Tentang Kita (1)

1.7K 197 3
                                    

Jangan lupa vomant!

***

Sekarang udah jam dua sore, Kai masih dirumah Jimin. Sedaritadi Jimin udah ngusir Kai karena sebentar lagi Mama, Papa-nya pulang dari luar negri. Kalau sampai ketauan dia party sampe mabok-mabokan gini bisa-bisa uang jajannya dikuras abis sama Papanya.

" Semok~ pulang gak lo! Bentar lagi Nyokap Bokap gue dateng." Kai manyun, " Lo jahat banget sama gue sih bantet! Gue lagi gak mau balik, gue nginep aja disini, ya?"

Kai natep Jimin memohon. Jimin tetep pada pendiriannya, " Kalau lo masih disini, gue telpon Mama lo sekarang, mau?"

" Telpon lah! Gue gak takut." Kai ngelipet tangan didada sambil ngeliatan Jimin yang masih mikir gimana caranya ngusir ini anak.

" Ah! Gue tau, gue telpon Sehun aja."

Seketika bulu kuduk Kai berdiri, Kai langsung gelagapan waktu Jimin ngambil Handphonenya yang ada dikantong celana dan ngangkat Handphone-nya ke telinga.

Sambungan berbunyi, jantung Kai semakin berdetak kencang.

" STOP! Iya gue pulang. Lo ngeselin banget, sumpah! Gue doain supaya karma dateng ke lo!"

Kai bangkit dari duduknya, sedangkan Jimin ngeliat Kai penuh kemenangan.

***

Sekarang Kai gak tau arah tujuannya. Dia males pulang. Mana uangnya cuman 10rb dikantong. Perutnya udah ngeraung-raung minta makan. Terpaksa, dia harus ngeluarin uang 10rb-nya.

" Sendiri aja, neng?"

Dua preman keluar dari semak-semak untuk ngejegat Kai. Kai kaget dan reflek ngumpat kata-kata kasar kemereka dua.

" Eitt.. cantik-cantik kok galak. Main yuk sama abang." Tawar cowok bertato nyoel dagu Kai.

Akhirnya, si abang-abang itu langsung ditatap garang sama Kai, " Mata lo burik ya?! Mending lo pergi sana, gak guna lo pada!"

" Lagi PMS yah, neng? Yah.. sayang deh gak bisa nyicipin, eneng."

Kai udah gak bisa nahan emosinya, dia ngelepas kedua sepatunya dan langsung kena muka mereka berdua.

" Macem-macem lo sama gue? Gue matiin lo pada disini."

Kata-kata tajem Kai buat mereka dua bergidik. Mereka langsung pergi begitu aja sambil bawa kedua sepatu mahal Kai.

" Eh! Sepatu gue!!"

Kai ngusap wajahnya kasar, untung aja dia galak. Kalau dia lembek, pasti bisa diapa-apain anak peraw--perjaka bunda Kai.

" Sendiri aja, neng?"

Tadinya Kai mau mukul itu orang, tapi setelah dia balik badan. Tibuhnya seketika gak bisa bergerak sama sekali.

" Udah lama gak ketemu Kim Kai."

Senyum itu.

Kai menggelengkan kepalanya. Jujur, dia kangen sama seseorang yang didepannya, tapi dia udah janji kalau gak boleh jatuh dari pesona orang ini lagi.

" Kai? Kenapa bengong aja? Lo sendirian?" Kai gak ngejawab pertanyaan Sehun satu pun. Dia bingung.

" Yaudah deh kalau gak mau kasih tau." Sehun pura-pura malingin muka dia.

" E-eh, i-iya aku sen-dirian."

Kai gak mau natep matanya lagi, kalau dia natep mata Sehun lebih dalam, bisa-bisa pertahanannya runtuh gitu aja.

" Kebetulan, gue lagi sendirian dan juga pengen jalan keluar. Gimana kalau kita jalan berdua?"

Kai gigit bibir penuhnya. Gimana? Dia harus nolak atau nggak?

" Gue gak maksain lo kok."

Kai reflek ngegeleng, setelah itu dia ngebelakin matanya sendiri. Apa dia barusan nerima ajakan Sehun?

" Yes! Let's go!"

Sehun ngegenggam tangan yang pas ditangannya itu tanpa ngeliat Kai yang mukanya udah merah, semerah tomat.

' Gimana mau lupain? Kalau gue aja masih lemah sama perasaan ini.' Mata Kai udah siap netesin air mata, tapi sebelumnya dia ngusap kasar kedua matanya.

" S-sehun, ada sesuatu yang pengen aku omongin." Dengan penuh tekat, Kai akhirnya bales tatapan Sehun.

" Tentang apa?"

Kai gigit bibirnya sampai tanpa sadar sedikit darah segar menetes disela bibirnya.

" Tentang... Hubungan kita."

***

KhilaforNagih? - KIMKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang