First time

257 13 2
                                    

11 years ago;
"Mochiii!!! " Teriak gadis berusia 5 tahun sambil terisak duduk di rerumputan belakang rumahnya. Dengan tergesa-gesa seorang bocah berusia 6 tahun menuruni setiap jengkal anak tangga dari sebuah rumah pohon, lalu menghampiri gadis yang tengah menggendong seekor anak kucing
"Ada apa Choco? Kenapa kamu nangis? Kamu gak papa? "
"Mochi... Kaki Candy luka"jawab gadis tersebut sambil menunjuk ke arah kaki anak kucing yang terluka
" Aku kira apa, bikin khawatir aja deh.  Yaudah kita obatin dirumah pohon, ayo! "

Si bocah langsung bergegas naik ke atas-rumah pohon. Sampai di atas si bocah mengambil kucing dari tangan sang gadis yang berada di pertengahan anak tangga. Setelah kucing tersebut berpindah tangan,sang gadis kembali menaiki anak tangga lalu masuk ke dalam rumah pohon.

Setelah berada di dalam,sang gadis menghampiri si bocah yang tengah membalurkan obat luka pada kaki anak kucing. Sang gadis kembali menangis saat melihat anak kucing yang bergerak gerak selah tak kuasa menahan rasa sakit.
"Kamu nangis lagi... "
"Aku gak tega liat Candy gerak gerak gitu... Pasti sakit kan? Kamu sih ngobatinnya gitu, pelan pelan... Nanti kalau dia nangis gimana....? " Isak Sang gadis.

"Iya ini udah pelan pelan kok. Lagian yang luka aja gak nangis, kamu yang gak luka nangisnya kenceng banget, gak usah cengeng deh" Celoteh si bocah sembari merekatkan perban pada kaki anak kucing. Sementara Sang gadis terdiam mendengar teguran si bocah meski masih sedikit sesegukan.

"Tuh udah selesai diobatin nya, puas?"
Tanpa menghiraukan ucapan si bocah, Sang gadis langsung menggendong anak kucing tersebut dan membawanya turun dari rumah pohon. Sementara si bocah berdecak melihat tingkah Sang gadis.
"Gak tau terima kasih"
-
-
-
2019;
"Quen cepetan! " Teriak remaja enam belas tahun-Friska didepan sebuah rumah.

"Iya sabar! "Keluar seorang gadis sebaya-Quenby dari dalam rumah sembari menguncir rambut panjangnya.

"Lama banget sih lo"
"Sabar ngapa, orang tadi gue lagi make kaos kaki juga ama sepatu. Ntar kalo kaos kaki gue sobek gimana? "
"Udah gak usah ngebahas kaos kaki ntar telat"

"Iya iya,bawel lu"
"Bawel?! Hellooooo lo gak liat ini udah jam berapa? "
"Baru jam setengah tujuh, emang kenapa? Ntar telat ntar telat. Lo pikir jam segini gerbang udah buka?"Timpal Quenby sembari naik ke jok motor Bebek Friska.

" A-apa? Jam setengah tujuh? Lo salah kali, orang jam tangan gue aja nunjukin angka tujuh lewat juga"
"Jam tangan lo yang tolol, jam tujuh lewat apaan"
"Aah bodo amat, kita liat aja ntar siapa yang salah"
"Wookeh, yang salah harus traktir bakso jumbo"
"Wookeh siapa takut"

Friska kemudian menyalakan motornya lalu memacunya dengan kecepatan tinggi.

****
  Ditengah perjalanan,kandung kemih Quenby seakan ingin meledak dikarenakan dirinya yang takut jika menaiki motor dengan kecepatan tinggi.

"WOY PELAN PELAN NGAPA,GUE MAU NGOMPOL NIH!"
"LO TAHAN DULU,KALO PELAN PELAN NTAR TELAT"balas Friska
"AH ELAH KUTU GUE IKUT TERBANG NIH"
"HAHAHA SEJAK KAPAN LO PUNYA KUTU?"
"AWUK AH,ETDAH PELAN PELAN NGAPA"

Kecepatan tinggi membuat motor serta orang orangnya tiba di depan sekolah hanya dalam waktu lima menit.

Friska menghentikan motornya didepan gerbang sekolah tanpa menyadari sesuatu. Sementara Quenby turun dari motor dan mencoba mengontrol detak jantungnya.

Friska tertawa puas melihat ekspresi Quenby.
"Dasar cemen, gitu aja takut"
"B*ngsat lo! "
"Hahaha, eh btw serius lo punya kutu? "
"Iya gitu? Tiap hari gue keramas kale"
"Oh ya...?"
"Awuk! Eh bentar,haha gue menang!"
Sorak Quenby sambil goyang itik.
"Apaan sih lo,gak waras ya? "
"Noh liat belakang lo"
Friska refleks mematung saat mendapati gerbang sekolah masih digembok.

Satu Hal Yang Tak BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang