Narcistict lady

385 18 0
                                    


Suara gesekan biola mengalun indah memecah keheningan. Di Aula besar itu, orang-orang sangat fokus mendengar kan bait-bait nada lembut yang dihasilkan dari alat musik gesek yang dimainkan oleh Seorang gadis.

Gadis cantik dengan Surai coklat bergelombang itu mengakhiri permainan violinnya. Orang-orang bertepuk tangan memberikan apresiasi atas kepiawaiannya bermain musik. Gadis itu tersenyum indah sambil membungkuk sopan. melangkah dengan anggun kebelakang panggung.

"Hoho, memang tak diragukan lagi, penampilanku memang selalu sempurna."

*****
Namaku Ryuna. Ryuna Rayneshia, anak satu-satunya dari pemilik perusahaan Raylectric Corp, Gilbert Rayneshia.

Ini bukan pertama kalinya aku menampilkan bakatku dalam bermain Violin. aku merupakan musisi muda jenius yang sudah sering malang melintang di dunia permusikan. sudah berpuluh-puluh kali aku memenangkan berbagai kompetisi Violin. maklum saja, bakatku ini memang sangat istimewa.
aku menggeleng kecil. sudut bibirku terangkat sempurna.

tidak hanya berbakat, aku ini juga cantik, imut dan menggemaskan. huh mengapa ada makhluk sesempurna diriku ini?! sudah kaya, berbakat, pintar, cantik,.....

" apa lagi ya?!"

aku tersenyum semakin lebar.

" yah, memang aku ini wanita sempurna"

oh, karena aku sudah berdandan cantik maksimal seprti ini, aku akan berfoto dan memamerkannya ke SOS.

cekrek!

aku melihat layar ponselku yang menampilkan diriku yang sedang tersenyum dengan mata menyipit.

" hmmm, disini aku memang imut. tetapi, mengapa terasa ada yang kurang?!."

" hmm, sepertinya memang ada yang kurang dari penampilan nona."

senyumku memudar saat melihat seorang lelaki yang menatapku dengan pandangan menilai. wajah sok- seriusnya terlihat sangat menyebalkan menurutku.

" apa?" Balasku sok ketus sambil berjalan kearahnya.

aku merasakan sesuatu menyentuh kepalaku. aku mendongak, mendapati tangan lelaki ini sedang sibuk memasang sesuatu disana.

"Sekarang lebih baik." Dia tersenyum lebar.

cih, lihat senyumnya itu. dasar lelaki tukang tebar pesona. dia ini selalu tersenyum lebar seperti ini didepanku. kata bibi ein, pekerja dirumahku. itu tandanya dia sedang tebar pesona.

" apa ini?!" aku berusaha meraba-raba kepalaku, tetapi tanganku ditahan olehnya.

" ini hadiah."

mataku membulat saat tiba-tiba ia menipiskan jarak diantara kami. aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang mengelitik telingaku.

"selamat ulang tahun, Ryuna." bisiknya dengan suara yang berat.

mataku kembali membola. si tidak sopan ini!!

" panggil aku Nona!" perintahku sambil berteriak yang dibalas dengan cengiran lebarnya.

tunggu, biar ku perkenalkan siapa orang ini. lelaki dengan setelan jas di depanku ini adalah seorang pelayan, asisten, bodyguard, pokoknya manusia multi fungsi yang dipekerjakan ayah untukku.

Namanya Allen, Allen Radars. lelaki dengan tinggi menjulang dan berparas-ekhem-Tampan ini sudah menemaniku sejak usiaku 10 tahun. Karena jarak usia kami yang hanya terpaut setahun, terkadang Allen suka sekali bersikap santai dan tak menganggap ku sebagai nonanya. Hal itu bisa dilihat sendiri dari betapa kurang ajarnya sikapnya ini kepadaku.

My Butler, AllenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang