.
***
Kami semakin dekat satu sama lain, Becca selalu mengantarkan makanan ke kamarku sekalian aku cari - cari bahan obrolan saja dengan Becca.
Jujur memang sudah berapa puluh wanita yang aku bawa ke apartemenku tapi Becca membuatku tidak berani menyentuhnya.
Hingga pada saat ulang tahunku, Becca lah yang menjadi orang pertama membawakan kue padaku.
Kami juga suka menonton film bersama.
Tapi Catat!
Tidak ada hubungan spesial antara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORN TO BE BAD
Cerita PendekKutuangkan sedikit kenangan yang ada dibenak kedalam tulisan. Bukan maksud untuk membual, tapi ini berdasarkan perasaan yang sudah lama terpendam. Kepada siapa lagi aku bisa bercerita, kalau bukan dengan kamu. IYA KAMU. Maukah kamu menyimpannya? Sa...