JANJI

35 3 0
                                        

Mochi
           🖤
                Choco

"Itu dibaca apa?"tanya gadis yang tampak manis menggunakan bando pita di atas kepala serta rambut yang diikat dua.

"Mochi love Choco"ucap bocah yang tengah mengukir nama di batang pohon yang merambat masuk ke dalam rumah pohon.

"Beneran? Kamu gak bohong? Emangnya kamu udah bisa baca?,kata kamu tahun depan baru masuk sekolah"rentetan pertanyaan polos tersebut membuat sang bocah berhenti mengukir lalu tersenyum dan mencubit pelan pipi chubby sang gadis

"Itu buat sekolah SD,aku udah  sekolah TK tinggal nunggu lulus habis itu masuk SD. Tahun depan"ucap Mochi menyelesaikan ukiran yang belum sepenuhnya jadi

"Tapi lop itu apa artinya?"tanya choco terus memandangi ukiran yang telah selesai Mochi buat

"Love itu artinya cinta"

"Jadi maksudnya mochi cinta sama choco?"ucap choco beralih menatap mochi

"Iya"jawab mochi santai

"Iih kayak orang tua aja pake cinta cintaan"

"Kan mochi emang cinta sama choco. Kata mama cinta itu gak cuman kayak orang dewasa, tapi kita bisa cinta juga tapi dalam artian mochi sayang sama choco karena choco baik sama mochi"ucap mochi terdengar terlalu bijak untuk ukuran bocah sepertinya dan choco

"Ooh"ucap choco sedikit paham ‘sedikit’

Lelah terus menatap mochi yang terus berusaha memperindah ukirannya, Choco memilih merebahkan kepalanya pada paha Mochi menghadap langsung ke arah wajah Mochi yang tampak berkeringat

"Udah jadi"ucap Mochi tampak puas dengan hasil karyanya.

"Wow"ucap Choco lemah terdengar tak tertarik

"Gimana bagus gak?"tanya Mochi menatap wajah Choco di pahanya

"Gak"ucap Choco singkat padat jelas

"Kenapa jawabnya gitu?"ucap Mochi mengerucutkan bibirnya.

"Emang gak bagus,tulisan kamu jelek kayak ceker ayam yang sering aku makan pas lagi hujan"

"Wajar. Aku kan masih kecil"

"Aku gak peduli"ucap Choco tanpa minat

"Terserah kamu"ucap Mochi menekan hidung Choco hingga tampak seperti hidung babi(ngerti kan maksudnya,bukannya umpatan yah)

"Sakit Mochi...."ucap Choco kesal sembari mengelus hidungnya

Mochi hanya menampakkan deretan giginya

Choco bangun dari paha Mochi untuk mengambil dot berisi susu cokelat yang berada di meja tempat menaruh berbagai benda lalu menyedotnya

"Choco"panggil Mochi yang bersandar pada batang pohon yang ia ukir.

"Apa?"ucap Choco menoleh ke belakang

"Kamu mau gak janji sama aku?"

"Janji apa?"tanya Choco lalu kembali menyedot dotnya

"Kamu jagain semua ini selama aku pergi?"

Pupil gadis itu tampak membesar

"Kamu mau pergi?"

"Iya,tapi kata mama cuma sebentar kok,nanti balik lagi. Jadi kamu harus janji bakal jagain semua ini sampai aku balik lagi kesini dan kita main bareng lagi. Dan kamu juga harus janji bakal tunggu aku"

"Iya,tapi kamu janji cuma sebentar kan?"tanya Choco dengan suara mulai serak

"Iya. Dan satu lagi,semua benda benda ini harus kamu bersihin terus ya biar gak jelek. Dan ukiran ini kamu ukir terus biar gak hilang. Kata mama kalau kita ukir sesuatu di pohon nanti bakal hilang karena ditutupi daging yang baru. Jadi biar gak hilang kamu ukir terus ya"

Bukannya menjawab gadis itu justru menghambur ke pelukan Mochi sambil menangis kencang

"Hiks hiks hiks, Choco gak mau Mochi pergi,nanti siapa yang nemenin Choco main? Choco gak punya siapa siapa. Choco belum lama ketemu Mochi tapi kenapa Mochi mau pergi lagi?"ucap Choco terisak dan tangisannya semakin kencang saat Moci berucap

"Tapi kan Mochi cuman pergi sebentar dan Choco juga bisa main sama Candy kalau Mochi gak ada"ucap Mochi mengelus Surai hitam Choco sambil menunjuk ke arah kucing yang tengah meringkuk tertidur di dalam kardus berisi aneka mainan berbau kerajaan

"Janji ya cuma sebentar"ucap Choco masih terisak"

"Iya,tapi janji juga bakal tunggu Mochi ya"ucap Mochi mengusap pipi gembul gadisnya yang tampak basah lalu mengacungkan jari kelingking

"Janji"ucap Choco menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Mochi

Dan sebulir air mata jatuh mengiringi mimpi berulang yang menemani malam Quenby setiap tahunnya

—malam dimana Mochi pergi

Pendek↓

Biarin 😛

Satu Hal Yang Tak BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang