Sebuah ruang sempit gelap,penuh debu dan pengap. Itulah yang dilihat pertama kali oleh seorang gadis saat matanya mulai terbuka.
Sesaat kemudian ia buru buru mencek sesuatu. Aman,tubuhnya masih dibalut pakaian lengkap.
Namun, setelahnya ia baru menyadari tangannya yang terikat pada tiang di dalam ruang tersebut.
Tangannya berusaha untuk melepaskan ikatan tersebut namun apa daya,hal itu justru membuat tangannya tergesek gesek yang menimbulkan rasa perih.
Ingin berteriak namun mulutnya pun tertutup oleh lakban.
Keringat terus mengucur lantaran ruang tersebut sempit dan pengap.
Tak ada pendingin ruangan atau kipas angin bahkan sekedar ventilasi udara pun tak ada.
Air matanya merembes tak tau harus berbuat apa. Tubuhnya bergetar hebat takut akan hal hal yang mungkin akan terjadi nantinya
"Quenby!"
Pintu ruang tersebut terbuka menampakkan seorang pria yang ia kenal.
Rasa lega langsung menyeruak didalam lubuk hatinya.
"Hmmmpp"Quenby berusaha memanggil nama pria tersebut
Pria tersebut mendekat lalu
melepas lakban yang menutupi mulutnya."Jeno!"ucap Quenby hendak memeluk Jeno namun tak bisa karena tangannya yang masih terikat
"Lo gak papa kan?"tanya Jeno mengusap air mata Quenby.
"Jeno gue takut"ucap Quenby ditengah isak tangisnya.
"Lo takut?"tanya Jeno
"Iya"ucap Quenby kembali terisak
"Oh"ucap Jeno lalu mengambil rokok dari dalam sakunya. Lalu setelahnya ia merokok ria tanpa menghiraukan tangan Quenby yang masih terikat.
Melihat hal itu tentu Quenby merasa heran.
"Lo kenapa diem aja? Lepasin ikatannya"ucap Quenby masih sedikit sesegukan
Dan bukannya menjawab pertanyaan Quenby yang barusan,Jeno justru menjawab pernyataan Quenby yang tadi
"Itu sepadan"ucap Jeno
Quenby mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Jeno
"Gue lebih takut Quen"ucap Jeno lalu berdiri dan memainkan sesuatu di dalam saku celananya
Quenby semakin mengerutkan keningnya karena semakin bingung.
"Gue takut kehilangan Lo"ucap Jeno lalu menghela nafas
"Lo masih gak ngerti?"
"Maksud Lo apa?"ucap Quenby masih sedikit gemetar
"Aku yang nyulik kamu sayang" ucap Jeno lalu mendekati Quenby dan mengelus bibir merah Quenby yang tampak menggoda
"Apa?!"kaget Quenby
"Iya sayang"ucap Jeno diam sesaat masih mengelus bibir Quenby yang sangat ingin ia lumat
"Aku pengen kamu lihat seberapa sayangnya aku sama kamu,seberapa gak relanya aku saat liat kamu sama orang lain. Aku pengen buktiin sama kamu kalo aku gak bakal biarin seseorang deketin kamu walau sekedar teman"lanjut Jeno terus mengelus bibir Quenby yang semakin memerah karena terus digigit
"Jeno...."ucap Quenby semakin bergetar ketakutan
"Kalo kamu aja nolak aku yang notabene penguasa sekolah,berarti gak ada siapapun yang boleh deketin kamu,dan kamu juga harus nolak mereka,sayang"ucap Jeno beralih mencengkram dagu Quenby.
![](https://img.wattpad.com/cover/196792547-288-k867579.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hal Yang Tak Berubah
Teen Fiction"Daaah nenek,udah budek buta lagi hahahaha"pamit sang pemilik mobil dengan sangat ramah. "Waah,DASAR ANJ*NG LO,AWAS YA KALO KETEMU GUE BIKIN DANGING CINCANG LO,GUE KASIH NTAR KE BUAYA!!"Teriak Quenby pada sang pemilik mobil. QALESYA QUENBY AURESTELL...