13 / Anak baik

13 2 0
                                    

Selang 1 minggu setelah kematian Becca, aku susah payah mengurus Darla Hudson Andreaz.

Anakku, buah cintaku dengan Rebecca Hudson yang meninggal karena sebuah penyakit yang dideritanya dan disebabkan olehku.

Dokter yang menanganinya memutuskan untuk melakukan operasi sesar untuk mengeluarkan bayi yang ada dirahim Becca, agar presentase penyakit yang tertularnya kecil.

Aku kala itu tidak tahu harus senang atau sedih. Perasaanku sudah bercampur aduk.

Tuhan memberikan ku hadiah spesial tapi ada pengorbanan dibaliknya.

Semua ini bukankah teori Take and Gift? Memberikan sesuatu untuk dapat sesuatu yang lain.

Tapi, sungguh! Bukannya aku benci pada anakku.

Namun, tatkala aku melihat wajah mungilnya itu selalu saja ada bayang – bayang Becca disana. Seperti menyampaikan pesan ‘Ingatlah aku selamanya’

Iya Becca, aku akan mengingatmu, selamanya.

Hanya saja, bukan ingatan manis yang selalu terbayang. Tapi rasa bersalahku padamu.

Aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Semua sudah terlambat untuk memperbaikinya.

Kini, aku menjadi single father

Setiap hari aku mengurus Darla sendirian, dari mulai memberinya susu formula, menggendongnya, menina-bobokannya.

Anakku sungguh baik, entah dia mengerti keadaan Ayahnya kini atau memang itu berasal dari sifat Ibunya.

Tapi, memang benar Darla tidak sering rewel saat malam. Ia lebih tenang dan tidak menyulitkanku.

Kala itu aku masih mengerjakan tesis akhirku. Iya, memang belum selesai.

Banyak halangan yang terjadi dalam kehidupanku hingga aku sedikit mengabaikan tesisku itu. Teman – teman kelasku yang lain memang sudah lulus. Hanya aku dan Becca yang tertinggal.

Hanya saja Becca… dia tidak bisa melanjutkannya.

Ah Sudahlah!

Yang pasti, kini aku ingin fokus dulu pada Darla. Aku sengaja pindah ketempat orang tuaku hanya agar Putriku aman dan tidak merasa sendirian. Dan setidaknya ada orang yang membantuku untuk mengurusnya.

***

1 Tahun lamanya sudah berlalu, Darla tumbuh menjadi gadis yang lucu dan periang. Ia memiliki banyak teman sekarang. Terlihat banyak anak – anak tetangga yang mendatangi rumah orang tuaku hanya karena ingin bermain dengan Darla

Syukurlah Darla tumbuh dengan banyak teman disekitarnya. Tidak sepertiku yang seorang penyendiri dan tidak banyak teman.

Dan aku juga sudah menyelesaikan tesisku, sidangku lancar dan aku akan di wisuda dalam waktu dekat.

Tak kalah sumringahnya Darla pun ikut merayakan kelulusanku meskipun ia tidak tahu apa artinya.

Katanya dia ingin ikut melihat ayah yang memakai topi aneh itu. Haha. Mungkin yang dimaksudnya adalah topi toga.

***

Oke! Hari wisuda sudah tiba. Aku dan mahasiswa lain yang akan diwisuda pun sudah bersiap dibangku masing – masing untuk dipanggil menuju panggung untuk pemindahan tali toga dan menyerahan dokumen – dokumen kelulusan serta pemberian ucapan selamat.

Tapi, sebelum itu dimulai aku melihat kiri – kanan, mengedarkan penglihatanku ke segala arah. Tapi tidak menemukan kedua orang tuaku dan Darla disana.

Kupikir mereka belum datang. Jadi kuputuskan untuk menunggunya beberapa menit lalu mencarinya lagi.

Dan benar saja! Selang 10 menit, aku kembali mengedarkan pandangan dan kudapati Ayah dan Ibuku juga Darla disana.

Darla--- dia sangat imut dengan gaun itu. Gaun biru ala princess dengan mahkota diatasnya. Lucu sekali anakku. Inginku menghampirinya dan menciumi nya. Gemas!

Ohya, nanti akan kuberi tahu foto Darla diakhir ya. Jikalau kalian penasaran mengenai putri kecilku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BORN TO BE BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang